Band Post-rock Surabaya, Metafore Rilis Album Mini Perdana

May 10, 2024

Metafore asal Surabaya resmi merilis album mini perdana dalam judul The Anatomy of Destructiveness hari Jumat (03/05).

Sebelumnya, band post-rock yang berada di naungan Loverman Records ini sudah mengantongi 2 single yaitu “Waktu-Waktu Batu” dan “Cahaya Pagi Di Ruang Tengah”.

 

Metafore diperkuat oleh Dika Novi T (synth, vokal), Petrus Bima (gitar), Fadhil Hamdani (bas), Afriansyah Adipuja (gitar), dan Ainul Akbar (drum).

Kami menghubungi Dika untuk meminta keterangan seputar pandangannya mengenai skena Surabaya, pengerjaan album mini terbaru, dan rencana Metafore ke depan.

Mewakili rekan-rekannya, Dika merasa perkembangan musik di Surabaya sangat pesat karena banyak band dengan genre macam-macam yang muncul. Ia menyebut kondisi ini asyik, meriah, dan padat.

“Kami merasa, segala macam genre bisa tumbuh dan berkembang di sini, saat ini. Tak terkecuali kami yang membawakan musik post-rock. Bisa dibilang, justru keberagaman itu yang membuat kami ingin saling berjejaring, bekerja sama satu sama lain demi menghidupkan kolektif dan acara-acara musik di rumah kami, Surabaya,” kata Dika via WhatsApp (07/05).

Sejak pertama kali berkumpul dan membentuk Metafore, Dika dan para personel lain memang sudah bulat untuk merilis sebuah album mini. Mereka pun menghabiskan satu tahun saat menggarap The Anatomy of Destructiveness sampai akhirnya album rilis.

“Kami kewalahan di riset warna musik dan kombinasi seperti apa agar mendapatkan mood lagu yang sesuai dengan konsep di awal,” ucap Dika.

Dalam mengatasi kewalahan tersebut, Metafore mengajak 2 kolaborator ikut tampil di album. Mereka adalah Amanda Putri di trek “Yes We Were Lost in Our Universe” dan Hempy Winata untuk lagu “Bagaimana Kegelapan Meledak Memecah Riuh”.

Ingin agar musiknya didengarkan lebih luas lagi, Dika menyampaikan harapannya untuk melangsungkan tur bersama Metafore, baik di dalam maupun luar negeri. Tak tanggung-tanggung ia becita-cita untuk bisa bermain di dunk!festival, Jerman yang memang sering menampilkan lineup band bergenre post-rock.

“Mimpi itu ada, dan ia terus mengintip dari balik jendela, kadang mengetuk-ngetuk pintu rumah kami dan memaksa untuk dilayani,” pungkas Dika.

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Di Balik Panggung Serigala Militia Selamanya

Seringai sukses menggelar konser Serigala Militia Selamanya di Lapangan Hockey Plaza Festival hari Sabtu (30/11). Bekerja sama dengan Antara Suara, acara hari itu berhasil membuat program pesta yang menyenangkan untuk para Serigala Militia tidak …

Wawancara Eksklusif Adikara: Bermusik di Era Digital Lewat Tembang-Tembang Cinta

Jika membahas lagu yang viral di media sosial tahun ini, rasanya tidak mungkin jika tidak menyebutkan “Primadona” dan “Katakan Saja” untuk kategori tersebut. Kedua lagu itu dinyanyikan oleh solois berusia 24 tahun bernama Adikara …