Harlan – Fidelitas Cinta
Artist: Harlan
Album: Fidelitas Cinta
Label: Visual Jalanan
Menyimak perjalanan karier seorang Harlan, saya jadi tahu bahwa sejatinya penyanyi dan penulis lagu nyentrik ini memang musisi serba spontan. Ia kerap menciptakan langkah-langkah tak terduga sama sekali.
Soalan promosi memang tak hingar bingar, meski tak cenderung senyap, tak lantas konsepnya lemah, sebaliknya gagasan musik yang ditawarkan Harlan sangat segar.
Seperti fidelitas cinta. Sebuah double album yang lahir dari ‘kecelakaan. Bermaksud membuat mixtape sebagai kontribusi di situs visual jalanan, Harlan malah mengumpan balik untuk sekalian saja membuat album. Sebuah latar belakang yang tak terbayangkan sebelumnya jika tawaran ini jatuh kepada musisi selain dia.
Kemudian produksi, Harlan yang terbiasa dengan teknis lo-fi tak lantas melakukan pola mainstream musisi yang hendak membuat album: menyewa studio, merekam demo, rekaman, mixing dan mastering yang ini akan memakan waktu berbulan-bulan apalagi untuk ukuran dobel album.
Harlan, sebaliknya, justru melakukan apa yang seharusnya musisi lakukan saat rekaman. Ya, merekam suara. Itu saja esensinya.Dengan menggunakan instrumen:gitar, tamborin, keyboard casio dan perekam sederhana, Harlan begitu sigapnya menghabiskan malam ke malam, siang ke siang untuk merekam bukan hanya satu dua, tiga melainkan duapuluh (ya, 20 track) rekaman yang bervariasi.
Sebagai anak lo-fi, falsafah ‘one-take-oke’ tentu sudah mendarah daging di tubuhnya. Ini yang lantas menyebabkan duapuluh lagu pop eksperimental yang kalian dengarkan lebih terkesan seperti demo mentahan (jika anda berpikir seperti musisi ‘bener’). Padahal, inilah harta karunnya, keindahan artistik yang memang ingin dicapainya.
Tentunya, bila anda adalah seorang bassist atau drummer indierock, pasti gatal sekali ingin menambahkan drum disana, saya pun merasakan demikian. Tapi mungkin itu justru bakal mengganggu esensi album ini.
Saya tak akan mengomentari satu per satu lagunya karena akan berhalaman-halaman panjangnya ulasan ini. Anda mungkin bisa lebih mendengarkan lirik ketimbang musiknya, ada kebosanan work from home di sana, sekolah di rumah, sampai kehilangan pekerjaan semua menjadi wangsit yang turun ke dalam darahnya.
Saya jadi ingat pernah memiliki buku-buku sketsa Henk Ngantung, seniman sketsa otodidak yang pernah menjabat menjadi Gubernur DKI semasa orde lama. Saat itu saya begitu terpesona dengan karya sketsa sehingga saya pun terpicu untuk membuat karya sketsa pada awal-awal saya kuliah.
Harlan adalah Henk Ngantung di musik. Karya musiknya adalah sketsa bernada. Begitu saja dan mungkin selamanya.
______
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Band Punk Indonesia Favorit MCPR
Dalam perhelatan Festival 76 Indonesia Adalah Kita di Solo, kami menemui band punk-rock asal tuan rumah, MCPR sebagai salah satu penampil untuk mengajukan pertanyaan soal pilihan 5 band punk Indonesia favorit mereka. Sebelum membahas …
Fraksi Penemu Sepeda Bercerita tentang Hobi di Single Gocapan
Setelah merilis single “Olahgaya” 2023 lalu, Fraksi Penemu Sepeda asal Bogor resmi meluncurkan karya terbaru berupa single dalam tajuk “Gocapan” hari Rabu (23/10). Lagu ini menceritakan serunya pengalaman bersepeda sambil mencari sarapan pagi. …