Bilal Indrajaya – Nelangsa Pasar Turi

Oct 9, 2023

Bilal Indrajaya memiliki dinamika perjalanan musiknya sejak lagu pertamanya, “Biar” dirilis 2018 silam. Sejak itu, musiknya mengalami perkembangan yang luar biasa. Pribadinya sebagai seseorang yang terbuka terhadap perubahan sangat nyata sekali dalam cukilan lagu-lagu yang telah menghiasi perjalanan fansnya dari tahun ke tahun.

Nelangsa Pasar Turi adalah puncak kreatif Bilal selain bisa juga sebagai awal perkenalan kembali sang musisi kepada pendengar musik tanah air. Sebuah debut yang menjadi titik penting untuk mengetahui lebih dalam bagaimana kemampuan sang musisi, baik sebagai penyanyi dan penulis lagu.

Berangkat dari judul, seperti yang pernah dimuat di pophariini, Nelangsa Pasar Turi adalah sebuah jurnal perjalanan sehari dirangkum jadi satu. Di dalamnya ada banyak fragmen atau fase yang mewakilkan emosi dan cerita senang dan getir, tentang harapan yang menggebu namun pupus di tengah jalan, kemarahan yang dipendam sampai akhirnya muncul sebuah penerimaan dan pulang untuk memintal benang-benang harapan yang baru.

Obyek-obyek seperti stasiun dan bandara pada Pasar Turi, Gambir dan Juanda dengan baik dipeluk dan dipilih sebagai judul lagu demi menggambarkan momen-momen kegetiran dan kegembiraan yang dirasakan Bilal.

Secara komposisi musik, Nelangsa Pasar Turi punya semua keindahan yang saya inginkan sebagai penggemar Paul McCartney juga karya-karya klasik AoR (Adult Oriented Rock) baik internasional maupun tanah air. “Juanda” misalnya, saya teringat beberapa karya Sir McCartney dan Wings di beberapa album yang saya suka. Kegetiran “Mustahil” yang dihantarkan dengan baik oleh piano wurlitzer, sangat getir. Sementara di “Dara”, bagaimana infus AoR via Ambrosia sampai Utha Likumahuwa mengalir deras di nadi musik Bilal, bersenyawa dalam setiap tarikan notasi lewat kerongkongan Bilal yang khas.

Ada banyak notasi dan aransemen, killer tunes yang menghiasi album ini. Namun favorit saya ada di track terakhir “Dalam Pelukan”. Saya tidak bisa melupakan bagian menit ke 2:25 ketika alunan piano dan synthesizer mengalunkan notasi yang indah, 30 detik keindahan ada di sini dan rasanya pas ditempatkan sebagai penutup.

Tiga karya “Nuansa Pasar Turi”, “Saujana” dan “Niscaya” makin menebalkan apresiasi Bilal terhadap keindahan AoR dan pop 80-an Indonesia. Untuk pendengar awam yang mungkin belum terlalu tertarik untuk mengulik album ini secara keseluruhan akan sangat mungkin bisa masuk lewat tiga lagu ini.

 

Tentunya, segenap karya cipta Nelangsa Pasar Turi tidak lepas dari 5 produser yang dianggap Bilal cukup mewakili perasaan dan selera musiknya. Angkat topi untuk Ilman Ibrahim (MALIQ & D’Essentials), Kurosuke, Lafa Pratomo, Laleilmanino, hingga Vega Antares yang mampu menjahit, memintal dan menggrafir notasi dan lirik hingga menjadi sebuah karya debut yang indah.

Bukan hal yang mustahil, niscaya debut ini punya kans berat untuk menjadi calon Album Terbaik Pophariini di tahun ini.


 

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Vinyl The Jansen Keluaran 4490 Records dan Demajors, Ini Dia Perbedaan Keduanya

The Jansen merilis album ketiga Banal Semakin Binal dalam format vinyl hari Jumat (26/04) via jalur distribusi demajors. Beberapa hari sebelumnya, band lebih dulu merilis dalam format yang sama melalui 4490 Records, sebuah label …

Inis Rilis Album Mini Berbahasa Indonesia Pertama

Berjarak hampir 2 tahun dari perilisan single “D.A.D”, Inis akhirnya kembali dengan materi anyar berupa album mini berjudul Rumah & Seisinya yang dilepas hari Jumat (19/04). Album berisi 3 lagu ini merupakan karya perdana …