Bassis Efek Rumah Kaca Adrian Yunan Merilis Album Perdana Sebagai Solois

Jun 8, 2017

Adrian Yunan adalah sosok yang hilang dalam panggung Efek Rumah Kaca sejak 2010. Sebagai basis terutama untuk setiap penampilan panggung posisinya kemudian digantikan oleh musisi tambahan hingga kini.

Selama absen dari panggung Efek Rumah Kaca, Adrian yang terpaksa absen karena kondisi tubuh dan matanya yang terus menurun ini menghabiskan waktu di rumah, berobat dan beradaptasi dengan penglihatannya yang berangsur-angsur menghilang. Dan kini Adrian Yunan merilis album perdana berjudul Sintas sebagai solois di bawah namanya sendiri.

Atas dorongan teman-teman terdekatnya dan karena mengalami sebuah mimpi menjadi titik balik Adrian untuk bangkit dan menemukan cara untuk menetralisir kondisi fisik dan mentalnya agar terasa lebih baik, yakni dengan menulis lagu. Kegiatan yang telah dilakukan sejak SMA, jauh sebelum Efek Rumah Kaca terbentuk. Namun kali ini proses menulis lagu Adrian lebih personal karena sekaligus menjadi terapi tersendiri bagi dirinya.

Salah satu ide album solo ini muncul dari Cholil Mahmud, vokalis Efek Rumah Kaca. Dan langsung disambut oleh Adrian yang langsung dengan semangat memilah-milah lagunya untuk album yang kemudian diberi judul Sintas ini. Judul Sintas sendiri dipilih karena memilki makna bertahan hidup dalam kondisi yang tidak diinginkan, album ini menjadi bukti bagaimana Adrian menyikapi kekurangannya lalu beradaptasi dan bertahan hidup hingga keluar menjadi seorang penyintas.

 

Dalam ke 10 lagu yang ada di dalam album Sintas kita bisa menyimak pergulatan batin Adrian di tengah keterpurukan seperti di lagu “Mikrofon”, “Lari”, “Komedi Situasi” atau “Tak Ada Histeria”. Serta lagu yang khusus didedikasikan untuk sesama teman-teman Difabel pada lagu “Ruang Yang Sama”. Album Sintas juga menampilkan lagu-lagu yang terinspirasi dari interaksi sehari-harinya dengan istri dan anaknya di rumahnya. Seperti pada “Terminal Laut”, tentang keinginan untuk jalan-jalan ke pantai berdua bersama istri atau pada “Mainan”saat tanpa sengaja Adrian menginjak mainan anaknya hingga rusak.

Sebagai penutup Adrian menjelaskan “Dari awal saya baru memulai kembali menulis lagu saat jatuh sakit, saya yakin suatu saat semua ini akan lewat dan akan menjadi sesuatu yang baik. Akhirnya terbukti dengan dirilisnya album Sintas, ada hikmah positif di balik semua ini,”

Simak penuturan Adrian tentang album Sintas dan berbagai proses yang dialaminya melaui di video di bawah ini:

https://youtu.be/nZhWQVvMDzU

https://youtu.be/0RECsbIhwTA

https://youtu.be/N6jJg5XWn64

https://youtu.be/zGgvGtbRe7U

https://youtu.be/v0OLyOvRLtI

https://youtu.be/BJ-dxuniQC8

https://youtu.be/dsSj7lPdCB4

CD album Sintas sudah bisa didapatkan di beberapa toko musik Juni ini dan untuk versi digitalnya akan dirilis menyusul kemudian.

Sintas’ – Adrian Yunan:

  1. ‘Mikrofon’
  2. ‘Lari’
  3. ‘Parti & Partner’
  4. ‘Terminal Laut’
  5. ‘Komedi Situasi’
  6. ‘Mainan’
  7. ‘Mimpi Seperti Hidup’
  8. ‘Ruang yang Sama’
  9. ‘Tak Ada Histeria’
  10. ‘Alzheimer’
Penulis
Pop Hari Ini
4 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Bagus
Bagus
6 years ago

Sebelum merilis album solo, Adrian Yunan tergabung dalam band EFEK RUMAH KACA

Beni Kusnadi
Beni Kusnadi
6 years ago

Adrian Yunan tergabung dalam grub band Efek Rumah Kaca sebelum merilis album solo .

dirudi
dirudi
6 years ago

Sebelum merilis album solo, Adrian Yunan tergabung dalam grup band Efek Rumah Kaca.

Agung sulityo nugroho
6 years ago

Adrian yunan sebelum merilis album solo tergabung band efek rumah kaca, awalnya adrian mengajak cholil lalu mereka mengajak akbar

Eksplor konten lain Pophariini

Setelah 7 Tahun, Risky Summerbee & The Honeythief Kembali Rilis Karya Anyar

Setelah beristirahat 7 tahun, Risky Summerbee & The Honeythief asal Jogja akhirnya resmi kembali lewat single anyar bertajuk “Perennial” hari Minggu (21/04). Lagu ini merupakan karya pembuka untuk album mini terbaru yang mereka jadwalkan …

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang