Ei, Si Mata Merdu Nan Sendu

Lagu yang indah kadang datang begitu saja, dan justru sebagian besar bukan dari tangan para penulis lagu atau penyanyi yang hebat. Terkadang lagu yang bagus ini justru muncul dari pendatang baru, salah satunya Ei.
Ei (baca: ay) adalah gadis berusia 18 tahun yang punya mimpi besar menjadi seorang musisi terkenal. Jalan setapak berhasil ia buat, hasilnya 2 single dan baru-baru ini kembali menelurkan single baru yang bertajuk “MAY, HALFWAY” featuring Mario Ginanjar.
Musik memang bekerja dengan cara yang amat misterius, termasuk bagaimana bakat-bakat seperti Ei ditemukan oleh industri musik.
“Suatu hari aku suatu hari memposting video dirinya sedang meng-cover lagu bersama pianonya, lalu postingan tersebut tak sengaja dilihat oleh om Yuke (Yuke Sampurna – bassis Dewa 19). Om Yuke lalu mengundangku untuk datang ke studionya,” ungkap Ei pada jumpa pers yang digelar Rabu (8/12) lalu.
Gayung bersambut. Yuke, yang juga produser musik terkesan ketika mendengar lagu yang dibuat oleh Ei. Yuke pun memperkenalkan Ei pada Mario Ginanjar yang juga merupakan seorang penyanyi, penulis lagu, dan salah satu dari trio vokalis band Kahitna.

Ei dan Yuke saat jumpa pers
Selanjutnya, rencana semesta berjalan sempurna. Jumat, 03 Desember 2021, single “MAY, HALFWAY” Ei featuring Mario Ginanjar resmi dirilis.
“Lagu ini aku tulis tentang dua orang yang sempat saling suka tapi kemudian berpisah, ketika berjarak keduanya justru menyadari bahwa rasa itu lebih dari sekedar suka, lalu mereka pun saling mencari dan berusaha untuk bertemu kembali,” ujar Ei.
Mario, yang pertama kali mendengar lagu ini dibuat terkesan, baik karena lagunya juga karena kepiawaian Ei dalam menulis lagu.

Ei dan Mario
“Pertama gue denger lagu ini, gue langsung jatuh cinta. And the fact that this song is written by an 18 years old is just amazing. Ei itu masih muda banget tapi dia dalem…”, ujar Mario menceritakan kesannya terhadap Ei yang ia juluki ‘Si Mata Merdu’.
Pribadi introvert yang diakui Ei menjadi nilai lebih karena musik bisa menjadi media yang nyaman untuknya bercerita bersama piano, teman curhatnya yang setia.
“Sedikit banyak aku ngalamin apa yang aku tulis di lagu May Halfway, I’m connected with the story and the experience then I tried to translate it into a song. Pengalaman, rasa, nada, semua biasanya dateng pas aku lagi sama piano aku…”, ungkapnya.
Lebih jauh tentang Eileen Pandjaitan (nama lengkapnya), gadis kelahiran 2003 ini telah menunjukan kecintaannya pada musik sejak usia 3 tahun. Bekal piano yang dikenalkan oleh orangtua sejak dini ternyata membentuk dirinya sekarang. Uniknya lagi, selain meniti karir sebagai musisi, Ei juga menimba ilmu sebagai Sound Engineering di salah satu universitas di Jakarta. Ini modal tambahan yang jarang dimiliki oleh musisi – terlebih perempuan – di tanah air.
Berbekal umur yang masih muda, kepiawaian dalam menulis lagu serta kemampuan sound engineer yang tengah ditempanya sebagai nilai plus, bukan sesumbar bahwa Ei nantinya akan menjadi musisi perempuan yang bukan saja berkarakter, namun juga utuh luar dalam.

Eksplor konten lain Pophariini
Lirik Sambutlah The Jeblogs sebagai Anthem Anak Muda
Di artikel lirik kali ini Pophariini memilih lagu “Sambutlah” dari The Jeblogs untuk dikupas bagaimana barisan kata-katanya bisa tercipta menjadi lirik yang kuat dan dinyanyikan dengan penuh penghayatan dalam setiap aksi band di panggung. …
WYAT, The Skit, Teori, dan Barmy Blokes Turut Menyukseskan Latihan Pestapora Solo
Setelah rangkaian workshop dan talkshow berlangsung tanggal 12-14 Juni 2025, Latihan Pestapora Solo persembahan Boss Creator akhirnya terlaksana hari Minggu, 15 Juni 2025 di Pamedan Mangkunegaran. Latihan Pestapora Solo kali ini berhasil mengumpulkan sekitar …