Bipolar yang Berbahaya dari Monkey To Millionaire
Bisa jadi, Monkey to Millionaire adalah satu dari grup dari era 2000-an yang punya bensin berlebih untuk bisa melaju: Manggung, rekaman lalu merilis album. Meski frekuensi panggung tak sebanyak band-band saat ini, namun apa artinya banyak manggung namun jarang merilis karya?
Lewat Bipolar, album keempatnya yang dirilis Selasa, 15 Januari 2019, grup yang kini terdiri dari duo Wisnu Adji (gitar/vokal) dan Aghan Sudrajat (bass) ini membuktikan bahwa mereka adalah musisi yang rajin berkarya. Dan itu memang benar adanya, dirilisnya Bipolar ini hanya berselang 2 tahun dari rilisan terakhir mereka, Tanpa Koma.
Seperti biasa, di album ini Wisnu Adji masih memegang kendali penuh sementara produksi audio, mixing dipegang oleh Aghan Sudrajat. Dan ya, membahas tentang album Bipolar menggoda kami untuk mendengar keseluruhan diskografi mereka. Kami harus akui memang terdapat satu dua perbedaan dari Bipolar dan album-album sebelumnya. Itu mengapa Wisnu dan Aghan menamakan album ini Bipolar.
“Bipolar mengambil tema seven deadly sins alias tujuh dosa mematikan di dalamnya. lagu yang merupakan cerita dari dosa-dosa pokok penyebab dan kebiasaan buruk yaitu ‘Ego’, ‘Envy’, ‘Glutony’, ‘Lust’, ‘Sloth’, ‘Greed’ dan ‘Wrath’,” tulis mereka dalam siaran persnya.
Sekadar ingin tahu saja, Monkey To Millionaire sudah merilis dua lagu baru di album ini lewat layanan digital streaming, yaitu “Ego” dan “Envy”. Lagu terakhir ini oleh fans banyak langsung mengilas balik ke era Lantai Merah. Well, mungkin saja mengingat lagu ini lebih sing-a-long seperti mengundang crowd untuk saling bersinggungan berebut mikrofon.
Dan ya, bicara tentang Lantai Merah, di versi CD album ini ada kejutan berupa bonus track yaitu lagu “The Great End” merupakan karya lama yang mereka “poles” lagi. Lagu tersebut diciptakan bersamaan materi lagu untuk album perdana Lantai Merah namun sayang tak sempat dikeluarkan.
Buat yang penasaran seperti apa album Bipolar dari Monkey to Millionaire, silakan beli CD nya di tempat-tempat tertentu. Sekadar tambahan, sebelum Bipolar, Monkey To Millionaire telah merilis tiga buah album, Lantai Merah (2008), Inertia (2013), dan Tanpa Koma (2018).
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Bising Kota Yogyakarta – Masih Relevan Band Hijrah ke Jakarta Demi Karier?
Setelah Denpasar dan Bandung, Diskusi Bising Kota lanjut ke titik terakhir tahun ini, Yogyakarta. Acara ini berlangsung hari Rabu (07/08) di JRNY Coffee & Records. Dengan tema Masih Relevan Band Hijrah ke Jakarta Demi …
Di Balik Panggung Kabar Bahagia 30 Tahun Perjalanan rumahsakit
Perjalanan 30 tahun bukan waktu yang sebentar untuk berkumpul dan mendedikasikan jiwa raga dalam entitas band. Keberhasilan yang sudah diraih rumahsakit selama mereka berkarier terwujud dalam sebuah perayaan. Bekerja sama dengan GOLDLive Indonesia, Musicverse …