Unit emo asal Manado, Conitine resmi melepas single perdana mereka yang bertajuk “Don’t Board That Plane, Don’t Disappear” hari Minggu (27/07). Berangkat dari keresahan personal dan ikatan lama antar personel, rilisan ini menjadi gerbang awal perjalanan band yang baru dibentuk namun sudah memancarkan chemistry solid sejak awal.

“Awalnya musik cuma jadi pelarian buat saya. Tapi lama-lama, saya sadar ini juga bisa jadi cara buat connect dengan orang lain yang mungkin ngerasain hal yang sama,” kata Alvendi Lasut, sang vokalis saat dihubungi via aplikasi percakapan (31/07).

Lagu ini lahir dari proses yang tergolong spontan. Setelah Kevin Wongkar, gitaris sekaligus produser band, merilis album mini solonya bertajuk Exceed, ia dan Alvendi akhirnya merealisasikan ide kolaborasi yang sempat tertunda sejak 2021. Kurang dari sebulan sejak sesi workshop awal di Juli, lagu ini pun rampung dan akhirnya dirilis.

Selain Alvendi dan Kevin, Conitine beranggotakan Cliff Sumangkut pada gitar, Julio Pasla (bas), dan Giftel Kwaar (drum). Meski berasal dari Manado, wilayah yang dirasa jauh dari pusat industri musik nasional, mereka punya mimpi besar untuk tampil di panggung-panggung kolektif seperti Madxluck dan Wave Of Collapse, dua ruang penting yang selama ini jadi nafas skena lokal.

“Saya suka vibes mereka yang raw dan supportive. Dari dulu nonton acara-acara mereka selalu seru,” ujar Alvendi.

Harapannya, Conitine bisa ikut mewarnai geliat musik Manado yang terus berkembang. Tak hanya dari rilisan dan penampilan live, tapi juga lewat kehadiran komunitas yang makin erat.

“Musisi di Manado punya kualitas dan semangat yang sama besar dengan kota-kota besar lainnya. Yang dibutuhkan tinggal lebih banyak ruang dan support,” tutupnya.