Gavendri – Tired

May 20, 2022
Gavendri - Tired (EP)

Sejauh ini mungkin album mini Tired milik Gavendri ini adalah kolaborasi paling seru di tahun ini antara penyanyi dengan produser. Tapi buat saya, ini album lokal paling groovy dan soulful di paruh tahun 2022 ini. Dan Rhesa Adityarama dari Endah ‘N Rhesa sebagai produser bertanggungjawab dalam membuat album mini berisi lima lagu ini terasa maksimal.

Premisnya adalah penyanyi soulful perempuan dengan karakter R&B yang kuat, dibalut dalam musik groovy dan musik gospel yang raw dan vintage. Dan Rhesa di sini selain sebagai produser, selain bermain bass, juga memainkan sebagian besar instrumen musik dalam album ini.

Rhesa menjaga liukan vokal Gavendri dengan sangat baik oleh musik yang kental unsur musik kulit hitam yang pekat. Pemilihan drummer Palel Atmoko (Navicula, Soulfood & Electric Gypsy) yang didatangkan khusus dari Bali untuk mengisi album ini adalah pun pilihan yang teramat jitu. Seolah memuaskan dahaga Rhesa sebagai bassis untuk bermain area R&B secara maksimal. Sehingga drum dan bass berpadu menjadi penjaga mood dan nyawa di album ini.

Buat saya, ini album lokal paling groovy dan soulful di paruh tahun 2022 ini. Dan Rhesa Adityarama sebagai produser bertanggung jawab membuat album mini berisi lima lagu ini terasa maksimal.

Dibuka dengan “Tired” yang malas, Gavendri pamer kemampuan vokalnya menjajaki nada-nada rendah menyesuaikan dengan mood lagunya. Cukup percaya diri, membuka album dengan lagu muram. Meski kemudian musiknya perlahan bangkit gagah, menopang suasana muram yang ditawarkan.

Memasuki lagu kedua Gavendri mulai berulah. “Drink, Drink, Drink” segera memikat telinga, dan meracuni kepala, pundak, leher untuk mengikuti irama kagok yang dihasilkan oleh bassline Rhesa yang berat. Drummer Palel pun bermain tipis tapi sangat ketat menjaga kekagokan yang disengaja. Mengiringi nyanyian Gavendri yang meluapkan emosinya dengan sangat groovy.

Musik berat yang kagok tapi joget-able tipis menjadi benang merah album mini Tired. Contohnya ada pada “A Lil Longer” yang mengajak badan lebih goyang. Vokal Gavendri lagi-lagi meliuk menyanyikan harapan dengan drummer dan bass yang saling mengunci. Kudos untuk Rhesa yang jeli memaksimalkan Palel yang bermain irama afrobeat dengan ciamik di lagu ini.

Tired adalah presentasi audio yang sempurna akan musik Gavendri yang dipengaruhi oleh musik-musik kulit hitam yang soulful. Tapi PR terberat dari memainkan musik kulit hitam yang soulful, groovy terlebih dengan sentuhan gospel kental adalah menghantarkan semua itu ke dalam pertunjukan langsung.

Lalu kebiruan menyelinap dalam “Prove Me Wrong” yang berbalut balada gospel yang kental. Dan vokal latarnya bernyanyi choir dengan aduhai sekali. Album mini ini ditutup dengan “Should I” yang lagi-lagi menonjolkan musik berat dan kagok tapi jauh lebih joget-able. Dan tentunya dengan refrain catchy yang sangat sempurna untuk bernyanyi bersama di atas panggung. Lagu ini bagaikan perayaan sempurna akan paparan berbagai emosi kesedihan, amarah, kekecewaan, kesendirian yang dituangkan Gavendri di album ini dengan baik.

Tired adalah presentasi audio yang sempurna akan musik Gavendri yang dipengaruhi oleh musik-musik kulit hitam yang soulful. Tapi PR terberat dari memainkan musik kulit hitam yang soulful, groovy terlebih dengan sentuhan gospel kental adalah menghantarkan semua itu ke dalam pertunjukan langsung sehingga penonton mendapatkan energi tersebut dengan baik.

Banyak malang melintang sebagai penyanyi latar, dan baru memulai kareir solonya di tengah-tengah pandemi, Gavendri punya PR yang sama dengan kebanyakan musisi kelahiran pandemi, yaitu kebutuhan jam terbang yang tidak sedikit. Terlebih setelah saya menonton video-video live nya di Youtube. Tapi dengan modal album mini Tired ini jalan Gavendri sudah terbuka lebar-lebar.


 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …