Eksklusif Salman Al-Jugjawy: Persahabatan dengan SO7 Nggak Cuma di Dunia

Eks personel Sheila On 7, Sakti yang kini dikenal dengan nama Salman Al-Jugjawy resmi merilis single “Hey Dunia” hari Senin (17/02) bersama 507 Records. Dalam membawakan sang lagu, ia berkolaborasi dengan sahabatnya, Akhdiyat Duta Modjo alias Duta.
Single berdurasi lebih dari 4 menit tersebut menginterpretasikan lagu “Sephia” dari album Sheila On 7 berjudul Kisah Klasik Untuk Masa Depan yang tak terasa sudah berumur 25 tahun.
Ternyata pembuatan single “Hey Dunia” dilakukan sebelum Sakti melaksanakan tur 5 kota bersama Sheila On 7 tahun lalu.
“Memang sudah ada blueprint, udah ada rekamannya. Aku yang coba sampaikan ke teman-teman dalam posisi sudah direkam, sudah jadi komposisi musiknya. Bukan sekadar mentahan,” kata Sakti saat dihubungi Pophariini hari Selasa (25/02) melalui Zoom.

Sakti dan Eross di panggung Tunggu Aku Di Makassar / Dok. Ryan Herianto
Tahun 2024, Sakti sempat menjalankan tur 5 kota bersama Sheila On 7. Ia memainkan sekitar 3 lagu di setiap pertunjukan. Takjub melihat kehangatan mereka, yang tak ada habisnya membuat Sheilagank terkesima. Saya pribadi merinding ketika lagu “Dan” berkumandang.
Bisa dikatakan kelahiran Sheila On 7 bermula dari pertemuan Adam dan Sakti saat mereka masih duduk di bangku sekolah. Persahabatan empat musisi ini menunjukkan lebih dari teman bermusik, melainkan persaudaraan.
Simak langsung wawancara kami bersama Sakti di bawah ini.
Apa kabar dan sibuk apa saat ini?
Mengurus pesantren dan dakwah. Kadang-kadang juga mengisi pengajian. Terus karena saya seorang musisi ya saya masih membuat lirik dan syair. Jadi kalau pas ada mood, menyusun lirik sama syairnya.

Sheilagank Makassar menuliskan Sakti di telepon genggamnya / Dok. Ryan Herianto
Saat ini menggunakan nama Salman Al-Jugjawy. Apakah Sakti ingin dikenal sebagai Salman selamanya?
Saya senang kalau misalnya dikenal dengan nama Salman Al-Jugjawy. Sebenarnya nama Sakti sendiri ternyata setelah saya belajar itu adalah Saktah, berhenti sejenak (diam tidak bersuara atau tidak berbicara, red). Kalau dalam kaidah baca Al-Qur’an itu namanya Saktah. Maknanya apa, kalau saya pribadi ya berhenti dari maksiat. Nama Salman sendiri sebetulnya nama seorang sahabat Nabi. Artinya dalam bahasa Jawa, selamat (diberkahi Tuhan, red). Jadi penginnya jadi hamba Allah yang selamat di dunia dan akhirat dari Jogja, maka Jugjawy.
Kalau orang masih manggil Sakti gak masalah?
Gak masalah.
Saat melakukan video call dengan Sakti, koneksi internet sempat terputus. “Iya, ini ada telepon masuk. Aku pencet off, kok malah jadi terputus koneksinya. Sebentar, aku sambungkan dulu,” ungkapnya.
Dan saya kembali melanjutkan wawancara.
Di tahun 2018, Sakti merilis album Selamatkan yang berarti saat itu jadi momen comeback punya karya lagi ya?
Waktu itu kami bekerja dengan pihak yang kurang profesional dalam pengelolaan sehingga tidak maksimal. Sebetulnya dari situ sudah ada keinginan untuk membuat karya. Cuma yang saya terlibat banyak gitu ya, dari liriknya saya buat sendiri, komposisi musiknya segala macam. Ya baru di proyek “Hey Dunia” ini. Kalau yang kemarin itu, banyak lirik dan lagu orang, yang saya taunya oke deh aku mau nyanyi, dari apa yang ada supaya diriku gak ribet. Tapi yang ini (“Hey Dunia”), memang aku buat lirik dan komposisi musiknya sendiri.
Sebenarnya, Allah takdirkan sudah lama menabung lirik. Dari tahun 2010-2011, mungkin ya. Kemudian ketika ditulis menjadi sebuah lirik, aku tabung dulu. Dan memang yang di benakku notasinya lagu “Sephia”. Terus mau aku coba notasi yang lain kayaknya gak cocok. Akhirnya, aku memberanikan diri ngomong sama Mas Adam, Mas Eross, Mas Duta untuk membuat karya ini. Aku permisi kepada mereka. Waktu itu ditanya sama Mas Adam, “Ini kamu yang nyanyi nanti?” Lah siapa lagi, masak Mas Duta ta suruh nyanyi. Abis itu Mas Eross dengar sedikit, terus beliau kasih masukan, “Kamu main gitarlah. Kan ada part-part kosong. Kamu isi gitar di situ.” InsyaAllah, gitu kan. Terus aku ngomong sama Mas Duta, aku cerita tentang pertemuan aku sama Mas Adam dan Mas Eross. Ternyata Mas Duta ketika saya ngomong begitu, Mas Duta ngomong, “Lah aku mau kok kalau misalnya bantuin.” Kata beliau. Ya udah terus coba dimusyawarahkan kita bersama duduk bareng bagaimana konsepnya dan sebagainya.
Dan liriknya pertama kali ditulis 2010-2011 saat melakukan perjalanan safar di Sulawesi. Bagaimana ceritanya?
Iya dakwah ke Sulawesi di tempat yang terpencil. Gak ada air, gak ada listrik. Susah pokoknya. Waktu itu aku berpikir, kadang orang kan dalam rutinitasnya ada rasa bosan dan jenuh. Tapi rasa jenuh dan bosan itu kan gak boleh dituruti, dalam artian kita mesti pandai afirmasi diri. Kita mesti pandai buat menghardik diri kita sendiri, bahwa kalau kamu yakin itu adalah sesuatu yang benar, jangan kamu mundur meskipun hanya selangkah. Akhirnya, buat menghardik diriku sendiri itu, dunia di sini kan makna kias dari sifat-sifat buruk. Aku bilang sama dunia, jangan engkau libatkan aku, jangan kau racuni aku dengan perkara-perkara buruk. Tapi sebetulnya lirik ini adalah doaku sendiri, buat hardik aku sendiri. Semoga jadi doa dan munajat kita bersama, bahwa kita kadang-kadang gak sadar, akrab sama sifat-sifat buruk dan sudah menjadi kekasihnya. Ya selamat tinggal kekasih laluku, maksudnya sifat-sifat buruk. Selamat datang kekasih baruku adalah perkara akhirat, Allah Ta’ala. Selamat tinggal sifat-sifat buruk dan selamat datang sifat-sifat yang baik.
Tentu semua orang pengin hidupnya menjadi lebih baik dan tertib. Di sini Islam mengajarkan suatu tertib kehidupan yang kalau kita amalkan, diri kita akan nyaman. Kayak kita naik mobil, kalau misalnya bannya dikasih ban motor atau ban becak kan gak nyaman dan tertib. Begitu juga Islam mengajarkan kita suatu prinsip kehidupan, yang kita lakukan, amalkan, maka hidup kita akan nyaman. Semoga juga menjadi pembuka hati buat orang-orang yang mendengarkan dan menyanyikannya kembali. Semua orang sebenarnya mencari kebahagiaan, jangan sampai salah jalan. Di kebahagiaan ini hanya saya rasakan ketika saya merasakan kehidupan yang nyaman. Penginnya di setiap profesi ada Dai-nya, menyuruh kepada perkara kebaikan. Di sini saya seniman, musisi, bagaimana karya-karya saya bisa afirmasi positif, bisa mengajak yuk kita sama-sama baik, sama-sama belajar memperbaiki diri bareng karena gak ada yang nentuin juga. Alhamdulillah juga saya bersyukur yang namanya perjuangan itu pun kalau berjamaah akan lebih masif dan barokah. Alhamdulillah teman-teman Sheila menyambut dengan baik, jadilah proyek “Hey Dunia” ini. Semoga nanti berkelanjutan barokah panjang. Harapannya, semuanya dapat keberkahan dan kebaikan lagu ini. Saya lihat komentar di YouTube bagus. Responsnya kebanyakan positif. Saya senang karena kalau karya kita bermanfaat untuk orang lain. Ini menurut saya sesuatu yang menggembirakan, susah dilukiskan dengan kata-kata.
Ucapan adalah doa. Berarti lirik yang Sakti tuliskan ini juga menaruh sebuah harapan untuk kebaikan?
Kita bicara logika sederhana aja, yang sekiranya mudah ditangkap khalayak. Misalnya ada orang azan Zuhur, Insyaallah yang azan Zuhur di Masjid nanti dia akan salat Zuhur. Jarang orang azan Zuhur, kemudian dia gak salat. Setelah aku liat idol-idol aku yang dulu, macam Kurt Cobain Nirvana. Mereka buat lagu “I Hate Myself And Want To Die”, saya benci diri saya sendiri dan pengin mati. Dan ternyata dalam puncak populernya, dia tembak kepalanya sendiri pakai narkoba. Kan itu bukan suatu kemuliaan, bukan suatu kesuksesan. Mungkin ya tampak orang dia sukses, jutaan kopi terjual setiap sekian detiknya itu dapat royalti yang gak sedikit. Namun ternyata dia memilih mengakhiri hidupnya dengan perkara yang buruk menurutku. Jadi aku gak pengin, pada akhirnya orang yang dia senang musik, buat lagu, yang katakanlah dia lagi gak bisa move on. Akhirnya apa yang dia rasakan, dia tuangkan dalam sebuah karya, syair dalam lirik, kemudian dia sebarkan. Padahal seharusnya ketika orang gak bisa move on, harusnya dia buat karya suatu lirik yang buat dia bisa move on. Bukan malah dia menuruti kesedihan hatinya, irisan hatinya kemudian itu disebar-sebar. Namun adalah di mana ketika dia lagi ada problem, gak bisa move on. Dia tulis sesuatu, yang sekiranya nanti itu bisa membuat dia move on. Dan apalagi itu tersebar ke orang banyak sehingga orang banyak bisa move on juga.
Tentunya kalau kita punya saudara, punya anak, punya tetangga, kita gak pengin kan mereka desperate. Kita pengin mereka semua bisa move on. Akhirnya saya tulis lirik yang seperti itu. Jadi begitu yang betul-betul, yang misi dari utama, dari priority-nya adalah bagaimana yuk kita sama-sama baik bareng-bareng. Karena itu yang saya dapatkan selama 2006 saya izin sama teman-teman Sheila On 7 sampai sekarang 2025, kurang lebih 19 tahun. Saya jumpa dengan banyak ulama, jumpa dengan banyak orang, mengamati langsung, berinteraksi langsung dengan masyarakat dari gunung sampai kota gitu ibaratnya. Dan akhirnya saya punya kesimpulan, saya seorang musisi. Ajaran yang saya dapatkan sekitar 19 tahun berkelana itu diminta untuk disebarkan dan gak ada yang perkara kami sembunyikan dari pelajaran agama kami selain daripada mengajak baik semua orang. Yuk kita perbaiki hubungan dengan Allah. Sebagus apa pun profesi kamu di dunia, namun kalau kamu gak nyambung kepada Allah maka gak ada manfaat. Kayak kita punya HP secanggih apa pun, sebagus apa pun. Kalau sinyalnya gak nyambung ke provider, gak bisa terpakai. Gak bisa siaran begini (video call), WA, Instagram, transfer, dan lain sebagainya. Itu misi utama kami.
Jadi bagaimana yuk kita memperbaiki bareng-bareng hubungan kita dengan Allah. Dan penginnya juga aku sama teman-teman 507 Records, teman-teman Sheila On 7 di sini juga meskipun secara jasadiyah itu aku gak sama kawan-kawan karena kawan-kawan mungkin manggung, konser. Sementara aku ngurusin pengajian, dakwah, pesantren, namun hatiku tetap bersama mereka karena dulu kita memulai band ini bareng-bareng. Dan aku sangat senang sekali kalau mereka itu support sehingga kita bisa menyuarakan kebaikannya bareng-bareng. Penginnya gak cuma berteman di dunia doang, tapi jadi teman sahabat di surga.
Tetap berkarya tapi solo karier. Kenapa gak balik ke Sheila On 7?
Jadi yang jelas, segala sesuatu yang ditakdirkan Allah pasti yang terbaik. Kita gak bisa memaksakan, apa yang menurut kita baik, baik menurut Allah. Tapi yang baik menurut Allah, pasti baik buat kita. Saya doanya, “Ya Allah, semoga kau gunakan Mas Duta, Mas Eross, Mas Adam, saya itu menyuruh kepada perkara kebaikan untuk meneruskan pesan-pesan indah dari Nabi.” Itu saja. Jadi terserah Allah. Allah mau balikkan, Allah mau buat kerja bareng dengan brand yang berbeda. Namun kita kan tetap satu payung juga. Itu menurut saya terserah Allah. Dan suatu kerja sama yang indah itu akan, ibaratnya orang jual beli itu kan akan berkah kalau saling rida. Saya beli barang, barangnya saya suka. Dan orang itu menjual dengan harga sekian dan dia rida dengan itu. Dan saya pun senang dengan barang yang saya beli. Nah itu akan menjadi jual beli yang barokah. Pun begitu juga saya dengan teman-teman Sheila On 7, ada kerja sama yang barokah kalau masing-masing tuh sama-sama rida dengan misi perjuangannya. Jadi gak ada kepentingan lain, semata-mata kalau saya untuk membuat Allah rida. Gak ada yang lain. Menurut saya itu yang terbaik karena segala sesuatu yang datang dari Allah adalah yang terbaik dan secara nafsu ya mungkin saya pengin balik lagi sama teman-teman Sheila On 7, bareng lagi, kerja sama mereka. Namun saya merasa punya tanggung jawab yang lebih harus saya perhatikan. Mengurusi pesantren sudah jalan, mengurusi dakwah kadang-kadang gak cuma dalam negeri, ke luar negeri. Mengurusi pengajian yang datang sampai ratusan ribu orang. Sekiranya gak bisa saya paksakan sehingga nanti malah gak bisa jalan bareng-bareng. Bukan menjadi suatu kolaborasi yang baik, namun malah jadi pertentangan dan perselisihan di situ. Mendingan kita bisa kerja sama, kerja bareng tapi semuanya enjoy, semuanya nyaman. Ya menurutku ini yang terbaik. Di sini aku bisa berkreasi dan di sini kan aku sifatnya adalah karyawan teman-teman 507 Records. 507 Records yang di mana kami produksi suatu karya, mereka approve, mereka mau, mereka juga nyaman dengan itu, ya jalan.

Duta, Adam, Sakti, dan Eross di panggung Tunggu Aku Di Makassar / Dok. Ryan Herianto
Yang namanya aku-aku harus dibuang. Ego bersama tuh diutamakan daripada ego pribadi. Menurutku itu yang harus banyak dipancarkan kepada kebanyakan umat sekarang adalah ketika ego bersama itu diutamakan, maka nanti yang terpancar kepada umat adalah kebersamaan. Jadi bagaimana ibaratnya di sebuah keluarga, ketika dengar “Hey Dunia” misalnya. Sama-sama yang tadinya visinya mengejar dunia tanpa lelah, sekarang yuk kita sama-sama balik kanan mengejar akhirat. Karena kalau orang mengejar akhirat, dunia pun akan ikut dengan sendirinya. Kayak orang tanam padi, rumput pun tumbuh. Namun kalau misalnya orang itu mengedepankan ego pribadinya daripada ego bersamanya, saya pikir gak akan membawa efek baik untuk masyarakat yang mendengar. Justru yang mendengar nanti ada sifat sombong, ada keakuan, sementara ego bersama yang harusnya itu kita junjung, sama-sama saling menghormati, sama-sama nyaman satu sama lain. Ketransfer energi itu. Ini yang menurutku harus diperhatikan gak cuma di band doang, tapi di kehidupan keluarga, dalam masyarakat, dan juga organisasi, dalam suatu kantor. Itu masing-masing pihak saling menghormati, saling menjunjung tinggi hak kehidupan orang lain, dan saling menghormati dengan adab yang benar. Maka Insyaallah itu akan jadi energi yang baik, yang terpancar ke luar. Tapi kalau masing-masing memaksakan dirinya, gak ada pemakluman, gak menerima usul orang lain, akhirnya yang terpancar nanti keegoisan dalam sebuah karya bukan kebersamaan dalam sebuah karya.
Setelah merilis “Hey Dunia”, apa ke depannya sudah mempersiapkan sesuatu?
Sementara ini dibiarkan dulu. Menurutku ini baru promo, baru keluar. Sebagaimana yang namanya bayi baru keluar, tentunya perlu dirawat, perlu diopeni, perlu dikasih vitamin. Sehingga nanti yang diharapkan, dia menjadi tumbuh dengan sehat. Begitu juga pesan dari “Hey Dunia” yang mau kami sampaikan kepada umat, dirawat, di-treatment, yang di mana dengan itu penginnya nanti pesan kebaikan itu langgeng sampai katakanlah kita mati pun pesan kebaikan itu masih terus terngiang-ngiang. Sementara kami biarkan dulu, di-treatment dengan baik. Meskipun saya juga sudah menyiapkan materi. Kayak orang baca Al-Qur’an, ketika kita baca, kita sudah melirik huruf berikutnya apa. Saya pun begitu. Menyiapkan materi sudah, yang nanti akan dikerjakan ya di mana di waktu yang tepat.
Keluar dari Sheila On 7 saat itu, apa yang terpikirkan?

Sakti di backstage Tunggu Aku Di Samarinda / Dok. Michael Geraldo
Aku biasanya kalau mengerjakan atau fokus sama sesuatu, aku gak bisa mengerjakan yang lain. Aku pengin belajar agama banget nih, aku gak bisa nyambi. Jadi harus fokus. Ketika saat itu fokus kan, otomatis yang satu harus ditinggalkan. Gak bisa kita naik di atas dua perahu, yang ada malah terjengkang jatuh semua, gak jadi semua. Saya putuskan waktu itu fokus di ajaran agama, sampai kurang lebih ya dari tahun 2000-an intensif sampai sekarang. Ya, aku menempatkan posisiku, aku dalam satu sisi di sini aku musisi, aku seniman. Bukan ustaz yang bisa baca kitab, mesti shorof, dan sebagainya. Di mana aku untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan, untuk menebar rahmat. Di posisiku apa sih yang bisa aku lakukan. Jadi ketika ditanya, apa sih yang terpikir waktu itu. Ya aku karakternya sifatnya seperti itu. Sekarang sudah selama kurang lebih sekian lama belajar. Nah sekarang ini aku lagi mempraktikkan ilmu yang aku belajar selama sekian tahun itu tadi. Kan ilmu dipelajari untuk jadi diamalkan, bukan untuk merasa saya lebih tau. Saya tau, kamu gak tau kan.
Bagaimana Sakti menyakinkan diri saat memutuskan untuk mendekatkan diri kepada Allah ketika mungkin saat itu orang sekitar sempat tidak mendukung?
Circle ini penting. Semuanya ada ujian. Apa pun itu orang mau mencapai apa yang dicita-citakan ada ujian. Kayak emas kalau gak diolah, cuma di gunung doang. Gak ditambang, gak diproses, dia juga gak akan dijual di toko-toko emas. Begitu juga kayak kalau kita mau makan gulai kambing, tongseng. Itu kan pakai santan, pakai kelapa tuh. Ini kelapa dari atas dia ditebang dia kelapanya, disabet dia pakai sesuatu yang tajam sampai kemudian dia jatuh ke bawah. Sudah ditebas pakai sesuatu yang tajam, jatuh ke bawah. Sudah sampai bawah, dibelah lagi pakai sesuatu yang tajam. Kemudian dicungkil lagi itu kelapa, kemudian diremet-remet itu kelapa sampai jadi santan. Udah gitu jadiin tongseng, jadiin gulai. Kelapa gak disebut sama sekali. Gulai kambing, tongseng kambing. Begitu juga kita dalam sebuah proses. Fase-fase kehidupan kita, ada masa-masa, yang itu diuji dari atas turun ke bawah, udah gitu dicungkil lagi, udah gitu diperas lagi. Ketika menjadi suatu sajian yang enak, nama kita pun gak disebut sama sekali. Namun itulah ujian keikhlasan, kamu lakukan itu karena siapa. Namun kalau bukan karena Allah atau takut karena apa yang dipuji sama manusia. Akhirnya yang membuat kita tetap dalam suasana yang baik itu bagaimana, itu lingkungan, circle yang baik. Alhamdulillah Allah takdirkan kami dalam circle yang baik. Sehingga ya ujian-ujian yang datang itu Allah SWT tolong, dimudahkan. Ketika ada ujian seperti ini, seperti itu. Ketika kita dalam suasana yang baik itu Allah mudahkan. Mohon maaf kayak misalnya, yang namanya rambutan kalau kita beli 1 kg, yang busuk-busuk pun ikut terbeli juga. Jadi ketika kita di satu circle yang bagus, ibaratnya dengan rambutan. Meskipun rambutan busuk tapi dengan rambutan-rambutan yang bagus, ketika dia dibeli akhirnya dia ikut terbeli juga. Nah sama ketika kita berada di satu circle yang bagus, itu nanti akan memengaruhi kita kepada perkara kebaikan juga. Circle di sini tuh sesuatu yang sangat perlu kita usahakan supaya kita dalam keadaan apa saja itu tertolong. Kalau circle kita udah gak bagus, maka ya gimana. Udah rambutan busuk, menyendiri gitu, ya udah semakin busuklah dia.
Bagaimana Sakti melihat perjalanan Sheila On 7?
Waktu itu dari awal bareng sama mereka. Awalnya aku sama Adam dulu ngeband namanya W.H.Y Gank. Siapa nih kita mesti cari vokalis. Terus ngobrol-ngobrol gitu aja udah. Senang aja. Terus kemudian sama Mas Duta, temannya Mas Adam satu kampung kan. Kemudian aku sama Mas Eross dari teman mainku. Jadi menurutku ya dari semangat kebersamaan, ngobrol, musyawarah kalau ada apa-apa yang sekiranya perlu dibicarakan, saling menghormati satu sama lain, tidak memaksakan usul. Itu sih yang menurutku yang jadi poin mereka masih dicintai sampai sekarang karena mereka mementingkan ego bersama daripada ego pribadi.

Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Rhythm Of Hell Asal Sanggau Rilis Album Mini Perdana Sakrilegium
Unit death metal asal Sanggau, Kalimantan Barat bernama Rhythm Of Hell resmi merilis album mini perdana dalam tajuk Sakrilegium hari Jumat (14/02). Di materi ini, band mengombinasikan death metal dengan nuansa black metal yang …
Dreaming of Greenfields Resmi Melangkah dengan Single Aku Berlari
Band celtic punk asal Jatinangor, Dreaming of Greenfields membuka perjalanan bermusik dengan menghadirkan single perdana berjudul “Aku Berlari” (14/02). Band yang mengawali cerita mereka di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran ini beranggotakan …