Ekspresi *Pheromones dalam Senandung A Structured Discomposure
Band baru terus bermunculan, salah satu yang menarik perhatian kali ini adalah *Pheromones asal Jakarta. Mereka menghadirkan dua lagu sekaligus dalam satu judul A Structured Discomposure.
*Pheromones beranggota Ferby (drum), Anandito Jr. (bas), Adhi ‘Gori’ (gitar, vokal), dan Lucky (gitar) mengawali kemunculan mereka dengan lagu “A Structured Discomposure: Storm Before the Calm” tanpa vokal dan “Wish a Bedlam” yang bernuansa bittersweet namun enerjik.
Selalu ada pengalaman yang menarik dalam menentukan sebuah nama band. *Pheromones atau disebut feromon, menurut KBBI memiliki arti zat kimia yang dikeluarkan oleh seekor hewan yang memungkinkannya berkomunikasi dengan anggota lain dari jenis yang sama.
Dito mengatakan, nama tersebut dipakai karena band ingin mengekspresikan daya tarik, keintiman, atau komunikasi emosional lewat musik.
“Musik kami sendiri secara keseluruhan, seperti halnya feromon berperan dalam komunikasi kimia di dunia biologis,” ungkapnya.
Mengenai simbol asteris (*) yang digunakan, menurut Dito hanya untuk mengomunikasikan sebuah penekanan, sama halnya seperti kegunaan simbol itu sendiri dalam dunia seni atau desain yang memiliki tujuan memberikan emphasize pada elemen tertentu.
“Selain alasan artistik, simbol asteris ini kami tambahkan untuk memudahkan calon pendengar mencarinya di DSP (digital streaming platform). Mengingat ada beberapa musisi yang menggunakan moniker yang sama, minus asterisk,” tambah Gori.
*Pheromones terbentuk hari Minggu, 11 September 2022, yang saat itu Dito belum masuk formasi hingga resmi bergabung di band sekitar 2 bulan kemudian.
Pembuatan materi perdana A Structured Discomposure dilakukan Gori sebagai penulisnya. Materi ini sudah ada dari tahun 2013 – 2015. Ia yang menjahit satu per satu riff sampai dirasa pas menjadi sebuah lagu.
“Proses pengerjaannya benar-benar singkat, khususnya nomor ‘Wish a Bedlam’ karena dari struktur lagu, lirik, vokal, sampai akhirnya kami bawa ke studio hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 hari. Dan untuk nomor ‘A Structured Discomposure: Storm Before the Calm’ ini hasil improvisasi dan khayalan kami, gimana ya kalau lagu ini ada outro-nya di studio,” tegas Gori.
Ferby menambahkan, A Structured Discomposure adalah maxi-single pertama yang warna musiknya sangat berbeda dengan materi-materi *Pheromones selanjutnya.
“What a surprise. Di pembuatan ASD ini kami fokus buat cari hal yang beda dari yang lain tapi tetap mempertahankan persona musik masing-masing personel.”
Di tengah ramainya band Jakarta yang juga bermunculan dengan membawa genre rock alternatif, *Pheromones berharap bisa terus melakukan eksplorasi kreatif.
“Kami tidak mengharapkan yang muluk-muluk. Semoga pendengar bisa relate dengan apa yang disampaikan baik dalam bentuk audio maupun literal. Mengenai genre, we have something up on our sleeve. Tunggu rilisan kami selanjutnya,” tutup Gori.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian
Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW. …
Di Balik Panggung Jazz Goes To Campus 2024
Hujan deras di Minggu siang tak menghalangi saya menuju gelaran Jazz Goes To Campus (JGTC) edisi ke-47 yang digelar di FEB UI Campus Ground, Depok pada Minggu (17/11). Bermodalkan mengendarai motor serta jas hujan …