Band Baru Asal Denpasar, Stargazing Merilis Single Stop Loving You
Lahir baru lagi, band asal Denpasar yang menamakan diri Stargazing beranggotakan Tania (vokal), Dekwik (gitar), Diaz (bas), Parjoboy (gitar), dan Wahyu PW (drum). Mereka melepas single perdana berjudul “Stop Loving You” hari Jumat (27/09).
Berbicara soal penamaan Stargazing, Tania mengungkapkan ceritanya kepada Pophariini hari Kamis (03/10), bahwa nama ini diambil dari pengalaman mereka bermain musik setiap malam di bawah langit berbintang.
Stargazing terbentuk dari unit kegiatan mahasiswa kesenian kampus, Universitas Udayana. Awalnya, Tania dan Dekwik menjalani format duo yang kemudian mentor mereka di UKM, Diaz masuk untuk menempati posisi bas, disusul Parjoboy dan Wahyu.
Tania mengatakan penggarapan single perdana mereka seru banget karena draft lagunya sudah ada sejak 2019. “Awalnya kami nggak mau bikin versi full band karena dulu main akustik. Tapi lama-lama, kami merasa kayaknya lebih oke kalau dibikin full band,” ungkapnya.
Inspirasi pembuatan “Stop Loving You” datang dari pengalaman move on Dekwik untuk perasaan sakit hati atas hubungan percintaan yang lalu. Di mana lirik sang lagu menerjemahkan tentang dirinya yang sukses berhenti mencintai mantan kekasih.
Bukan sekadar melepas audio, Stargazing juga langsung menghadirkan visualisasi lagu mereka dengan pembuatan nol pengalaman.
“Modal nekat aja, dan ternyata banyak hal kecil yang jadi masalah dan bikin proses syuting lebih lama. Contohnya, pas shoot scene di dalam bus, ekspektasi kami cukup shoot sekali take aja. Ternyata, kami perlu 3-4 kali shoot dan berkali-kali naik turun bus di beberapa halte. Hasilnya pun ternyata malah over exposure dan kami terpaksa shoot ulang keesokan harinya. Itu satu contoh dari minimnya pengalaman kami dalam pembuatan MV,” jelas Tania.
Masih berada di titik awal karier, Stargazing memiliki tujuan bermusik untuk mengekspresikan diri dan menuangkan semua perasaan mereka ke dalam bentuk lagu. Band juga menganggap dalam hal promosi harus on point.
“Kami berharap dengan mengandalkan relasi serta media-media press yang ada, lagu kami bisa tersampaikan kepada pendengar yang relate dengan lagu kami,” jelas Parjoboy.
Tak sedikit jumlah kelahiran band di Denpasar, Stargazing yang baru punya satu materi mengaku kenal scene kota mereka, walau belum semua karena masih tahun pertama perjalanan. Tetapi mereka optimis lambat laun dengan usaha membangun hubungan baik dengan kolega yang ada di dunia musik setempat, relasi pasti bertambah.
Stargazing memiliki mimpi yang sederhana 5 tahun ke depan. Mereka ingin semakin dewasa bermusik. “Dan karya karya kami bisa relate dan di nikmati oleh banyak orang,” tutup Dekwik.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Daftar Label Musik Independen dari Berbagai Kota di Indonesia 2024
Berbicara tentang label musik tentu bukan hal yang asing lagi bagi siapa pun yang berkecimpung di industri ini. Mengingat kembali band-band yang lekat dengan label raksasa sebagai naungan, sebut saja Dewa 19 saat awal …
Wawancara Eksklusif Kossy Ng dan Dimas Ario Spotify: Edukasi Stream dan Musik Berbayar Masih Jadi Tantangan Besar
Saat menentukan apa saja yang ingin diangkat untuk KaleidosPOP 2024, tim redaksi Pophariini langsung berpikir soal keberadaan platform streaming musik yang menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan perjalanan band dan musisi di era ini. …