Explo Mencemaskan Lingkungan dalam Single Kemarau

Setelah menandai kemunculan dengan “Kamuflase” tahun 2018, band asal Parepare, Sulawesi Selatan, Explo resmi menghadirkan single baru “Kemarau” hari Jumat (15/12) melalui HARI BAIK RECORD sebagai naungan.
Explo beranggotakan Axo Palintan (kibor, vokal), Fais Palintan (bas), Mita (vokal), Fajar Setiawan (gitar), dan Firman (drum).
Lagu “Kemarau” bercerita tentang perasaan cemas para personel terhadap hubungan manusia dan lingkungan sekitar. Mereka merasa, bahwa kehadiran manusia yang seharusnya merawat kadang malah merusak lingkungan itu sendiri.
Menurut para anggota band, manusia dan lingkungan harus bisa saling harmonis, mengingat keduanya adalah ciptaan Yang Maha Kuasa. Hal ini mereka sampaikan karena kedua entitas ini dirasa saling memengaruhi satu sama lain.
Dengan menghasilkan total 2 single, Explo juga sudah menyiapkan materi yang selanjutnya. “Bahan-bahan untuk materi baru yang akan datang sudah kami persiapkan, hanya menunggu waktu untuk masuk ke tahap produksi,” kata Axo dalam siaran pers.
Saksikan video band membawakan lagu “Kemarau” via kanal YouTube Explo Official di bawah ini.

Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Wijaya 80 Rilis Album Mini Perdana Perjumpaan
Setelah sukses dengan single “Terakhir Kali” yang rilis Desember 2024, grup musik Wijaya 80 menghadirkan album mini perdana bertajuk Perjumpaan hari Jumat (14/02). Menurut siaran pers, grup yang terdiri dari trio musisi …
Venue-venue Musik di Tengah Sengkarut Ruang Ekspresi Semarang
Terbit-tenggelam. Kira-kira itu frasa yang bisa digunakan untuk menggambarkan kondisi venue musik di Semarang, terkhusus yang berskala mikro-menengah. Sepanjang 2022-2024, banyak ruang yang sering dijadikan venue bertumbangan di Semarang. Seven Bar & Lounge, Madaz …