Koesbilindo

Koesbilindo

Bali Alternative

Tentang musisi

Field Recording dan Akustik Experimental adalah dasar pondasi Koesbilindo yang merupakan pengembangan dari konsep musik instrumental sampah industri dari group sebelumnya (Resonansi Ruang) Tahun 2019.

Kali ini David mengembangkan kultur musik daerah yaitu istilah “Kotekan”, yang mengangkat kesederhanaan bunyi dari substansi Perkusi dan Gamelan untuk diterjemahkan ke Alat musik rakitan dari media sampah industri dan kalimba yang diberi nama “Tri Swodho”.

Mini Album Pertama ini bertajuk “EXODUS” yang diambil dari Kitab Injil dan kisah di Ayat Al-quran tentang Nabi Musa Allaihisalam.Berisi 5 komposisi instrumental yang dominan mengambil judul dari Bahasa Jawa sebagai kontemplasi David atas Tanah kelahirannya. “Dharma Pangeling” dan “Teleportare Pt.2 : Exodus” dinobatkan Koesbilindo sebagai Killer Track di Album ini,karena berbeda dengan 3 track di awal yaitu “Sukma Ning Rogo”, “Regu Pati” dan “Tarling Noisantoro” dua track tersebut memegang Pesan Klimaks bagaimana suatu Rilisan Fisik berbau Eksperimental atau biasa dikenal Avant Garde bisa dilebur dengan kekuatan lirik dan Puisi namun tidak lepas dari keunikan bebunyian etnik dari Alat Musik rakitan Koesbilindo.

Koesbilindo akan melucurkan Rekaman Live Perform Video Mini Album “EXODUS” saat bermain di acara Record Store Day Hard Rock Cafe Bali pada Tanggal 12 Juni 2021 lalu.
Berkolaborasi dengan beberapa seniman lokal Bali yaitu Utay (suling), Aik Krisnayanti (Puisi), Komang Febri (Kidung Bali) dan Sako (penari kontemporer dari Jepang). Video ini disutradai langsung Oleh Utay dikemas lewat sajian Musik Theatrical yang impresif dan sudah disebar via kanal YouTube Koesbilindo pada tanggal 17 Agustus jam 10.00 wita lalu di channel YouTube Koesbilindo.

Merchandise

Maaf musisi ini belum memiliki merchandise, klik button di bawah untuk cek merchandise dari musisi favorit kamu lainnya.