Dua Dekade Mayhem, Embrio Sing-along Party di Jakarta
Kapan sebenarnya era terbaik kancah musik independen Jakarta? Mungkin di periode 2002 – 2007 adalah jawabannya. Di masa itu band-band eksentrik yang berkualitas muncul ke permukaan, radio hingga stasiun TV pun mulai memberi ruang bagi mereka untuk tampil, dan yang tidak kalah penting adalah munculnya monumen bersejarah bagi ekosistem musik indie- sebuah bar di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Parc.
Venue legendaris itu memang tidak berumur panjang. Dibuka oleh Nasta Sutardjo dan teman-temannya di tahun 2002, Parc dan segala kemeriahannya harus usai di tahun 2006. Meski begitu, di usianya yang singkat, Parc tetap mampu meninggalkan jejak yang berarti bagi ekosistem musik dan gaya hidup muda-mudi, bahkan hingga hari ini.
Salah satu yang paling monumental, selain tentunya program Thursday Riot yang kerap menampilkan band-band indie, adalah pesta bertajuk Monday Mayhem. Digelar rutin setiap hari Senin, Monday Mayhem menawarkan pengalaman berdansa dan bernyanyi bersama dengan iringan lagu-lagu indie, alternative, hingga new wave.
Henry Foundation a.k.a Batman adalah sosok di balik Monday Mayhem. “Sebelumnya gue dan temen-temen yang lain udah sering nge-DJ bawain lagu-lagu band di beberapa pameran. Tapi baru akhirnya rutin pas Nasta ngajak gue untuk ngisi program hari Senin di Parc,” cerita vokalis dan juru kunci dari Goodnight Electric tersebut.
Batman bercerita bagaimana pada saat itu Monday Mayhem mencoba memberikan sesuatu yang baru dalam agenda keriaan muda-mudi Jakarta. “Waktu itu kan lagi ramenya emang lagu-lagu club. Cuma di Monday Mayhem doang orang-orang bisa party pakai lagu-lagu band,” ceritanya saat diwawancari secara daring.
Namun Monday Mayhem tidak langsung mencapai sukses pada masa-masa pertamanya. Ia mengaku kalau Monday Mayhem sering kali sepi pengunjung. Kerumunan orang baru bakal bermunculan kalau kebetulan tanggal merah jatuh di hari Selasa.
Waktu berlalu dan Parc harus gulung tikar. Namun rupanya kerinduan komunitas yang kerap datang ke Monday Mayhem tidak bisa dibendung. Batman dan Nasta yang kemudian menjadi pasangan suami istri meneruskan perjalanan Mayhem.
“Setelah Parc tutup, Monday Mayhem gak diadain rutin lagi setiap minggu, kita cuma bakal ngadain kalau hari Selasanya libur. Abisnya takut sepi,” ceritanya dengan tertawa. Rumus tersebut bisa dibilang berhasil, Monday Mayhem, yang akhirnya digelar di berbagai venue, selalu diramaikan oleh rombongan penggemar lagu-lagu indies yang siap bersenang-senang. Hal itu akhirnya menginspirasi Batman untuk menggelarnya lebih sering lagi. “Akhirnya gue bikin deh Mayhem Extended. Itu tuh nama yang dipake kalau kita ngadain Mayhem di luar hari Senin. Oh iya, ada lagi Uber Damage. Sama kayak Mayhem Extended, tapi sekalian pesta kostum.”
Hari ini format sing-along party kian digandrungi, beberapa bahkan hadir dengan format yang lebih matang, lengkap dengan mikrofon dan layar bertuliskan lirik layaknya karaoke party. Tidak sedikit juga venue-venue di berbagai kota mulai memiliki program serupa.
Batman pun memberikan komentar atas tren karaoke party yang kian menjamur. “Sekarang sih udah macem-macem banget, ya. Ada yang emang fokus ke lagu-lagu nostalgia, guilty pleasure, bahkan ada yang koplo juga,” ungkap sosok di balik duo seniman visual, The Jadugar tersebut.
Ketika dimintai tanggapan perihal tren yang belakangan marak, Batman enggan melihatnya sebagai kompetisi dengan generasi muda hari ini. Karena baginya, Mayhem hanyalah sarana bersenang-senang bersama teman-teman dengan referensi musik serupa, yang dengan sendirinya mampu bertahan selama dua dekade.
Sebelum meninggalkan legacy, Henry Foundation dan banyak figur kreatif lainnya tentu mencari cara untuk menjadi berbeda. Gak cuma mereka, kamu juga bisa. Cek cara-caranya di sini!
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wijaya 80 Rilis Single Terakhir Kali, Selangkah Lebih Dekat Menuju Mini Album
Wijaya 80, band trio yang mengusung tema pop 80an, meluncurkan single “Terakhir Kali” (06/12). Lebih dari sebuah karya musik, tembang ini menjadi refleksi emosional tentang rumitnya perjalanan cinta sekaligus penanda babak baru …
Maudy Ayunda Rayakan Kerapuhan dan Ketangguhan Manusia di Album Keempat
Penyanyi dan penulis lagu, Maudy Ayunda, kembali menghiasi blantika musik Indonesia dengan merilis album studio keempatnya, Pada Suatu Hari (03/12). Album ini menampilkan sisi artistiknya yang lebih matang dan autentik—baik dalam bermusik, maupun bercerita. …