Bersenang-senang di Laras Hati Mangkunegaran 2025

Laras Hati Mangkunegaran sukses terlaksana selama tanggal 18-20 April 2025 di kawasan ikonik Pamedan Mangkunegaran, Surakarta. Perhelatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Mangkunegaran, Katadata, dan Yayasan DNC.
Perhelatan yang sekaligus jadi peringatan hari jadi Mangkunegaran yang ke-268 ini mengusung semangat pelestarian nilai-nilai budaya Nusantara yang dibalut dengan kemasan segar dan relevan bagi generasi masa kini.
Panggung utama Laras Hati Mangkunegaran menampilkan aksi Kunto Aji, Traffic Jam, Bernadya, MALIQ & D’Essentials, dan Souljah yang bergantian tampil hari Sabtu, 19 April 2025.
Selama penyelenggaraan, Laras Hati juga menampilkan emerging artist asal Solo yaitu Shelma Shalindri tanggal 18 April 2025 dan Man Osman 20 April di panggung bernama Makan Makan.
Selain pertunjukan musik, perhelatan ini juga menggelar Mangkunegaran Run, acara lari pagi bersama dengan seluruh partisipan.
Pophariini tiba sekitar pukul 16:30 WIB di Laras Hati Mangkunegaran saat Kunto Aji sedang membawakan nomor “Konon Katanya”. Para penonton langsung ikut nyanyi bareng.

Kunto Aji di panggung Laras Hati Mangkunegaran / Dok. Alexis Calvin Wijaya (@alexis_calvin)
Usai penampilan Kunto, kami berkesempatan untuk menemui Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X yang saat itu juga membawa piringan hitam album Mantra Mantra untuk dilegalisir oleh Kunto Aji.

Kunto Aji dan Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X / Dok. Alexis Calvin Wijaya (@alexis_calvin)
Dalam perbincangan kami dengan beliau di tenda artis, ia menjelaskan tentang harapan terhadap rangkaian perhelatan ini agar bisa menjadi ruang pertemuan antara Mangkunegaran dengan publik.
“Mangkunegaran Run dan Laras Hati ini momen untuk bersenang-senang bersama dan momen untuk merayakan berkah dan legacy yang kita miliki sampai hari ini untuk kita rawat terus ke depannya. Dengan banyaknya partisipasi dari masyarakat, ini kebahagiaan terbesar untuk Mangkunegaran,” kata Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X.
Kami pun menanyakan kepada Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X seputar musik dan fotografi yang menjadi hobinya.
“Saya cukup senang alam dan melihat dunia. Di momen itu selalu ada lagu-lagu yang menemani dan meningkatkan pengalaman. Jadi banyak kesan dan lagu-lagu yang menjadi perjalanan hidup saya, yang harapannya memorinya semakin banyak. Musik selalu menjadi teman dan pendamping di momen-momen spesial itu,” ungkapnya.
Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X yang mengaku senang memotret alam mengatakan fotografi adalah tentang komposisi, momen, dan timing, “Saya senang memotret street. Kalau gak jeli melihat sekitar atau hal-hal kecil yang menjadi indah tanpa memotret ya jadi sama aja. Menurut saya fotografi soal bagaimana kita aware dan mengapresiasi sekitar.”
Bukti beliau mencintai musik juga tampak dari terlaksananya Mangkunegaran Jazz Festival yang digelar tahun 2019 lalu. Perhelatan ini membawa musisi asal Inggris bernama Lianne La Havas untuk berbagi panggung dengan musisi nasional seperti D’MASIV, Ardhito Pramono, Eva Celia, dan masih banyak lagi.
Usai berbincang dengan Kanjeng Gusti Mangkoenagoro X kami lanjut menyaksikan penampilan Traffic Jam yang merupakan band asal Solo. Band yang baru melepas album mini Lika-Liku (Februari 2025) ini tampil prima. Para penonton hafal dan ikut bernyayi lagu-lagu mereka.

Traffic Jam di panggung Laras Hati Mankunegaran / Dok. Laras Hati Mangkunegaran
Penampilan selanjutnya yang kami saksikan adalah Bernadya dan MALIQ & D’Essentials yang tentu mendapatkan respons sangat baik dari penonton Solo. Setelah kedua musisi tampil, kami sempat menemui Souljah untuk berbincang tentang Laras Hati Mangkunegaran. Mereka satu-satunya band yang mengusung musik berbeda dibanding penampil lain.

Bernadya di panggung Laras Hati Mangkunegaran / Dok. Laras Hati Mangkunegaran

MALIQ & D’Essentials di panggung Laras Hati Mangkunegaran / Dok. Laras Hati Mangkunegaran
Dua personel Souljah, Danar Pramesti dan Said Fauzan sepakat, hal pertama yang ada di pikiran mereka saat manggung di Solo adalah kulinernya. Mereka mengaku selain makanannya enak-enak, suasana di Solo juga bersih.

Souljah mengaku senang setiap berkunjung ke Solo / Dok. Laras Hati Mangkunegaran
Saat kecil, Danar sering mengunjungi Solo. Ia mengatakan makanan yang berkesan adalah Sate Kere. Said menimpali, kalau dirinya malah terngiang-ngiang Gudeg Adem Ayem di setiap kunjungan ke Solo.
“Ternyata gudeg terenak ada di solo menurut aku [tertawa],” ucap Said.
Selesai membahas kuliner, Pophariini menanyakan apakah ada musisi Solo yang masuk di radar para personel Souljah. Pertanyaan tersebut disambut oleh Danar dengan menyebutkankan unit reggae bernama Samalona.
Souljah menutup perhelatan Laras Hati Mangkunegaran dengan energik. Para penonton dibuat bergoyang lepas mengikuti alunan musik reggae khas mereka.
Di hari terakhir (20/04), Pophariini tidak berkesempatan untuk menyaksikan aksi Man Osman di panggung Makan Makan. Meski begitu, kami memantau dari media sosial bahwa penampilan sang solois mendapatkan sambutan hangat penonton.
Kami berharap Laras Hati Mangkunegaran bisa lebih banyak memberikan kesempatan bagi emerging artist untuk mendapatkan ruang yang sama dalam memperkenalkan karya di tahun depan. Mungkin kolaborasi spesial sama Bising Kota? Mari!
Terima kasih Mangkunegaran.

Eksplor konten lain Pophariini
Gozeal Hadirkan Koleksi Jam Tangan Analog Klox
Brand lokal asal Serang, Banten, Gozeal resmi meluncurkan koleksi jam tangan analog bernama Klox. Produk ini tersedia dua warna, gold dan silver dengan mengusung tema “Wearable Art”, sebuah pendekatan yang ingin menghadirkan karya seni …
Band Stoner Rock Tasikmalaya, White Hovse Luncurkan Album The Mighty One
Band heavy/stoner rock asal Tasikmalaya, White Hovse resmi meluncurkan album penuh perdana dalam judul The Mighty One hari Kamis (01/05). Dalam album ini, band menghadirkan total 8 lagu dengan jumlah durasi lebih dari 35 …