Cara Sheila On 7 : “Sekarang Kami Harus Lebih Bijak Mengeluarkan Kreativitas”
Lebih dari tiga tahun sejak merilis album Musim Yang Baik, Sheila On 7 hadir lagi dengan karya baru. “Film Favorit”, yang dirilis secara massal di gerai-gerai musik digital pada 29 Januari lalu, menjadi tegur sapa Akhdiyat Duta Modjo, Eross Candra, Adam Subarkah, juga Brian Kresno Putro kepada pendengar setianya. Juga menandai babak baru sebagai musisi independen di bawah bendera 507 Records, rumah baru yang menaungi mereka setelah tidak lagi bersama Sony Music Entertainment Indonesia selama lebih dari satu dekade.
Lepas dari segala gimmick titel sebagai band independen, ada perubahan signifikan dalam aspek musik. Keputusan untuk bekerja dengan Tomo Widayat dan Tama Wicitra sebagai music director menjadikan kehadiran Sheila On 7 tetap relevan dengan tren musik hari ini tanpa harus melepaskan jubah besar benang merah musik Sheila On 7 yang menaungi mereka.
Detail-detail khas Sheila On 7 tetap dihadirkan sebagai identitas kuat, lalu dipulas dengan kelir modern lewat synthesizer. Dosisnya wajar, seperti menghormati pada gaya bertutur musik Sheila On 7. Sedikit terlihat kembalinya “kesombongan di masa muda yang indah”, seperti di album-album awal yang dipuncaki kegilaan musikal di album Pejantan Tangguh, setelah mereka masuk ke fase pendewasaan musik (baca: lebih kalem) pasca babak belur dihajar segala aral di album 507.
Kepada Pop Hari Ini, Sheila On 7 berbicara tentang proyeksi karir mereka sebagai band independen, perbedaan proses kreatif, sampai pentingnya bersikap bijaksana di era digital.
Saya ingin mengkonfirmasi kabar yang beredar kalau setiap personil menelpon semua music director stasiun radio di Indonesia. Memang benar direncanakan seperti itu?
Adam: Kemarin itu kita ibaratnya kami kulo nuwun, permisi, sekaligus minta tolong untuk diputarkan lagu kami. Kalau tidak mau ya tidak apa-apa. Kami berpikiran walau industri sudah beralih ke digital tapi radio masih jadi jujugan (kunjungan) awal.
Kami belajar waktu dulu masih di label. Dulu kami dikontrak sebagai talent, label lalu melakukan marketing plan, distribusi, semuanya. Begitu industrinya beralih dan ada penyesuaian, mulai ada hal-hal yang sebelumnya dilakukan akhirnya tidak dilakukan. Album-album terakhir mulai dari Menentukan Arah, kami melakukan hal-hal yang tadinya dikerjakan label seperti mengatur promo dengan media sampai bikin video klip.
Apa juga untuk mengingat kalau awal karir Sheila On 7 dimulai di radio? Mengingat dulu single “Kita” pertama kali diperkenalkan di program Ajang Musikal milik Geronimo FM, Yogyakarta?
Adam: Sebetulnya tidak ada niatan itu, tapi lagu kan biasanya didengar pertama dari radio. Aku juga masih dengar radio terutama di mobil. Apalagi kita minta tolong dan tanya apa bisa diputar jadi kita telepon satu-satu. 507 Records kan belum tahu strukturnya seperti apa, jadi yang biasanya ngurus band aku sama Duta, sama anak-anak di kantor.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Juicy Luicy – Nonfiksi
Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …
Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana
Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu. View this post on Instagram …