Filosofi 11:11 Stereomantic
Nama Stereomantic tak bisa lepas dari peran Maria dan Aroel, dua orang pendiri yang masih eksis bermusik hingga saat ini. Meski sekarang ini Stereomantic tak sepopuler saat dulu menjadi roster Aksara di awal 2000an, namun eksistensi mereka selama 12 tahun patut diacungi jempol. Dan 8 November lalu, duo ini kini merilis single baru yang bertajuk “11:11”
Single “11:11 dirilis sebagai penanda 12 tahun perjalanan Stereomantic yang kini diperkuat dengan tiga personil tambahan. Menariknya, single ini juga sebagai penanda kembalinya mereka ke jalur elektronik yang diusung 2006 silam. Single ini nantinya akan masuk ke dalam album studio keempat, bersama beberapa materi lain yang akan dirilis di bulan November tahun depan.
Berbeda dengan album sebelumnya yang lebih bernuansa ‘band’, nantinya di album barunya, mereka akan menjanjikan ‘sentuhan elektronik’. Bahkan, mereka mungkin akan merilis single-single elektronik ini satu per satu selama 2019 nanti.
Pemilihan instrumentasi elektronik ini bukan tanpa sebab. Aroel sebagai musisi memang menginginkan sound yang modern,
“Elektronik, namun terdengar lebih dewasa,” ungkapnya.
Demikian juga beberapa liriknya akan ditulis dalam Bahasa Inggris. Kenapa bahasa Inggris karena Stereomantic sadar bahwa musik secara umum, terutama musik mereka tidak lagi mengenal batas negara. Ini dibuktikan dengan distribusi lagu secara digital yang jelas-jelas tidak lagi bicara regional, kini lingkupnya sudah internasional.
Empat bulan mereka habiskan untuk proses pengerjaan single ini. Pembuatan single ini dibantu sepenuhnya oleh rekan-rekan musisi seperti Pandu Attahiyyat (bass) dan Ferdinand Adhitya (backing vocal). Sementara instrumen lainnya sampai proses mixing dan mastering dikerjakan oleh Aroel sendiri (dibantu Pugar Restu Julian untuk proses masteringnya) di Studio Stereogenic. Jika kamu melihat artworknya yang keren, itu adalah buah tangan dingin Hengki Kurniawan, sedangkan video klipnya yang ciamik disutradarai oleh Asrul Hanif.
Filosofis 11:11
Menarik menyimak lagu “11:11” ini. Lagu notasi dan liriknya ditulis oleh Maria ini bercerita tentang sebuah harapan dan perubahan besar untuk menjadi lebih baik.
“Seperti Indonesia yang saat ini berada dalam proses memilih pemimpin, harapannya tentu mendapatkan yang terbaik bukan? Semangat itulah yang menjadi ide awal terciptanya lagu ini,” ungkap Maria.
Tentang kenapa harus judulnya 11:11, apakah ini penanda waktu, Maria menjawab antara ya dan tidak.
“Ya, ini sebuah penanda waktu ketika seringkali secara tidak sengaja melihat jam di layar ponsel. Tidak, karena sejatinya angka ini seringkali terlihat di beberapa tempat seperti plat nomor kendaraan, nomor antrian, dll. Secara numerologi punya banyak makna, salah satunya adalah kelahiran kembali dan kebahagiaan. Harapannya saat mendengarkan lagu ini, seburuk dan seberat apapun masalah yang sedang dihadapi kita masih bisa tersenyum,” ungkap Maria.
Single 11:11 sudah bisa didengarkan di platform musik seperti Spotify, Applemusic, Joox, dan Deezer, juga diunduh melalui iTunes mulai tanggal 9 November 2018. Format fisik mini album ini rencananya akan dirilis secara digital bertepatan dengan Record Store Day April 2019, dan album ini sendiri baru bisa di-pre order via [email protected] pada tanggal yang akan ditentukan kemudian.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
eńau Merangkum Berbagai Emosi dalam Album Lingkaran
Usai merilis album Sumber Rezeki pada tahun lalu, eńau kembali dengan album terbaru bertajuk Lingkaran yang merangkum serpihan cerita dari orang sekitarnya (22/11). Dalam siaran pers, tertulis bahwa dari cerita-cerita tersebut, eńau menyadari bahwa …
Kelompok Penerbang Roket Rilis Album KOMA Berisi 7 Trek
Setelah terakhir merilis album Aksioma setahun lalu, Kelompok Penerbang Roket kembali dengan album terbaru yang diberi judul KOMA (15/11). Album ini menghadirkan 7 lagu penuh energi dan emosi yang sebagian besar ditulis dan dinyanyikan …