Geisha Lanjutkan Proyek Love Recalls Version dengan Tak Kan Pernah Ada
Setelah merilis ulang “Cinta Dan Benci” di bulan Januari lalu, Geisha melanjutkan proyek Love Recalls Version dengan lagu “Tak Kan Pernah Ada” dari album Anugrah Terindah yang rilis 13 tahun yang lalu.
Konsep membawakan ulang lagu-lagu hit lama mereka ini diharapkan bisa menjadi penyegaran dan memberikan pengalaman yang baru bagi para pendengar.
Lagu “Tak Kan Pernah Ada” diciptakan oleh gitaris Geisha, Roby Satria yang bercerita tentang seseorang yang terhanyut dalam kisah cinta. Kisah yang membuat ia terobsesi dengan pasangan dalam cinta yang memabukkan. Di mana seseorang itu terus merenungkan betapa beruntungnya ia memiliki pasangan yang begitu istimewa.
Geisha mendapat inspirasi untuk merilis ulang lagu “Tak Kan Pernah Ada” hasil dari penyesuaian dengan industri musik Indonesia. Di mana perkembangan genre musik kini sudah bisa diterima oleh khalayak umum.
Para personel mengaku, proyek ini membuat mereka lebih bisa mengeksplorasi satu sama lain dalam menghasilkan karya yang fresh. Band juga berfokus pada kord dan arrangement yang sengaja dibuat berbeda untuk memberikan identitas lain dari yang terdahulu.
Selain ingin memperkenalkan Geisha kepada generasi muda yang mungkin belum terlalu akrab dengan karya musik lama mereka, hadirnya karakter vokal Regina Poetiray yang kuat dirasa sangat berpengaruh dan lebih cocok dengan aransemen musik ini.
“Bagi kami, musik nggak ada batasan. Jadi dengan adanya Regina sekarang, kami mencoba untuk bisa lebih tumbuh dengan musik yang kami explore,” ungkap pemain bas Geisha, Nard.
Setelah menggandeng Dreane untuk menjadi kolaborator di single “Cinta Dan Benci” Love Recalls Version, kali ini Geisha mengajak Agung Munthe sebagai Co-produser dalam penggarapan single mereka.
Video musik sang lagu juga sudah beredar melalui kanal YouTube Musica Studios. Video mengusung konsep berwarna yang menonjolkan sisi pribadi Geisha yang cheerful.
“Kami benar-benar fun dan menikmati setiap proses penggarapan MV ini, kami juga nggak lupa melibatkan dua additional players kami untuk tampil on cam supaya tambah seru,” tutup Regina.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Ramalan 9 Musisi Indonesia yang Bersinar di 2025
Kami menerbitkan artikel ramalan musisi sejak awal 2022 sebagai bentuk harapan bahwa dengan menghasilkan karya yang bagus musisi tersebut pantas untuk mendapatkan apresiasi yang lebih di industri musik. Dari memilih 10 nama, semenjak 2023 …
Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …