Good Ol’ Dreams Hadirkan Album Perdana dengan Sampul Jepretan John Navid

May 19, 2024

Tiga bulan setelah perilisan single “Tentang Lagu”, Ivan Adiwiguna atau dikenal sebagai Good Ol’ Dreams sempat menuliskan tentang bagaimana perkembangan musik di kabupetan asalnya. Di akhir tulisan, pria yang akrab disapa Epeng ini mengatakan, “Cirebon selalu sepi, tetapi tidak pernah mati.”

Enam tahun sejak memutuskan bermusik, mengantongi sejumlah single, manggung di festival musik sekelas Java Jazz Festival, akhirnya Epeng membuktikan keberadaannya sebagai musisi Pop Kabupaten lewat peluncuran album pernuh perdana Untuk Pengantin yang didukung oleh demajors.

 

Dalam siaran pers tertulis, album ini adalah sebuah cerita yang dikemas sedemikian rupa menjadi bunyi yang akhirnya bisa didengarkan lalu dibagikan kepada setiap insan yang sedang lelah jiwanya, pedih hatinya.

Trek 1 sampai 11 diurutkan sesuai dengan perjalanan atau berkaitan satu sama lain. Epeng mengatakan semua trek bercerita soal orang yang dihalangi cintanya oleh kehidupan konservatif kabupaten.

“Mulai dari dua lagu awal yang nyeritain soal marah-marah dan menggerutu tanpa ampun sebagai respons pertama ketika orang ngerasa kecewa. Terus selayaknya orang biasa, kadang-kadang ngerasa respons sebelumnya terlalu berlebihan. Jadi di situ ada lagu permintaan maaf juga sembari inget masa-masa awal perkenalan. Di saat-saat tertentu juga kadang muncul perasaan yang menusuk begitu dalam seakan mengenaskan juga kelam. Tapi pada akhirnya setelah semuanya udah lewat ya cuma bisa nerima dan ngedoain,” jelas Epeng kepada Pophariini (18/05) via WhatsApp.

Sementara ide pengerjaannya dimulai sejak 2021 saat single “Temaram” yang tak masuk daftar album dibuat. Pembuatan lagu ini yang memicu lagu-lagu baru terbuat dengan beberapa kali bongkar pasang mana yang masuk daftar hingga mencapai final.

Di antara nama-nama yang ikut berperan dalam pengerjaan album yaitu Muhamad Munajat, Lely, Ikhvana Dwi Rionaldi, dan Indra Antra. Di mana semua lagu direkam di Konserpasif Studio, Sindanglaut, Cirebon. Kemudian mixing dan mastering dilakukan Adistya Pratayangsha di Bandung.

Hal yang menarik dari album ini cover art, yang ternyata hasil karya John Navid tak lain Uncle John White Shoes & The Couples Company yang melewati proses pemotretan langsung di Cirebon.

Epeng pun bercerita soal kesediaan Uncle John untuk mengabadikan dirinya. Berawal saat ia mengatakan keinginannya kepada Iponk sang manajer, siapa kira-kira yang bisa mewujudkan sampul yang kelam, punya nuansa era lama, dan landscape yang menggambarkan album.

“Iponk nyaranin John Navid, yang akhirnya terealisasi juga berkat dukungan demajors. Waktu itu John bersama tim juga sepakat buat motret di Cirebon. Kami keliling Cirebon sekitar 3 hari. Di tengah pemotretan lumayan banyak eksplorasi mendadak karena John suka banget keliling, mulai dari pelabuhan, toko-toko lama, sampe nyari danau-danau gitu. Kenapa John, yang gue pahami akhirnya ternyata karena ada kesamaan rasa dari apa yang gue bayangin dan apa yang John potret setelah ngedengerin seluruh trek di album,” tutup Epenq.

Simak video musik “Geram” di bawah ini.

 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

CARAKA Suarakan Berbagai Emosi di Album Terbaru NALURI

Unit pop asal Tegal, CARAKA resmi luncurkan album bertajuk NALURI (15/12). Melalui sesi wawancara yang berlangsung pada Senin (16/12), CARAKA membagikan perjalanan band dan hal yang melatarbelakangi rilisan terbarunya.     CARAKA merupakan band …

Rayakan Hidup, Geura Luncurkan Album Mini Dansa Melirih

Solois pop asal Samarinda, Geura meluncurkan album mini berjudul Dansa Melirih (20/12). Lewat sesi wawancara yang berlangsung hari Senin (16/12), pria yang bernama Muhammad Wisnu Yudistira ini menceritakan karier musiknya dan bagaimana kisah di …