Atlesta Bicara Citra dan Rumor Dalam Media Sosial
Solois electropop asal Malang, Atlesta Merilis singel dan video musik terbaru “Living The Rumour” sebagai pembuka diskografinya di 2019. Sebelumnya Atlesta menutup 2018 dengan singel “Pesona” yang dirilis bulan Desember 2018 kemarin setelah sebelumnya merilis album penuh ketiga, Gestures di 2017.
Sesuai judulnya, lagu “Living the Rumour” membawa tema tentang hidup dalam terpaan rumor. Dalam lagu ini, Atlesta menghadirkan narator yang bercerita tentang bagaimana orang – orang yang mempercayai “citra” atau “gambaran” tentang seseorang dalam persepsi mereka sendiri.
Pada titik tertentu, citra tersebut bisa saja sangat berbeda dan benar-benar mengaburkan fakta-fakta yang sebenarnya tentang individu tersebut. “memang ada beberapa pengalaman pribadi di dalam lagu ini,” terang Fifan Christa, orang di balik nama Atlesta. Ia mengaku beberapa kali mengetahui dan mengalami langsung kejadian-kejadian yang tak terduga karena desas-desus tentang citra seseorang atau kelompok. “Misalnya, ada orang yang bilang kalau katanya si A itu begini atau begitu . Padahal seringkali, orang tersebut tidak saling mengenal dalam level personal,” imbuh Fifan.
Entah mengapa, lanjutnya, masih banyak orang yang lebih memilih mempercayai “konsepsi”, “gambaran”, “citra”, atau “ide”-nya mengenai individu, berikut gosip-gosip di sekitarnya, daripada berusaha mengenal individu itu sendiri lebih dalam. Meski begitu, Fifan sendiri pun yakin bahwa hal seperti ini memang lumrah terjadi kepada setiap orang. Lewat lagu ini , ia menulis “Living the Rumour” sebagai gambaran kecil tentang melihat fenomena ini.
Dan pesan dalam lagu tersebut akhirnya diwujudkan dalam sebuah video musik yang digarap oleh Ahyas Budi. Sosok yang sebelumnya menggarap video musik “Recalling” dari album Gestures. Fifan Christa sendiri berperan menjadi produser sekaligus karakter bernama “Gustav” dalam karya audiovisual ini. “Konsep dasarnya sih tentang ‘ Citra ’ itu sendiri. Kami ingin ‘menunjukkan’ hal-hal yang lebih ‘dalam’ di balik sebuah citra atau gambaran yang terpampang dan tampak dari luar,” ujar Ahyas Budi.
Ia menambahkan video klip ini tidak terlalu memikirkan konsep cerita seperti video klip “Recalling” sebelumnya. Akan tetapi lebih kepada penggambaran sosok persona narator bernama Gustav tersebut di depan dan di belakang kamera.
____
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …
5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac
Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …