Terdiri dari 2 anak muda yang lagi bersemangat berkarya, terlahir di Denpasar, Bali, terbentuklah Benten. Acong dan Ginting mengawali perjalanan Benten. Memilih nama Benten pilihan dari mereka yang dimana nama ini diambil dari Bahasa Jawa Kromo yang artinya berbeda dan “+62” adalah nomor kode negara kami, Indonesia. Memilih jenis musik alternative rock sebagai dasar musik kami. Musik kami dipengaruhi oleh Dinosaur Jr., Teenage Fanclub, Morfem, The Adams, Rumah Sakit, dan Barefood.

Pada tahun 2018, sempat bergonta-ganti personel dengan alasan menata kehidupan yang lebih jelas, Ginting pun mencari-cari personel yang utuh untuk memajukan Benten+62. Pada tahun 2020 sampai 2021 akhirnya mendapatkan posisi kosong diantaranya Dona dan Edo. Memilih trio keputusan yang tegas untuk saat ini dan mengajak satu kawan kami pada posisi drum yaitu Aris dari Mancis.

Benten+62 telah mengeluarkan suatu EP bertajuk “And This” yang dirilis secara independen via rilisan fisik yang hadir pada Records Store Day (RSD) Bali pada tahun 2019. Berselang setahun, Benten+62 pun merilis album penuh yang dirilis secara digital dengan tajuk album “Awan Hitam”. Tepat di tahun 2021, Benten+62 mengeluarkan 1 lagu kolaborasi dengan salah satu teater kalangan bernama Agus Noval yang berjudul “Penguntit” yang dirilis secara digital juga. Tepat pada tahun 2022, Benten+62 meluncurkan suatu lagu baru yang bertajuk “Pagi Datang, Lagu Lenyap Sudah”. Musik video di kanal Youtube pun hadir tersebar dengan proses penggarapan mandiri tanpa bantuan tim. Digarap dengan sederhana tanpa memerlukan waktu yang banyak untuk eksekusinya, dirilis lebih lambat dari tanggal rilis yang sudah diagendakan. Perjalanan yang begitu panjang pasca 2021 awal hingga akhir tahun 2021. Menguras mental untuk bersiap-siap memberikan warna baru didalam tata suara yang dihasilkan pada sebelumnya. Tidak menghentikan kreativitas yang dilakukan Benten+62 untuk membuat karya, komponen patennya sudah bisa dibilang cukup memumpuni.