Grandmaster Kesh Asal Kota Tabanan Bahas Kematian di Lagu Bab 2 Halaman 14

Jul 24, 2024

Di tengah kesibukannya menjadi vokalis band hardcore bernama BYURR!, Takeshi juga memiliki proyek hip hop dengan nama Grandmaster Kesh. Musisi asal Tabanan, Bali ini sudah merilis single perdana “Cai Tarka” bulan April lalu, yang dilanjutkan dengan “Bab 2 Halaman 14” hari Jumat (28/06).

 

Dalam membawakan single ini, Takeshi kembali berkolaborasi dengan kawan-kawan kolektif GULLSKANK. Kami terhubung dengannya berkat bantuan manajer GULLSKANK, Windu (Kid Clique) yang juga personel Madness On Tha Block.

Takeshi mengatakan bahwa single “Bab 2 Halaman 14” digarap bersama Indra Prasatya sebagai produser. Penulisan lagu berangkat dari permintaan sang produser yang menginginkan tema kematian dan langsung disanggupi oleh sang rapper.

“Sudah lama saya ingin mengabadikan sahabat juga saudara saya yang telah mendahului dalam sebuah kekaryaan. Menariknya adalah bagian terakhir lagu pas detak jantung berhenti. Konon Indra memasukkan sample suara itu di jam 3 pagi dan doi merinding,” kata Takeshi saat dihubungi via WhatsApp hari Kamis (18/07).

Penulisan lirik lagu “Bab 2 Halaman 14” dirasa mudah karena Takeshi seperti memanggil ingatan-ingatannya terhadap orang tersayang. Untuk peranti yang digunakan dalam merekam musik, ia dan Indra mendapatkan bantuan alat dari Madblocker Studio dan alat yang dimiliki Dumbleed, tak lain bandnya Indra.

Kami juga sempat menarik ke belakang saat masa awal Takeshi mulai bermusik. Mengaku lahir dari keluarga yang mengapresiasi musik, ia memiliki tujuan hanya sesederhana ingin menyalurkan hobi.

“Saya percaya kalau lelaki setidaknya harus punya satu hobi yang menjadi stress release. Gak ada tuh kepikiran musik yang saya buat untuk menghibur atau merubah dunia bla bla bla. Tidak, sama sekali tidak. Saya bermusik untuk diri sendiri, sisanya hanya bonus dan penyedap,” tegasnya.

Hobi bermusik Takeshi didukung lingkar pertemanannya di skena musik Tabanan dan Bali secara umum. Perkembangan musik di sana yang ia rasakan dan teman-teman GULLSKANK sangat masif.

“Kalau kata Kid Clique, semasif Canggu hingga Kedungu. Pasca pandemi, hampir tiap weekend ada gigs dengan skala yang beraneka rupa. Mau itu gigs HC punk berskala ketat macam di Haluan space atau yang skala besar selapangan Lumintang pasti selalu ada,” kisah Takeshi tentang skena musik Bali secara garis besar.

 

Penulis
Gerald Manuel
Hobi musik, hobi nulis, tapi tetap melankolis.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Band Grindcore Amerika, Full Of Hell Memuji Seniman Indonesia

Saat melakukan peliputan Blackandje Fest 2024 hari Sabtu (31/08) di Creative Culture, Jakarta Selatan, Pophariini mendapat akses untuk menemui dua anggota Full Of Hell, Dylan dan Dave. Kami mewawancarai mereka dari mulai musik Indonesia …

MALIQ & D’Essentials Perdana Jalani Tur Album di 6 Kota

Sukses menghibur 14.000 penonton di Jakarta dalam Konser 20 Tahun bulan Mei 2023 lalu, kini MALIQ & D’Essentials siap berkunjung ke Makassar, Bali, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Kuala Lumpur dalam rangkaian Can Machines Fall …