Debut Album ROXX dan Perayaan Metal Indonesia

Nov 22, 2018

Berikutnya:  “… Yang Tersisih”, solo gitarnya mantap sekali! Lalu “Society Way” dan “Price”, dua lagu berbahasa Inggris yang memang terasa cocok untuk dihadirkan oleh band semacam ROXX yang berimaji “cool”, terlebih di era itu. Aroma Megadeth habis-habisan menyerang di tengah hingga penghujung “Society Way”, sampai pada gaya vokalnya. Mereka terdengar mengundang Dave Mustaine ke studio untuk satu sisa shift di Rust in Peace. Sementara “Price” tak kalah gawat, kengerian permainan ROXX di lagu itu masih bisa didengar hingga hari ini.

Roxx. foto: dok. istimewa

Lagu berikutnya, “Ada Tiada” memiliki banyak “kamar” pada strukturnya, meski tak semua bagian terdengar “canggih”, untuk ukuran hari itu dan kini. Yang paling lemah, atau justru kekuatan bagi pendengar rock lainnya, terletak pada notasi vokal di bagian verse awal yang terlalu identik dengan banyak cara penyampaian band rock di Indonesia era 1980-1990an ketika menggarap lagu “balada”. Begitu juga pada lirik “Super Star”, lagu berikutnya, yang tidak seimbang dengan bagian musik yang menjadi megah di tengah perjalanan durasi menuju langit. Walau demikian, tak dipungkiri bahwa ROXX memang jago menyusun sebuah komposisi untuk terdengar gagah, ber-skill tinggi, sekaligus enak didengar.

Album ini ditutup dengan lagu yang telah memperkenalkan ROXX pada khalayak ramai, “Rock Bergema”.  Pita pun berhenti berputar. Dan anak-anak muda di kamarnya bukan tak mungkin membalik kaset itu untuk satu putaran lagi.

Rilisnya album debut ROXX ini semakin menjadi-jadi ketika album mereka juga dipromosikan dalam acara  “Dunia Dalam Berita” di TVRI. Selain menginformasikan bahwa ROXX teken kontrak dengan Polygram International, terdapat pula video musik yang menggambarkan imaji thrasher dari ROXX, dengan gaya Arry yang seolah Charlie Benante, dengan kaos putih kutung dan topi putih yang dibalik, di balik drum. Mereka menampilkan lagu “Penguasa” dengan warna video hitam-putih, bisa disimak di sini…

 

Pasca rilis album debut, ROXX memang sama sekali tak mengendurkan semangatnya. Hampir tak pernah disangka siapa saja, pada September 1993 ROXX mengadakan konser tunggal di Ratu Plaza Concert Hall 21. Propaganda pun dilancarkan hingga media nasional. Bisa dibilang, semua “anak metal” tahu akan berita itu. Harga tiket pertunjukan sebetulnya tak murah, tetapi para metalheads masih juga berbondong-bondong ingin menyaksikan salah satu band pionir thrash metal di Indonesia. Band yang telah diikuti anak-anak muda berbaju hitam semenjak menggedor dari panggung ke panggung.

Berikut cuplikan video ROXX di konser fenomenal itu, saat membawakan lagu “Gelap”.

Pasca debut album ini, variasi selera anak-anak muda semakin bermacam-macam. Thrash metal bukan lagi menjadi “fokus bersama”. Zaman berganti. Pilihan terpecah, Namun torehan ROXX ini akan terus tersimpan di memori, sebagai peninggalan rekaman di Indonesia dari sebuah masa perayaan bersama pada sebuah paket musik yang dikenal sebagai thrash metal, bergema dari bawah tanah yang misterius karena minimnya akses informasi. Justru karenanya jadi sangat spesial untuk begitu saja pergi.

 

____

1
2
3
4
Penulis
Harlan Boer
Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, diantaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya . Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)

Eksplor konten lain Pophariini

Band Rock Depok, Sand Flowers Tandai Kemunculan dengan Blasphemy

Setelah hiatus lama, Sand Flowers dengan formasi Ilyas (gitar), Boen Haw (gitar), Bryan (vokal), Fazzra (bas), dan Aliefand (drum) kembali menunjukan keseriusan mereka di belantika musik Indonesia.  Memilih rock sebagai induk genre, Sand Flowers …

Nyala Aksara: 25 Tahun Grindcore Pioner Semarang, AK//47

Saat ini AK//47 berbasis di Oakland, California, Amerika Serikat. Namun, Indonesia, terutama Semarang, tidak dapat dilepaskan dari tubuh AK//47