eleventwelfth – SIMILAR

Apr 3, 2023

Selalu ada kepuasan tersendiri tatkala menikmati musik, kita bisa tenggelam dengan musik shoegaze atau psikedelik yang mengawang, meresapi lirik yang dalam dari sebuah lagu folk, atau terbawa emosi dengan lagu rock/metal yang tajam menghentak. Atau, dalam kasus sebuah karya mathrock, kita diajak untuk aktif berhitung atau berdecak kagum oleh segenap progresivitas, paduan penguasaan instrumen yang ada di dalamnya. Statement ini yang sedang saya coba geluti dengan karya terbaru band asal Jakarta, eleventwelfth dengan album perdananya, SIMILAR.

Karena populasi band math rock di Indonesia yang tidak terlalu banyak ketimbang genre lainnya menjadikan setiap rekaman di genre ini yang dihasilkan, tak terkecuali penampilan-penampilan di atas panggung, menjadi lebih berkesan.

SIMILAR pun demikian. Meski harus saya bilang, album ini tidak terlalu ngejelimet ketimbang beberapa nama-nama mathrock yang pernah saya dengar seperti Hulica, LeftyFish yang super agresif, juga Murphy Radio. Meski demikian bukan berarti secara rekaman, SIMILAR terkesan biasa saja jika itu lahir dari telinga seorang penggila mathrock.

Ulasan saya mewakili awam yang justru terpesona dengan komposisi musiknya secara keseluruhan. Bagaimana mereka bisa dengan tepat menempatkan layer-layer progresif yang rumit di atas arsitektur pop, secara konsep patut diacungi jempol, ini artinya mereka masih memperhitungkan fans awam seperti saya untuk tetap bisa menikmati gagasan yang dibuat.

Mari kita kupas lebih dalam, gagasan-gagasan mathrock dan musik pop sudah timbul sejak di awal. Bagaimana arsitektur akustik yang tercipta di satu menit tigapuluh detik pertama kemudian berubah menjadi riuh dengan pola-pola sinkopasi tingkat dewa di “back-when-i-leaned-my-back-on-her-back” adalah mukadimah yang keren, unpredictable.

Untuk selanjutnya semua mengalir dengan enak, perpaduan ritme yang berpindah dan notasi pop disajikan. Segenap komunikasi antara peran gitar dan drum memberikan irama yang kompleks namun menggairahkan.

Komposisi populer mereka di album ini “another night awake with you on my mind.” yang berkolaborasi dengan penyanyi Adeliesa tak kalah menarik. Bagaimana notasi-notasi vokal dibuat sangat pop dan catchy padahal jika disimak lebih dalam secara komposisi, lagu ini sangatlah rumit.

Demikian halnya dengan salah satu hit lain, “(stay here) for a while”, lagu berbasis akustik yang terdengar pop tapi punya ketukan drum yang amat rumit ketika diresapi. Brilian!

Pendekatan elektronik dilakukan eleventwelfth di komposisi instrumental, “ANTARA” yang diletakkan sebagai filler ketika mereka menyajikan ramuan elektronik dengan pop akustik menjadikan sebuah hibrida yang sip. Fitrah Akbar Poetra Tiarda a.k.a. Gulf of Meru sebagai kolaborator menjalankan perannya dengan baik. Filler-filler lain juga tak kalah menarik, seperti “destined (to fade)”, “MASA” sampai “front-and-centre” yang justru menyajikan komposisi gaya bebas namun terdengar gawat.

Menilik ke belakang kepada mini album self-titled mereka di 2017, nyata sekali bahwa eleventwelfth mengalami perkembangan yang baik, dari segi produksi dan komposisi. Fakta ini yang perlu saya garisbawahi bahwa sejatinya musisi adalah insan yang tak pernah merasa puas, selalu mencari keresahan baru yang pada akhirnya mengarah kepada sebuah karya yang bisa dinikmati, tidak hanya fans dalam skenanya namun juga khalayak umum agar genre ini bisa lebih diapresiasi lebih luas.


 

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Momen 15 Tahun Berkarya, Jevin Julian Luncurkan Album i will, i’m sure

Jevin Julian terakhir merilis karya musik tujuh bulan yang lalu berupa album mini berjudul 20 50. Belum sampai setahun, produser, penyanyi sekaligus penulis lagu satu ini memutuskan kembali lagi dengan membawa album penuh terbaru …

Traffic Jam Asal Solo Mengawali Album Mini dengan Single Untuk Apa?

Tidak memiliki materi baru selama 3 tahun, Traffic Jam asal Solo kembali dengan single anyar berjudul “Untuk Apa?” hari Jumat (03/05). Band beranggotakan Anisa (vokal), Bintang (vokal, gitar), Billy (bas), Ernest (gitar), dan Rovega …