Gitaris Bangkutaman, Irwin Ardy Berbagi Roti dan Mentega

Dec 28, 2017

Roti dan mentega ibarat dua hal yang tak terpisahkan, sama seperti sayur dengan garam, jika salah satu hilang pastinya akan hambar.

Senada dengan itu, bagi seorang Irwin Ardy, Bread and Butter adalah sumber kehidupan. Bread and Butter jadi semacam doa yang membawanya ke kehidupan yang lebih baik. Itu mengapa ia memberi judul album solonya ini Bread and Butter, semacam jadi doa yang membawanya ke kehidupan yang lebih baik.  

“Dengan memberi judul album ini Bread and Butter, itu kaya mengirim “sinyal” kepada sang pencipta untuk diwujudkan dalam konspirasi alam semesta,” jelasnya.

Dirilis resmi tanggal 25 Desember kemarin bertepatan dengan Hari Natal, gitaris dari band Bangkutaman ini melepas album solo perdananya. Yang menariknya, di album ini Irwin justru lebih banyak bernyanyi daripada bermain gitar. “Tidak semua imajinasi saya bisa difasilitasi oleh Bangkutaman dan Bangkutaman sudah punya warna sendiri yang harus dijagain,” jelas Irwin tentang kenapa ia bersolo karier.

Untuk itulah album ini benar-benar digarap matang oleh Irwin, salah satunya dengan mengajak kolaborasi seniman Monica Hapsari untuk menggarap artwork album yang berisi 11 lagu ini.  

Dirilis oleh Rileks Records, album Bread and Butter tersedia dalam format cakram padat, sedangkan single di album ini, “Me and My Car” sudah terlebih dulu dilempar di layanan musik digital. Selamat menikmati.  

 

 

https://www.youtube.com/watch?v=p04BRgIVI7Q

 

____

Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir

Eksplor konten lain Pophariini

Navicula dan Endah N Rhesa bersama NATURE Merilis Segara Gunung

Navicula, Endah N Rhesa, dan NATURE merilis lagu berjudul “Segara Gunung” hari Kamis (18/04) dalam rangka menyambut Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April.   Lagu “Segara Gunung” memasukkan elemen suara-suara alam khas …

Karma Baik 20 Tahun Epic Symphony, Album Debut Homogenic

Mendengarkan kembali Epic Symphony album perdana Homogenic ternyata masih terasa relevan dan masih segar seperti saat pertama mendengarkannya