Di Balik Panggung Cherrypop 2024

Aug 16, 2024

Cherrypop 2024 sukses berlangsung tanggal 10 dan 11 Agustus di Lapangan Panahan Kenari, Yogyakarta. Di tahun ketiganya, festival mengusung tema Selamet Bermusik dengan menyajikan beragam peristiwa budaya dan musik sebagai balutan utama.

Tak berbeda dari tahun sebelumnya, Cherrypop masih menghadirkan 2 panggung yang sama dinamakan Cherry Stage dan Nanaba Stage. Sedangkan Yayapa Stage absen tahun ini digantikan dengan Laidback Cherry Gigs Stage yang tidak hanya menjadi tempat penampilan musik, tetapi juga talkshow.

Cherry Stage / dok. Syauqi Ibrahim

 

Nanaba Stage / dok. Syauqi Ibrahim

 

Laidback Cherry Gigs Stage / dok. Syauqi Ibrahim

 

Selama 2 hari penyelenggaraan, Cherrypop menghadirkan konsep perayaan hari jadi album monumental band seperti FSTVLST (1 Dekade HITS KITSCH), Seringai (2 Dekade High Octane Rock), Majelis Lidah Berduri (15 Tahun Balada Joni dan Susi), The Upstairs (2 Dekade Matraman), Rabu (1 Dekade Renjana), dan Risky Summerbee & The Honeythief (15 Tahun The Place I Wanna Go).

Tak hanya itu, festival juga menyuguhkan konsep perayaan usia karier band seperti yang dilakukan oleh Rumahsakit (3 Dekade untuk Semua) dan Morfem (15 Tahun Jungkir Balik di Skena).

Selain nama-nama tersebut, festival garapan Swasembada Kreasi Live ini turut menghadirkan nama-nama lokal Jogja yang juga patut diperhitungkan yaitu Port Moresby, Niskala, Temaram, Serigala Malam, The Kick, The Jeblogs, dan masih banyak lagi.

Berbekal ID akses penuh yang diberikan panitia, kami berhasil menembus barikade untuk meliput peristiwa di balik panggung Cherrypop 2024 selama 2 hari. Simak langsung di bawah ini. 

 

Hari pertama Cherrypop 2024

Pernah masuk ke dalam rubrik Bising Kota, kami langsung memilih Port Moresby sebagai band pertama untuk diajak berbincang di balik panggung Cherrypop 2024.

Kami menemui para personel Khusnudhoni Hendra Muhammad (bas, vokal), Faraaj Andi Kusuma (gitar, vokal latar), Muhammad Harits Hibatullah (gitar), dan Stevano Wicaksono (drum) usai mereka beraksi di Nanaba Stage.

Dalam kesempatan ini, sang pemain bas dan vokalis yang akrab disapa Wejik dan mengaku belum pernah datang ke Cherrypop sebagai penonton. Ia melontarkan pujian terkait pemilihan Lapangan Panahan Kenari sebagai tempat penyelenggaraan acara.

“Cherrypop tahun ini keren banget. Aku suka venue-nya sih, kan datar dan lapang gitu. Terus kayak sore-sore, nikmat banget,” kata Wejik.

Wejik menambahkan, tampil di panggung Cherrypop sangat menyenangkan karena para personel Port Moresby merasa leluasa untuk mengeluarkan segala ekspresi mereka.

Sore itu, Port Moresby membawakan 7 dari 8 lagu yang ada di album penuh perdana mereka bertajuk The Unknown Unknowns yang resmi beredar akhir Mei lalu. Harits sang gitaris menjelaskan, album ini berpengaruh ke semakin banyaknya pendengar Port Moresby yang sudah mereka anggap sebagai teman.

“Kata kuncinya mungkin lebih ke teman ya. Selain memperkuat teman-teman lama, kami juga dapat teman baru juga dari perilisan album ini,” ucap Harits.

Di akhir sesi wawancara, Faraaj sempat melontarkan kesannya kepada Cherrypop sebagai sebuah festival musik.

“Yang aku senang banget adalah Cherrypop setiap tahunnya punya konsep yang berbeda. Tahun kemarin temanya kan band-band mitos nih, ada Seek Six Sick terus headliner-nya Jenny. Tahun ini kan konsep baru lagi. Karya-karya lama yang sudah lebih dari 1 dekade dijadiin puncaknya lah, makanya namanya Selamet Bermusik,” jelas Faraaj.

Faraaj juga menyampaikan rasa salut kepada tim Cherrypop karena bisa menampilkan band-band lokal Jogja yang keren dan belum pernah tampil di festival besar yang ia rasa menimbulkan kesan imbang antara musisi legend dan emerging.

Port Moresby merasa tampil ekspresif di Cherrypop 2024 / dok. Syauqi Ibrahim

 

Usai menemui Port Moresby, kami langsung menjumpai Jirapah yang baru selesai manggung saat kami mengakhiri wawancara dengan Port Moresby. Seperti yang sudah kami tulis di artikel 5 Pertunjukan yang Wajib Ditonton di Cherrypop 2024, festival menjadi momen perdana Jirapah tampil di Jogja.

Kami membuka sesi bincang dengan menanyakan mengapa baru kali ini Jirapah tampil di Jogja sejak terbentuk di pertengahan tahun 2000an. Ken Jenie (vokal, gitar) mengatakan kesibukan para personel dengan pekerjaan utama masing-masing menjadi alasan mereka baru singgah di kota ini setelah lama terbentuk.

“Tawaran ada, cuma gak sempat aja dulu-dulu. Pasti ada bentrok gitu selalu,” ujar Ken.

Masih mengacu pada cuitan Yudhis (gitar) beberapa hari sebelum tampil di Cherrypop. Di mana ia menanyakan tempat kuliner di sekitar Jogja. Kami pun langsung menindaklanjuti cuitan tersebut dengan menanyakan kuliner apa saja yang sudah dan akan mereka jajal.

Sejumlah nama makanan dan tempat makan pun mereka sebutkan seperti sate klatak, Warung Bu Ageng, dan Ayam Goreng Ny. Suharti.

“Soalnya ada yang rekomendasi, ini katanya yang OG-nya nih. Yang bikin Ibunya bukan Bapaknya. Sejauh ini baru itu, semoga nanti malam dan besok ada lagi,” komentar Yudhis soal Ayam Goreng Ny. Suharti.

Cherrypop 2024 jadi panggung perdana Jirapah di Yogyakarta / dok. Syauqi Ibrahim

 

Lagi-lagi Jirapah yang beberapa hari sebelum penampilan baru saja merilis single baru berjudul “Sesak” melontarkan pujian terhadap pemilihan Lapangan Panahan Kenari sebagai tempat Cherrypop 2024. Yudhis suka dengan tanah datar yang dipenuhi rumput hijau di sana, yang menurut sang gitaris sangat bagus.

Di sisi lain, Ken juga merasa senang dengan penonton Cherrypop karena cukup apresiatif untuk band yang perdana tampil di Jogja.

“Nyaman banget sih. Rasanya kayak mereka datang memang mau nonton, jadi lega. Biasanya kan kalau menghadapi crowd baru agak terintimidasi, kayak how to win them over. Kalau tadi sih langsung tenang,” jelas Ken.

Sesi wawancara ditutup dengan pernyataan berani dari Ken yang menegaskan bahwa bakal ada materi baru dari Jirapah yang akan beredar setelah Cherrypop dan sebelum panggung mereka yang selanjutnya. Mari nantikan.

Ken Jenie dan Muhammad Hilmi (Manajer Jirapah) usai penampilan Jirapah / dok. Syauqi Ibrahim

 

Suasana sore di Cherrypop 2024 / dok. Syauqi Ibrahim

 

Jika 2 band yang ditemui tadi perdana main di Cherrypop, berikutnya Silampukau yang tahun ini menjadi kali kedua mereka tampil di festival setelah pernah unjuk gigi di pergelaran perdana 2022 lalu.

Duo asal Surabaya beranggotakan Eki Tresnowening dan Kharis Junandharu ini sempat memberikan komentar tentang Cherrypop.

“Tahun ini asyik sekali. Bukan tahun kemarin gak asyik, maksudnya saya malah baru tau Lapangan Kenari ini. Venue-nya oke. Selamat untuk Cherrypop bisa menemukan venue ini,” ucap Kharis yang lagi-lagi memuji pemilihan tempat Cherrypop.

Posisi ketiga panggung yang berjejer dan menghadap ke arah yang sama pun menjadi poin plus bagi Silampukau. Sehingga saat beberapa penampil naik panggung bersamaan, output suara tidak tumpang tindih.

Lantaran area green room di Cherrypop 2024 aksesnya hanya untuk pemilik ID ‘Artist’, kami pun menanyakan kepada Silampukau bagaimana suasana di sana. Eki dengan ceria menjelaskan suasana di ruangan tersebut sangat sesuai dengan tema acara, Selamet Bermusik.

Silampukau usai tampil di Cherrypop 2024 / dok. Syauqi Ibrahim

 

“Sangat ‘selametan’ ya. Benar-benar Selamet Bermusik ini. Yang khas Jogja ada (disediakan) wedang secang,” jelas Eki.

Lebih lanjut, Eki yang mengaku ingin menyaksikan Rumahsakit dan Morfem di Cherrypop 2024 sempat melemparkan harapan kepada festival musik tahunan asli Jogja ini.

“Konsisten paling ya, ada terus setiap tahun. Dan pastinya makin keren, banyak yang nonton, dan bakal enjoy semua sih,” pungkasnya.

Kami juga mendapatkan kabar baik dari Silampukau bahwa saat ini mereka sedang menggarap album mini terbaru. Meski masih belum bisa memberikan bocoran mengenai jumlah trek dan judul sang album, namun kedua personel berencana untuk meluncurkan album akhir tahun 2024.

Hari pertama kami akhiri dengan menyantap makanan yang dimasak oleh para seniman dari kolektif seni asal Jogja bernama Ruang MES 56. Menu seperti sate udang dan semur daging jadi asupan di malam hari yang cocok untuk menutup Cherrypop 2024.

Ruang MES 56 melayani para penghuni balik panggung Cherrypop 2024 / dok. Syauqi Ibrahim

 

Hari kedua Cherrypop 2024

Kami berkesempatan berbincang dengan band hardcore asal Jogja, Serigala Malam. Mereka melontarkan kesan bermain di Cherrypop menyenangkan, meski band merasa ini bukan tempat biasa untuk musik hardcore berkumandang. Walaupun bukan yang pertama kali main di festival yang serupa, Komeng (vokal) mengaku nuansa seru di panggung Cherrypop tetap terasa saat mereka tampil.

“Ternyata kami juga gak nyangka audience-nya seantusias itu,” kata Komeng.

Sebagai band hardcore di mana genre tersebut sedang relatif ramai dimainkan dan dibicarakan di mana-mana, kami membahas fenomena ini bersama Serigala Malam. Petrus (bas) mewakili teman-temannya langsung memberikan komentar atas pernyataan tersebut.

Serigala Malam bersiap tampil ditemani keluarga / dok. Syauqi Ibrahim

 

“Apapun musik yang lagi naik sekarang, khususnya hardcore yang penting ketika kalian menikmati pas nonton, jangan ada gelut-gelutan karena itu gak asyik banget. Intinya, kalau nonton acara ya tetap enjoy. Kalau ada yang jatuh ya dibangunin,” tegas Petrus.

Di akhir sesi wawancara, Komeng mengatakan ia dan rekan-rekannya di Serigala Malam saat ini sedang mempersiapkan album mini yang ditargertkan beredar awal 2025. Selain itu, ia sempat memberikan pesan singkat kepada Cherrypop.

“Bakal ada sesuatu dari kami, tunggu aja. Buat Cherrypop, pesan saya makin oke, makin keren, dan jangan berhenti bikin acara keren seperti ini,” tutup Komeng.

Aktivasi pijat oleh Jono Terbakar di booth Pophariini / dok. Syauqi Ibrahim

 

Di Cherrypop 2024 kami dari Pophariini tidak hanya terlibat untuk meliput, namun juga ikut mengkurasi 3 penampil melalui kanal Irama Kotak Suara yang penampilannya bisa dilihat di unggahan Instagram. Selain itu, kami juga membuka booth yang menyediakan jasa pijat dari seorang musisi yang memiliki kemampuan pijat mumpuni yaitu Nihan Lanisy, atau yang dikenal dengan nama panggung Jono Terbakar.

Mengenai kehadiran fasilitas pijat di booth Pophariini, Denboi selaku Program Director Bising Kota Pophariini mengaku ingin memanjakan para pengunjung Cherrypop 2024. Ide ini datang dari pengalaman pribadinya yang kerap merasa kelelahan saat menghadiri festival.

“Dan ide paling make sense adalah bagaimana memfasilitasi satu festival dengan jasa pijat. Sharing ide ini ke Kiki Pea, ternyata disambut baik oleh beliau. Bukan cuma menyambut baik, Kiki juga merekomendasi musisi Jogja yang punya keahlian memijat. Akhirnya keluarlah nama Jono Terbakar,” jelas Denboi.

 

Temaram mengaku tampil di Cherrypop adalah sebuah tantangan / dok. Syauqi Ibrahim

 

Musisi berikutnya yang ditemui incaran saya pribadi sebagai penulis sejak masih merencanakan artikel ini. Mereka adalah Temaram, trio doom metal asal Jogja yang tampil minimalis namun penuh energi meledak-ledak saat tampil di Laidback Cherry Gigs Stage malam itu.

Band instrumental beranggotakan Yudha (gitar, bas), Bagus (gitar additional), Nugraha Adam (drum) ini mengawali wawancara dengan cerita singkat tentang bagaimana band terbentuk.

Temaram berjalan sejak akhir tahun 2015, saat album mini perdana mereka Revival rilis, masih mengusung format duo dengan gitar, drum, dan masih menggunakan vokal. Di tahun 2021 saat perilisan album Praise The Darkness, baru mereka mengusung format trio dan instrumental.

Yudha yang mengaku selalu hadir di perhelatan Cherrypop mengungkapkan penempatan Temaram di Laidback Cherry Gigs Stage cukup menarik karena mereka membawakan genre yang cukup berbeda dari barisan penampil lainnya.

“Mungkin jadi Cherrydoom kali ya kalau kami main [tertawa]. Lumayan challenging karena kami diapit dua ‘benua’. Ya berusaha semaksimal mungkin,” ucap Yudha tentang letak panggung di tengah Cherry dan Nanaba Stage.

Sebagai penikmat musik doom metal, saya secara pribadi menanyakan rekomendasi band-band Jogja dengan genre serupa kepada Temaram. Mereka pun secara bergantian menyebutkan nama-nama seperti DEATHGANG, Condoom, K.A.D.A.L, dan masih banyak lagi.

“Genre doom ini kan genre metal yang bukan metal populer juga, tapi tetap stabil dan bertahan menurutku. Jadi kayak ada jalurnya sendiri. Ya sudah, kami tetap bertahan dan ada aja,” tegas Yudha tentang eksistensi doom metal di Jogja.

Beberapa hari sebelum Cherrypop bergulir tepatnya Senin (12/08), akun Instagram @hookspace mengunggah acara bernama Blackhole, di mana Temaram bakal tampil menjadi pembuka band black metal asal Jakarta, Avhath yang memang akan melangsungkan tur Jawa Tengah di awal bulan September mendatang.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by HOOKSpace (@hookspace)

 

Temaram bakal membuka Avhath dalam rangkaian tur bertajuk Crimson Prelude tanggal 7 September di Sangkring Art Space, Yogyakarta.

Saat kami mewawancarai Temaram, informasi mengenai hal tersebut memang belum rilis. Namun kami yang sempat mendengar kabar tersebut beberapa hari sebelum berangkat ke Cherrypop tentu langsung menanyakannya kepada band.

“Katanya sih kayak dua band dalam satu acara, terus special show gitu. Jadi Temaram sama Avhath doang,” jelas Yudha.

Di malam itu, Temaram menutup sesi bincang dengan mengatakan bahwa mereka saat manggung membawakan single terbaru yang belum rilis bertajuk “Tiamut”. Judul lagu ini memang diambil dari salah satu karakter komik Marvel, yang kabarnya akan menjadi bagian dari materi terbaru Temaram yang patut ditunggu.

Temaram siap membuka Avhath di bulan September mendatang / dok. Syauqi Ibrahim

 

Jika di hari pertama kami menyantap makanan dari Ruang MES 56, hari kedua kami berkesempatan menikmati kopi dari JRNY Coffee yang memang disediakan untuk mereka yang ada di balik panggung Cherrypop 2024.

JRNY menyediakan kopi di balik panggung Cherrypop 2024 / dok. Syauqi Ibrahim

 

Pergelaran Cherrypop 2024 akhirnya kami tutup dengan menyaksikan penampilan Seringai yang membawakan seluruh lagu dari album High Octane Rock. Meski sudah pernah menyaksikan mereka membawakan set serupa saat High Octane Fest tahun 2019 lalu, namun penampilan Seringai yang beroktan tinggi memang selalu menyenangkan untuk disaksikan.

Usai tampil di Cherry Stage, Seringai langsung meladeni penggemar untuk sesi tanda tangan. Kami menemui mereka untuk sedikit membahas perjalanan bermusik yang tak terasa sudah lebih dari 20 tahun.

Seringai di sesi tanda tangan usai manggung di Cherrypop 2024 / dok. Syauqi Ibrahim

 

“Kayaknya usia bandnya lumayan bisa menggambarkan betapa cocoknya kami berempat sepertinya ya,” tegas Sammy Bramantyo, pemain bas Seringai.

Obrolan kami dengan Seringai berlanjut ke pembahasan mengenai alasan mereka belum bubar sampai saat ini. Namun, perbincangan tersebut kami simpan untuk artikel lain yang bakal dipublikasi di hari depan.

Seperti yang diucapkan oleh Silampukau, kami pun merasa bahwa Cherrypop 2024 ini sangat sesuai dengan tema Selamet Bermusik yang diusung. Kami merasa nuansa ‘selametan’ sangat terasa di festival musik ini. Sampai jumpa di Cherrypop tahun depan!

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Menang Rhyme Pays Season 1, Al Smith Langsung Rilis Album BAIT

Setelah keluar sebagai pemenang Rhyme Pays Season 1 pada Agustus lalu, musisi hip hop asal Condet, Jakarta Timur Al Smith langsung tancap gas meluncurkan album penuh perdana dalam tajuk BAIT hari Minggu (08/09) dalam …

Juicebox Asal Depok Kembali Bahas Kehidupan Mahasiswa di Single Home

Band asal Depok bernama Juicebox resmi meluncurkan single anyar dalam tajuk “Home” hari Jumat (16/08). Seperti karya-karya sebelumnya band yang terbentuk dari jurusan FISIP UI ini kembali membahas topik-topik yang berhubungan dengan kehidupan mahasiswa. …