Di Balik Panggung Blackandje Fest 2024

Sep 5, 2024

Blackandje Fest kembali digelar hari Sabtu, 31 Agustus 2024 di Creative Culture, Jakarta Selatan. Setelah perdana diadakan tahun lalu, kali ini festival berjalan dengan mengusung tema Eternal Chaos.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by ETERNAL CHAOS (@blackandjefest)

 

Jika sebelumnya hanya menampilkan band-band cadas dalam negeri, tahun ini penyelenggara Blackandje Fest memboyong 2 band internasional sebagai barisan penampil. Mereka adalah Ugoslabier dari Thailand dan Full Of Hell asal Amerika Serikat.

Adapun penampil lokal yang berkesempatan unjuk gigi di Blackandje Fest 2024 adalah Burning Flames, Nattmaran, Vlaar, Busuk, Bersimbah Darah, Denisa, dan Extreme Decay.

Pintu masuk Blackandje Fest 2024 / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

Pernah meliput keseruan Blackandje Fest tahun perdana, kami kembali menembus area di balik panggung untuk berbincang dengan sejumlah band. Simak langsung di bawah ini.


Kami mengawali peliputan dengan melihat-lihat area merchandise yang ditangani oleh Blackandje Records selaku penyelenggara. Selain cendera mata berupa kaus hingga cakram padat dari roster sang label, booth ini juga menjual kaus resmi Blackandje Fest 2024 yang bertuliskan nama-nama penampil.

Booth merchandise Blackandje Fest 2024 / Dok. Gerald Manuel

 

Selain baju-baju, mata kami juga tertarik dengan seragam yang digunakan panitia yang bertugas. Kaus lengan panjang berwarna putih tersebut langsung mencuat di acara yang pengunjungnya rata-rata memakai pakaian serba hitam.

Seragam panitia Blackandje Fest 2024 / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

Sesaat sebelum acara dimulai, para penonton yang terdiri dari metalheads hingga pelaku skena metal lokal terlihat kongko di depan pintu masuk. Momen yang sempat kami tangkap saat mereka tengah berinteraksi seperti Doddy Hamson (Komunal) dengan Yulio Onta, manajer dari Denisa yang hari itu juga tampil di Blackandje Fest 2024.

Doddy Hamson dan Yulio Onta / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

Oke, cukup membahas suasana di depan. Sekarang mari menelusuri area balik panggung. Band pertama yang kami temui adalah Nattmaran, unit black/thrash metal asal Bogor yang berkesempatan tampil kedua di rundown Blackandje Fest 2024.

Perbincangan kami dengan Nattmaran diwakili oleh 2 dari 5 personel yaitu Micco Rullyanto (drum) dan Yogga Beges (vokal). Dalam kesempatan ini, kami menanyakan bagaimana perjalanan Beges sebagai salah satu pendiri Nattmaran.

Nattmaran usai tampil di Blackandje Fest / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

Sang vokalis mengatakan Nattmaran merupakan proyek musik lintas negara yang dibentuk Beges bersama gitaris asal Swedia bernama Michael Lang. Awalnya proyek ini diberi nama Unholy Tenebris dan seiring berjalan ganti menjadi Nattmaran yang dalam bahasa Swedia kuno memiliki arti ‘mimpi buruk’.

Setelah meluncurkan berbagai materi seperti album, split album, dan beberapa single, Beges merasa butuh mencari anggota lain untuk membawakan lagu-lagu tersebut di panggung.

“Gue mutusin buat mencari member untuk live karena gue gak bisa nih berkarya doang, tapi gak bisa dipromoin door to door. Jadi, gue mencari member dari teman-teman. Akhirnya ketemu Micco dan lain-lain,” kata Beges.

Saat ditanya mengenai rencana ke depan bandnya, Beges memberikan bocoran ia dan rekan-rekan Nattmaran sedang menyiapkan materi baru yang akan masuk ke 4 way split album bersama Spellforger (Bandung), Demon Sacrifice (Yogyakarta), dan Ventor (Semarang).

Nattmaran akan rilis 4 way split bersama 3 band lainnya / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

Rencana perilisan 4 way split ini diinisiasi oleh label yang menaungi Nattmaran, Wise Blood Records asal Indianapolis, Amerika Serikat yang menugaskan mereka untuk mencari band Indonesia yang cocok masuk ke materi tersebut.

“Jadi, 4 way split ini proyek mereka (Wise Blood Records) dari 2 tahun lalu kayaknya. Yang sekarang ini volume keempat. Tiga volume yang pertama itu band-band Amerika sama Eropa. Dan di tahun depan mereka penginnya band Indonesia semua,” ujar Beges.

Micco menambahkan, selain materi baru Nattmaran juga bakal menjalani tur tanggal 11-13 Oktober 2024 di Bali. Di salah satu titik tur ini, mereka bakal mengajak Demon Sacrifice, salah satu band yang akan masuk dalam 4 way split untuk tampil bersama di panggung.

Dalam rangkaian tur bertajuk Nightmare Terror Over Bali, Nattmaran manggung di Gianyar, Denpasar, dan Badung. Untuk para metalheads Bali, bersiaplah.

Busuk bersiap di balik panggung Blackandje Fest 2024 / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

Salah satu nama lokal yang penampilannya sangat ditunggu oleh kami adalah Busuk, band asal Depok yang memainkan gaya musik grindcore berpadu dengan hardcore punk lengkap dengan penggunaan efek gitar Boss HM-2 yang suaranya mampu memantik orgasme telinga para pecinta musik ekstrem.

Tepat sebelum mereka tampil, kami sempat mengabadikan momen para personel Busuk yang sedang sibuk menyiapkan alat mereka masing-masing.

Setelah tampil di panggung dengan membawakan materi-materi dari album perdana Worshipper (2020, Lawless Jakarta Records), kami langsung menyambangi Adul (vokal) untuk sesi wawancara.

Adul mengatakan saat ini Busuk sedang dalam pengerjaan album kedua dan sudah memasuki tahap masuk studio untuk rekaman. Rencananya album dibidik untuk menetas tahun 2025.

Busuk akan rilis album dan tur Jepang di tahun depan / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

“Rencananya 2025 rilis, lalu akhir tahun 2025 kami mau berangkat ke Jepang buat tur. Tajuk turnya belum ada, cuma titiknya sudah ada,” ucap Adul tentang rencana Busuk.

Sebagai musisi yang membawa napas musik ekstrem, Adul sempat memberikan pendapatnya tentang genre ini. Bagi Adul, Indonesia memiliki pasar pecinta musik keras yang cukup besar. Maka dari itu, perhelatan seperti Blackandje Fest dirasa tidak pernah gagal sejak perdana diadakan.

“Yang pertama audience-nya banyak, yang sekarang juga banyak. Busuk sebagai band yang main jam 5 itu crowd-nya udah asyik,” jelasnya.

Usai mewawancarai Adul dari Busuk, kami menyaksikan banyak penonton yang antre di booth merchandise. Setelah ditelusuri, ternyata kru dari Full Of Hell sudah tiba dengan membawa cendera mata band khusus tur ini. Sontak para calon pembeli langsung berebut untuk mendapatkan kaus lengan panjang dan pendek yang tersedia dengan jumlah terbatas.

Kru Full Of Hell menunjukkan kaus tur mereka / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

Suasana booth yang menunjukkan sengitnya persaingan untuk mendapatkan merchandise Full Of Hell / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

Musisi lokal terakhir yang kami temui di Blackandje Fest 2024 adalah Denisa, yang per tanggal 20 Agustus lalu resmi bekerja sama dengan label rekaman Amerika milik Jacob Bannon, vokalis Converge, DEATHWISH Records sebagai naungan.

Sebelum membahas topik kerja sama dengan label barunya, kami lebih dulu menanyakan perihal tur yang baru dijalani Denisa bersama Pelteras dan Morgensoll beberapa waktu lalu. Dalam tur bertajuk The City Crypts, Denisa bersama kedua band singgah di Surabaya (24/08) dan Solo (25/08).

 

View this post on Instagram

 

A post shared by denisa (@__.denisa)

 

“Turnya seru banget. Ini pertama kali gue tur yang ramai-ramai sama teman-teman gue. Serunya tuh kayak melihat crowd di setiap titik beda banget sama Jakarta,” ujarnya.

Denisa juga mengapresiasi para penonton di Surabaya dan Solo yang menurut dia sangat ekspresif saat menyaksikan penampilan mereka. “Gak tau ya. Ini spekulasi gue, mungkin band lebih jarang tampil di sana. Jadi when they get the chance, ya mereka berekspresi,” tutur Denisa.

Kedatangan Denisa, Morgensoll, dan Pelteras di Surabaya dan Solo adalah rangkaian The City Crypyts putaran pertama. Untuk informasi mengenai putaran selanjutnya bisa langsung pantau di akun media sosial masing-masing band.

Gabungnya Denisa ke DEATHWISH Records tentu menjadi pencapaian tersendiri. Belum lagi solois yang tahun lalu merilis album St. Bernadette ini merupakan satu-satunya musisi Asia yang menjadi roster dari label milik punggawa Converge tersebut.

Denisa resmi masuk label DEATHWISH Records / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

“Akhir tahun lalu gue di-DM sama Jacob Bannon. Gue sampai sekarang masih kaget sih. (Dia) nawarin untuk kayak mau work together atau collab. Gas. Gitu aja sih. Langsung back and forth gitu,” kenangnya.

Solois yang dikenal dengan pakaian serba hitam ini sempat membocorkan, bahwa saat ini ia sedang dalam proses penggarapan materi baru yang akan dirilis bersama DEATHWISH Records. Apakah akan dalam format album, album mini, atau single? Patut dinanti. 

Kami Pophariini dengan slogan 100% musik lokal tak pernah menutup pintu untuk bertemu dengan musisi luar. Saya sebagai penggemar Full Of Hell berkesempatan mewawancarai Dylan Walker (vokal) dan David Bland (drum).

Obrolan dimulai dengan menanyakan apa yang mereka ingat pas pertama kali tampil di Indonesia tahun 2015. Dylan mengatakan saat itu sangat lelah menjalani rangkaian tur, sehingga ia lebih banyak tidur begitu tiba di Indonesia.

“Semua penonton sangat senang untuk menyaksikan kami. Mereka sangat bersemangat, aktif, sangat keren, dan kami disambut dengan hangat,” kenang Dylan.

Dave pun menambahkan, penonton di Jakarta merupakan salah satu crowd terbaik yang pernah mereka rasakan. Ia menegaskan pengalaman main di Indonesia sangat menyenangkan.

“Salah satu skena terbaik yang pernah kami alami, ketika membicarakan semangat orang saat menyaksikan musik. Sangat menyegarkan untuk tampil di Jakarta,” jelas Dave.

Jika melihat durasi rekaman suara di aplikasi perekam telepon genggam, perbincangan dengan Dylan dan Dave dari Full Of Hell sudah berjalan 10:25 menit. Ini merupakan durasi obrolan yang tidak sebentar. Maka kami memutuskan melanjutkannya di artikel terpisah.

Suasana crowd saat Full Of Hell tampil / Dok. Anggik Yoga Prayuda

 

Blackandje Fest 2024 jelas mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun lalu. Terlepas hadirnya band internasional, pemilihan venue di Creative Culture cukup sejuk untuk acara musik ekstrem. Hal ini juga menunjukkan keinginan festival ini untuk naik kelas, mengingat tahun lalu suasana di balik panggung membuat peluh lebih sering menetes. 

Di akhir acara beberapa penonton yang datang dari berbagai latar belakang tampas masih kongko. Obrolan bukan lagi, “Gimana ya nanti penampilan Full Of Hell?”. Melainkan kebahagiaan yang maksimal, “Anj*ng Full Of Hell keren banget tadi! Thank you Blackandje Fest!”.

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …