Energi ‘Karet’ Sore dan Vira Talisa
Kalimat pembuka ‘Kolaborasi dua musisi berkarakter selalu menarik untuk disimak’ memang terbukti ampuh untuk menarik pendengar melihat seperti apa ketika dua musisi apalagi misal dua entitas yang berbeda berkolaborasi. Kolaborasi Sore dan Vira Talisa, apakah menjadi satu karya yang menarik atau ‘hanya sekadar lewat’ saja?
Pasca merilis Los Skut Leboys, Sore mulai merekam sesuatu, mungkin mini album mungkin saja album. Dan Rabu (15/11) kemarin, mereka mengumumkan “Rubber”, single terbaru mereka yang menariknya, adalah kolaborasi dengan Vira Talisa.
Sebenarnya Sore dan Vira Talisa memiliki irisan sebagai musisi yang datang membawa ekspresi masa lalu, hanya saja Sore adalah rock 90an yang berdiri di atas landasan pop psikedelia. Sedangkan Vira Talisa, mahasiswa perantauan dari Perancis yang membawa segenap aura chanson 60-an klasik dari negri fashion tersebut.
Memang masih prematur menentukan arahan musik Sore seperti apa nantinya, namun Rubber – lagu yang ditulis Ade Paloh dan Reza Dwiputranto – adalah babak baru Sore yang perlu disimak. Lalu apa cerita dari “Rubber” ini?
“Kami sering bertanya-tanya, kenapa segala sesuatu yang terkesan picisan seringkali
dianggap remeh oleh banyak orang? Padahal di balik itu banyak tersimpan sentimen paling
murni dari semua tema yang sering diangkat. Kegelisahan itu yang menjadi cerita lagu ini,”
tandas Sore.
Dan ketika menyimak ‘pertemuan kegelisahan’ keduanya ini memang melahirkan perkawinan eksplorasi yang menarik. Hawa alternative rock 90an bertemu apapun yang manis dari masa itu. Lebih berisik, lebih lugas.
“Vira sentuhan ‘emas’ mediterania yang tenang ke lagu yang ‘tropis’ ini. Kemudian, ada rasa sedikit ‘gila’ dari kami untuk membawanya bernyanyi lebih ‘manic’ di tengah kekalutas lagu Rubber Song ini,” tambah Sore.
Babak baru Sore yang menurut kami menarik untuk disimak. Sekadar catatan: Kalau ada yang mendengar jeritan Nina Persson di sana, kami pun merasakan yang sama. Jika yang belum mendengarkan, segera cari “Rubber” dari Sore band (bukan Sore) di streaming service, seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Alasan rumahsakit Enggak Bubar
Dalam perhelatan Kabar Bahagia: 30 Tahun Perjalanan rumahsakit beberapa waktu lalu, kami sempat bertemu dan berbincang dengan para personel rumahsakit di balik panggung hari Sabtu (14/12) di Bali United Studio, Jakarta Barat. Selain membahas …
Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota
Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …