Setelah merilis album mini The Greens (2024), unit pop punk asal Gorontalo, Funover kembali dengan maxi single terbaru Camaraderie berisi dua lagu berjudul “Lowdown” dan “Camaraderie” (24/01). 

Funover yang beranggotakan Aries (vokal, gitar), Upik (bas), dan Nuzul (drum) terbentuk dengan semangat eksplorasi. 

“Waktu itu emang lagi pengin explore dan buat proyek selain band kami masing-masing yang kebetulan vakum untuk sementara. Saya dan Nuzul dari Forget Yesterday, sedangkan Aries dari 90’s D.O.W.N Party. Berawal dari obrolan santai tentang band-band pop punk dan rilisannya, akhirnya kepikiran pengin bikin proyek band yang warnanya tidak jauh dari pop punk dan melodic hardcore,” jelas Upik. 

Menurut Aries, Camaraderie dari segi musik adalah bentuk Funover mengeksplorasi kembali materi sebelumnya, The Greens. 

“Kita coba memfokuskan ke vibes yang lebih modern dan dinamis. Saya rasa proses eksplorasi musik di sebuah band itu nggak akan pernah ada habisnya. Dengan era yang terus berkembang, tentu musiknya akan mengikuti,” ujarnya. 

Sang penabuh drum, Nuzul menambahkan, ia selalu ingin belajar hal baru. 

“Nambah referensi, khususnya di lini drum. Seperti yang kita tahu, di genre ini emang dari dulu selalu menciptakan signature drum yang stand out. Meskipun ada di bagian belakang, tetapi tetap jadi salah satu bagian yang di-highlight,” katanya. 

Aries menjelaskan, “Lowdown” adalah lagu yang bercerita tentang luapan kemarahan setelah mengalami hal buruk dan coba dilampiaskan ke hal yang lebih positif. Ia membagikan bahwa lagu tersebut adalah intro yang nyambung ke “Camaraderie”.

Dari segi lirik, Upik menceritakan “Camaraderie” adalah bentuk dukungan untuk pendengar. 

“Tujuannya untuk cheer up, support buat teman yang lagi struggling. Intinya pengin ngasih tau, kalian gak sendirian kok. Kalo bukan support dari orang terdekat, kita gak akan sampai di titik ini. Terdengar cliché, tapi semua itu patut disyukuri,” ungkapnya. 

Mewakili band, Nuzul menjawab pada awalnya tak menetapkan tujuan tertentu ketika ditanya apa yang menjadi tujuan dalam bermusik. 

“Makin kesini, dengan punya band dan karya sendiri, kita pengin karya kita bisa diapresiasi banyak orang, punya banyak teman, dan satu panggung sama idola,” ucapnya. 

Funover melihat scene musik di Gorontalo saat ini berada dalam puncak produktivitas. 

“Kurang lebih dalam 5 tahun terakhir, mulai banyak band produktif yang mencuat. Kami juga membentuk kolektif bernama ProjectX pada 2023 yang sampai saat ini masih aktif menginisiasi acara untuk band-band yang ingin menampilkan karyanya,” kata Upik.

Aries menambahkan bahwa mereka juga berjejaring dengan teman-teman di kota sekitar. 

“Kami terhubung dan sering berbalas kunjung dengan teman-teman di seberang seperti Kotamobagu, Manado, Bitung, dan sekitarnya. Selain Kopihowl, kedai kopi di Gorontalo yang menjadi salah satu titik kumpul teman-teman musisi di Gorontalo, kami juga punya beberapa tempat yang sering mengadakan gigs dan movement untuk band-band lokal seperti Rakrak Store, 69 Piola Isa, dan masih banyak lagi,” pungkasnya.