Dirty Ass – Distopia

May 27, 2022

Saya menemukan sebuah teori ketika suatu kali mendengarkan “Pushin’ Too Hard”, sebuah lagu yang ditulis dan dimainkan oleh grup garage rock Amerika, The Seeds di tahun 1965. Lagu ini sempat jadi minor hit dengan menduduki nomor 36 di tangga lagu Billboard Hot 100. Kritikus menyebut lagu ini sebagai lagu umum untuk merayakan tren garage rock bahkan rock n roll di tahun 60-an. Rock and Roll Hall of Fame bahkan memasukkan “Pushin’ Too Hard” sebagai satu dari “500 Lagu Yang Membentuk Rock ‘N Roll”.

Hari ini, jika melihat Spotify, “Pushin’ Too Hard” sudah dibawakan banyak grup, dari band punk macam The Vibrators sampai grup pop macam The Bangles.

Jika kita lihat lebih dalam, satu dari banyak alasan kenapa single ini begitu berpengaruh selain dari musiknya, ternyata ada pada liriknya. Lagu “Pushin’ Too Hard”, terlepas dari alasan lagu ini berbicara tentang hubungan percintaan atau hubungan yang posesif, namun saya justru melihat lagu ini lebih menyuarakan tentang kebebasan anak muda yang ingin memilih jalan hidup sesuai yang mereka inginkan tanpa ada paksaan harus jadi ini dan itu.

Semangat kekebasan ini yang terus melekat pada grup rock garasi yang muncul saat itu, serta band-band punk yang muncul di generasi sesudahnya. Dan semangat ini yang jelas terlihat pada hari ini setelah mendengar album Distopia dari grup asal Tangerang, Dirty Ass. Di tengah arus band-band rock, solo atau tren musik yang naik saat ini, selalu ada ruang bergairah untuk musik punk dan rock garasi yang tumbuh dengan ceruk skena yang menyertainya. Ini bukan gejala hari ini, dalam arti sebetulnya apa yang dibuat Dirty Ass juga band-band punk sejenis di arenanya juga hanyalah repetisi dari apa yang telah ada di era-era sebelumnya.

Lewat Dirty Ass, kita bisa kembali mendengar suara-suara kebebasan berhias kebisingan distorsi yang dimainkan dan dimampatkan dalam satu dua menit atau tiga menit durasi paling lama. Vokal high pitch dengan efek, menghasilkan kemarahan maksimal, namun dengan produksi yang bagus, tetap bisa dinikmati. Terdengar irisan-irisan Dead Kennnedy’s disini, Black Flag di sana, mungkin Bad Brains atau The Germs di tengah-tengah. Namun terlepas apakah itu menjadi satu dari sekian banyak pengaruh yang didengarkan punggawa-punggawa Dirty Ass, namun album mereka tetap matang, baik secara konsep, judul lagu, musik dan lirik yang menyertainya.

Distopia, gagasan yang disampaikan menurut saya cukup terwakili dalam sampul album juga judul-judul lagu yang terdapat di album ini. Satu orang yang tertutup matanya, nampak tergeletak di lantai yang gelap, kemungkinan besar ia habis disiksa oleh dua orang yang berdiri di atasnya mewakili tema besar tentang keadaan, situasi dan masyarakat yang menakutkan yang kita jalani hari ini. Kata-kata Cemas, Keluh, Muak, Gusar, Sesak, Geram dan Fanatik yang termaktub dalam judul lagu juga secara gamblang mendukung gagasan tentang keadaan ini. Mungkin kurang lebih gagasan yang sama yang disampaikan Jello Biafra ketika membentuk Dead Kennedy’s yang menyampaikan keadaan horor, namun bukan dengan visual yang nyata, seperti kebrutalan polisi, fanatisme nazi, perang, dsb.

Sebuah album garage punk dengan paket pesan dan tema yang sempurna, Distopia layak buat kandidat sebagai calon album terbaik di tahun ini.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Di Balik Panggung Kabar Bahagia 30 Tahun Perjalanan rumahsakit

Perjalanan 30 tahun bukan waktu yang sebentar untuk berkumpul dan mendedikasikan jiwa raga dalam entitas band. Keberhasilan yang sudah diraih rumahsakit selama mereka berkarier terwujud dalam sebuah perayaan. Bekerja sama dengan GOLDLive Indonesia, Musicverse …

Wawancara Eksklusif Atiek CB: Lady Rocker Indonesia yang Gak Betah Tinggal di Amerika

Salah satu legenda hidup rock Indonesia, Atiek CB menggelar sebuah pertunjukan intim bertajuk A Night To Remember for Atiek CB hari Rabu, 11 Desember 2024 di Bloc Bar, M Bloc Space, Jakarta Selatan.   …