Hentakan Beat di Kota Medan dari Ringo Records

Oct 28, 2024

Record label di Medan masih sangat sedikit jumlahnya dibandingkan jumlah band yang bejibun. Tentu saja karena mengerjakan bisnis record label itu adalah pekerjaan yang berat, hitungan bisnisnya susah, menjalaninya butuh energi yang besar dan butuh kesukaan yang berlebih terhadap musik. Ringo records adalah salah satunya.

Menurut saya, salah satu hal yang menyebabkan jumlah record label sedikit adalah ketersediaan studio rekaman yang jumlahnya juga sedikit. Akses untuk rekaman susah, terbatas, dan cukup mahal. Sayang sekali banyak band yang dulu sempat aktif di scene, kemudian vakum/bubar tanpa sempat merilis karya dalam bentuk rekaman. Berakhir menjadi mitos dan urban legend yang hanya bisa diceritakan oleh mereka yang mengalami era tersebut.

Belakangan ini, seiring dengan kemajuan teknologi, home recording studio mulai bermunculan dan menjadi alternatif untuk band yang ingin rekaman. Setidaknya saat ini jumlah rilisan (single/EP/album) jadi lebih banyak dibanding 10 – 20 tahun yang lalu.

Beberapa home recording studio itu kemudian mengembangkan unit bisnisnya menjadi label. Walaupun skala bisinis labelnya masih kecil, dan masih mengandalkan jasa studio rekaman sebagai sumber pemasukan utamanya, namun hal ini adalah sebuah progres yang patut diapresiasi.

Menjalani record label itu berat, hitungan bisnisnya susah, menjalaninya butuh energi yang besar dan butuh kegilaan yang berlebih terhadap musik

Ada Broken Strings records, Ringo records dan Oskab records, yang sama-sama berawal dari home recording studio dan berkembang menjadi label. Ada Showbox studio yang fokus di jasa studio rekaman dan telah melahirkan banyak rilisan bagus; ada juga Hosly studio, Side Production Music, dan beberapa home recording studio lain yang menjadi tanda bahwa saat ini akses untuk rekaman di Medan sudah lebih mudah dan banyak pilihannya.

Saat ini juga ada part-time kolektor (dulu melalui Huria records pernah merilis album kompilasi legendaris Let’s Push Things Forward) yang kini fokus merilis album dalam format kaset.

Shout out juga untuk Madafaka records yang kemarin baru saja merayakan 15 tahun perjalanan mereka; Minorleft records yang mungkin sudah lama tidak mengeluarkan rilisan, dan Bukan records yang masih tetap produktif dengan berbagai rilisannya di wilayah hardcore, punk dan metal.

Walaupun terlambat dan masih jauh tertinggal, kemunculan record label dan jumlah home recording studio yang semakin banyak, memberikan harapan baru bagi ekosistem musik di Medan.

Saya berharap ke depannya akan banyak rilisan dari band yang dapat dirilis, di dokumentasikan, dan diarsipkan dengan baik. Salah satu label yang saat ini tengah merintis perjuangannya sebagai sebuah label yang adalah Ringo records.

Ringo records hadir dengan warnanya sendiri, nafasnya pop, tentu jauh berbeda dengan record label lain yang cenderung bermain di wilayah hardcore, punk dan metal. Dalam segala keterbatasan, Ringo records bisa menemukan celah untuk menjalani dirinya sebagai sebuah label yang mandiri. Subsidi silang dengan unit bisnis home recording studio yang mereka lakukan untuk menopang kemandirian mereka sebagai sebuah label berjalan dengan baik.

Walaupun saat ini  sudah banyak bermunculan home recording studio, namun tidak semuanya yang cukup berani menjalani dirinya sebagai record label. Di tengah jadwal rekaman dari klien mereka yang pasti banyak menguras tenaga, dan bikin pusing kepala, Ringo masih sempat menyisihkan waktunya untuk bergelut dengan ide mereka menjadi sebuah label.

Ringo records menjadi rumah baru bagi musik pop di Medan. Belum lama ini, mereka merilis album kompilasi Siar Suara, yang diisi oleh band/solois yang bermain di wilayah pop. Mereka bergerak bersama tim ruang kreatif Degil dan telah mengerjakan berbagai gig/showcase, menjalankan program live session, Ringo Live, memproduksi merchandise, hingga mengurus manajemen band-band yang bernaung di dalam Ringo records itu sendiri.

Adalah Ari dan Citra, suami istri yang cukup “gila” dan sabar menjalani itu semua dengan penuh kesungguhan. Tiap kali saya bertemu mereka selalu berusaha tersenyum, namun wajah lelah dari mereka tidak bisa disembunyikan.

Saat ini, Ringo records baru saja merilis album penuh dari Yoko City Ghost berjudul Sputnik-1. Mereka kemudian merayakannya dalam sebuah showcase intimate yang live session-nya  telah rilis di kanal Youtube Ringo records. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan part-time kolektor dan merilis albumnya dalam format kaset.

Album yang sangat direkomendasi. Karena bagi saya, Sputnik-1 mungkin bisa jadi salah satu debut album terbaik dari Medan sampai saat ini.

Album Sputnik-1 mendapat sambutan yang luar biasa. Showcase albumnya full house, dan berbagai media nasional juga merespon album tersebut dengan ulasan yang positif. Kalau ada yang menyebut Yoko City Ghost sebagai retro-futurist, bagi saya Yoko City Ghost lebih dari itu, mereka adalah revivalist! Saya berharap album, Sputnik-1 bisa menjadi kebangkitan musik pop di Medan.

Perjalanan Ringo records memang masih baru dimulai, namun hentakan demi hentakan mereka sejauh ini sudah cukup nyaring terdengar.

Besar harapan saya, Ringo records dapat bertahan dan berumur panjang.


 

Penulis
Fandi Abdullah
Mulai ikut meramaikan skena musik di Medan sejak tahun 2008, sempat menulis zine, jadi gig organizer, bikin kompilasi, sampai akhirnya vakum. Saat ini ikut kembali meramaikan skena musik di Medan dengan membantu band Vintage Glasses, dan Beetleflux | IG: @fandiabdullah
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Eksplor konten lain Pophariini

Raisa Rilis Si Paling Mahir yang Mewakili Isi Hati Para Pejuang Lelah

Setelah mengeluarkan album Live At Stadion Utama Gelora Bung Karno awal Oktober lalu, solois Raisa kembali mengeluarkan karya terbaru berupa single yang diberi judul “Si Paling Mahir” hari Rabu (23/10).     Lagu “Si …

Pamungkas – Hardcore Romance

Pamungkas adalah singer/songwriter pertama di generasinya yang bisa sampai sejauh ini. Namun dalam Hardcore Romance, Ia terdengar stagnan