Densky 9 Soal Instrumental Hip hop: Lebih Dari Sekedar Relaksasi

Dec 14, 2020

Saat artikel ini ditulis, setidaknya hampir 50 ribu akun Youtube secara bersamaan sedang digunakan untuk masuk ke dalam kamar dua dimensi. Di sana seorang gadis remaja duduk di tepi jendela. Dengan headphones sebagai mahkotannya, ia menulis untuk selamanya.
Video itu berjudul ‘lofi hip hop radio – beats to relax/study to’. Konten ungggahan ChilledCow tersebut begitu digemari karena memutarkan seleksi lagu Lofi Hip hop yang menenangkan selama 24 jam, serta membantu banyak orang dalam mendefinisikan bentuk serta fungsi dari gaya musik tersebut.

Konten itu saya putar ulang karena beberapa hari sebelumnya saya sempat ngobrol-ngobrol dengan Miftahus Surrur, seorang produser dan beat maker asal Jambi yang dikenal lewat moniker Densky9. Dia beranggapan bahwa konten-konten video seperti itu dapat menjadi gerbang atas lahirnya banyak bed room producer baru.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Miftahus Surrur Jayusman (@densky9)

“Dengan banyaknya lagu-lagu yang diberi label Lofi Hip hop atau Chillhop di channel kayak Majestic Casual gitu, akhirnya terbuka fakta bahwa kalian bisa diapresiasi walaupun cuma bikin musik yang istilahnya sekedar looping,” ungkapnya.

Di sisi lain, Densky9 juga mengomentari bagaimana konten-konten tersebut bisa berdampak baik untuk para penikmatnya. “Akhirnya pendengar enggak lagi “takut” ngeliat istilah Hip hop. Karena masih banyak sebenarnya yang menganggap itu (Hip hop) tuh musik yang sifatnya keras, jalanan, atau hanya club oriented, gitu.”

Tapi beat maker super produktif ini telah jauh mengeksplorasi rasa yang ditawarkan oleh instrumental Hip hop – alih-alih melihatnya hanya sebagai musik latar yang menenangkan. “Ada satu album saya yang judulnya ‘Retrospecto’, di situ sound saya terasa lebih gelap dari karya-karya yang lainnya. Semua itu terjadi karena refleksi dari situasi dan ide saya saat itu. Pasti bisa kedengeran, lah. Lebih marah, gitu,” ceritanya. Ia juga menyebut album lainnya yang bertitel ‘Godok’. Baginya album tersebut berisikan nomor-nomor instrumental di spektrum yang lebih kasar. “Jadi sebenarnya Instrumental Hip hop ini sama aja kayak musik instrumental lainnya. Yang berbeda hanya kami pakai sampler sebagai mediumnya.”

Bagi Densky9, teknik sampling yang ia kuasai adalah buah cintanya dengan musik itu sendiri. Semua bermulai dari kegemarannya mengoleksi piringan hitam saat ia studi di Bandung, 2012 silam. Dari situ ia menemukan bahwa satu bagian lagu – jika diolah sedemikian rupa bisa menciptakan satu track yang baru. Hal itu ia pertegas ketika kami berbicara tentang kompetisi di antara beat maker. Untuk Densky9, luasnya perbendaharaan musik di kepala adalah poin kompetisi yang paling menarik. Membuatnya selalu ingin mendengarkan musik lebih banyak lagi.

10 Album Terbaik Indonesia Versi Pop Hari Ini

Tahun-tahun berlalu, Densky9 makin tenggelam dalam kenikmatan mengolah sample. Pikirnya bahkan sampai di titik bahwa instrumen musik tidak akan bisa sepenuhnya menggantikan sampling. “Walaupun vice versa, ya. Sample itu kan ngambil dari sesuatu yang organik. Tapi tetap aja beda, gitu,” ungkapnya.

Namun meski sudah sangat mantap, Densky9 masih membuka ruang untuk hal yang baru. Ia menyatakan ketertarikannya ketika datang sebuah tawaran untuk berkolaborasi dengan Doni Joesran, sosok di balik departemen keyboard dan synthesizer sederet proyek musik.

“Saya sih udah tau mas Doni. Soalnya saya suka sama kolaborasi dia dengan Lacos, produser dari Jogja,” katanya saat menceritakan awal mula ide kolaborasi ini. Kongsi jarak jauh pun dicoba. Densky9 dan salah satu member Batavia Collective tersebut bersama mengolah sebuah track tanpa pertemuan secara langsung.

Hasilnya adalah ‘Bluegrey’, komposisi instrumental berdurasi 4 menit lebih. Di mana notasi piano yang manis khas Doni Joesran berkelindan dengan beat bergaya Boom bap yang jadi pondasinya.

“Kolaborasi ini merubah persepsi saya. Ternyata memang kolaborasi sampling dan instrumen itu harus saya coba. Apa lagi kami berdua sudah menetapkan pondasi yang sama, ya itu Hip hop,” ungkapnya lugas. “Setelah berkolaborasi dengan mas Doni juga saya melihat kalau dia tuh memang punya thoughts yang gila lah soal Hip hop.”

‘Bluegrey’ mungkin terdengar sederhana, dan hanya cocok sebagai stimulan relaksasi. Namun sama halnya dengan konten Youtube sejuta umat yang memutarkan Lofi Hiphop, ia mampu melahirkan gagasan-gagasan baru bagi pendengar dan penciptanya. “Gara-gara project ini, saya jadi kepikiran buat bikin karya yang lebih organik lagi. Saya mau coba lepas dari sampler dan semampu saya bikin sesuatu dengan instrumen,” tutupnya.

Penulis
Yehezkiel Sihombing
Siang nulis kalau malam jadi disjoki. Founding member dari kolektif party thrower, Interrupted dan Perky Club. Semoga tetap sehat sampai One Piece tamat.

Eksplor konten lain Pophariini

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang

5 Musisi yang Wajib Ditonton di Hammersonic Festival 2024

Festival tahunan yang selalu dinanti para pecinta musik keras sudah di depan mata. Jika 2023 lalu berhasil menghadirkan nama-nama internasional seperti Slipknot, Watain, dan Black Flag, Hammersonic Festival kali ini masih punya amunisi untuk …