Ei, Si Mata Merdu Nan Sendu

Dec 12, 2021
Ei

Lagu yang indah kadang datang begitu saja, dan justru sebagian besar bukan dari tangan para penulis lagu atau penyanyi yang hebat. Terkadang lagu yang bagus ini justru muncul dari pendatang baru, salah satunya Ei.

Ei (baca: ay) adalah gadis berusia 18 tahun yang punya mimpi besar menjadi seorang musisi terkenal. Jalan setapak berhasil ia buat, hasilnya 2 single dan baru-baru ini kembali menelurkan single baru yang bertajuk  “MAY, HALFWAY” featuring Mario Ginanjar.

Musik memang bekerja dengan cara yang amat misterius, termasuk bagaimana bakat-bakat seperti Ei ditemukan oleh industri musik.

“Suatu hari aku suatu hari memposting video dirinya sedang meng-cover lagu bersama pianonya, lalu postingan tersebut tak sengaja dilihat oleh om Yuke (Yuke Sampurna – bassis Dewa 19). Om Yuke lalu mengundangku untuk datang ke studionya,” ungkap Ei pada jumpa pers yang digelar Rabu (8/12) lalu.

Gayung bersambut. Yuke, yang juga produser musik terkesan ketika mendengar lagu yang dibuat oleh Ei. Yuke pun memperkenalkan Ei pada Mario Ginanjar yang juga merupakan seorang penyanyi, penulis lagu, dan salah satu dari trio vokalis band Kahitna.

Yuke

Ei dan Yuke saat jumpa pers

Selanjutnya, rencana semesta berjalan sempurna. Jumat, 03 Desember 2021, single “MAY, HALFWAY” Ei featuring Mario Ginanjar resmi dirilis.

“Lagu ini aku tulis tentang dua orang yang sempat saling suka tapi kemudian berpisah, ketika berjarak keduanya justru menyadari bahwa rasa itu lebih dari sekedar suka, lalu mereka pun saling mencari dan berusaha untuk bertemu kembali,” ujar Ei.

Mario, yang pertama kali mendengar lagu ini dibuat terkesan, baik karena lagunya juga karena kepiawaian Ei dalam menulis lagu.

Ei dan Mario

“Pertama gue denger lagu ini, gue langsung jatuh cinta. And the fact that this song is written by an 18 years old is just amazing. Ei itu masih muda banget tapi dia dalem…”, ujar Mario menceritakan kesannya terhadap Ei yang ia juluki ‘Si Mata Merdu’.

 

Pribadi introvert yang diakui Ei menjadi nilai lebih karena musik bisa menjadi media yang nyaman untuknya bercerita bersama piano, teman curhatnya yang setia.

“Sedikit banyak aku ngalamin apa yang aku tulis di lagu May Halfway, I’m connected with the story and the experience then I tried to translate it into a song. Pengalaman, rasa, nada, semua biasanya dateng pas aku lagi sama piano aku…”, ungkapnya.

Lebih jauh tentang Eileen Pandjaitan (nama lengkapnya), gadis kelahiran 2003 ini telah menunjukan kecintaannya pada musik sejak usia 3 tahun. Bekal piano yang dikenalkan oleh orangtua sejak dini ternyata membentuk dirinya sekarang. Uniknya lagi, selain meniti karir sebagai musisi, Ei juga menimba ilmu sebagai Sound Engineering di salah satu universitas di Jakarta. Ini modal tambahan yang jarang dimiliki oleh musisi – terlebih perempuan – di tanah air.

Berbekal umur yang masih muda, kepiawaian dalam menulis lagu serta kemampuan sound engineer yang tengah ditempanya sebagai nilai plus, bukan sesumbar bahwa Ei nantinya akan menjadi musisi perempuan yang bukan saja berkarakter, namun juga utuh luar dalam.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Setelah 7 Tahun, Risky Summerbee & The Honeythief Kembali Rilis Karya Anyar

Setelah beristirahat 7 tahun, Risky Summerbee & The Honeythief asal Jogja akhirnya resmi kembali lewat single anyar bertajuk “Perennial” hari Minggu (21/04). Lagu ini merupakan karya pembuka untuk album mini terbaru yang mereka jadwalkan …

Rekomendasi 9 Musisi Padang yang Wajib Didengar

Di tengah gempuran algoritma sosial media, skena musik independen Padang sepertinya tidak pernah kehabisan bibit baru yang berkembang