Here Comes The Sun: Hajatan Sun Eater yang Melampaui Ekspektasi

Aug 13, 2019
Here Comes The Sun

Bermodal nekat, sebuah record label dan music company yang berbasis di Jakarta bernama Sun Eater sukses menggelar showcase pertama mereka pada 10 Agustus 2019 kemarin dengan nama “Here Comes The Sun”. Sound yang dapat dikatakan jernih, visual yang sangat bermakna, dan engagement dengan penonton yang sempurna membuat hajatan pertama ini melampaui ekspektasi yang ada.

Sebelum pertunjukan musik dimulai, Sun Eater mengadakan Talkshow bertemakan “Music and Social Media Nowadays : Humour, Jokes, and Memes” dengan pembicara Iksal Rizki (manajer The Panturas) dan Noorcahyo Irianto (Music on Friday). Talkshow ini membahas tentang bagaimana humor & memes dapat menjadi sebuah sarana untuk menyampaikan pesan ataupun untuk mempromosikan suatu karya.

“Sekarang di sosmed tuh harus mudah di konsumsi, kalo sulit dikonsumsi pesan lo ga sampe, lagu lo juga ga sampe. Yang kedua, lo pake sosmed buat cari hiburan kan, express not to impress. ya semua cari pelarian di sosmed dan Panturas berusaha melucu (red: di sosmed)” ujar Iksal saat ditanya alasan dibalik akun sosial media The Panturas yang cenderung menunjukkan sifat humor.

Setelah selesai dengan talkshow, acara dimulai dengan Aldrian Risjad (Aldi) sebagai penampil pertama. Dibuka dengan lagu “Premature”, Aldi berhasil menunjukkan suara khasnya yang ngerock. Ia membawakan beberapa lagunya sendiri yang belum dirilis kepada publik dan membawakan lagu cover seperti lagu Kiwi dari Harry Styles dan Jerusalem dari .Feast yang ia nyanyikan bersama Agatha Priscilla. Panggung pertama Aldi ini berhasil ia tutup dengan lagu “Milk Candy”, sebuah single yang membuat semua orang di tempat itu bernyanyi.

Setelah Aldi turun dari panggung, saatnya .Feast dan Mothern menunjukkan aksinya. Dibuka dengan lagu “Kami Belum Tentu” dari .Feast dan dilanjutkan dengan lagu “Survivor” dari Mothern menunjukkan bahwa kolaborasi .Feast dan Mothern ini bukanlah kolaborasi yang main-main, mereka seakan melengkapi satu sama lain. .Feast membawakan lagu “Beberapa Orang Memaafkan” bersama Tristan Juliano dan Agatha Priscilla serta membawakan lagu “Camkan”, lagu yang jarang sekali mereka bawa ketika di panggung-panggung biasanya. Selain itu, Mothern juga membawa lagu yang belum pernah dibawakan dan belum dirilis berjudul “Circles” bersama Agatha Priscilla.

Penampilan terakhir adalah penampilan dari Hindia. Jeda antar panggung yang lumayan memakan waktu membuat beberapa penonton menyerukan agar Hindia segera naik ke atas panggung. “Secukupnya” yang dipilih menjadi lagu pembuka disambut meriah oleh para penonton. “Jam Makan Siang” yang dinyanyikan dengan Matter Mos dan “Tidak Ada Salju Disini Pt. IV” yang dinyanyikan dengan Agatha Priscilla membuat Studio Palem Kemang pada saat itu menyanyikan lagu-lagu tersebut dengan kompak. Disela-sela penampilan Hindia, Rayhan Noor (Glaskaca) yang menjadi gitaris Hindia saat itu membawakan lagunya sendiri yang berjudul “I’ll Be Around”. Tidak sedikit penonton yang menangis haru karena lagu-lagu Hindia yang dianggap “relatable” dengan kehidupan mereka.

Acara ditutup dengan lagu “Evaluasi” dari Hindia. Confetti yang berterbangan dimana-mana, para pengisi acara dan panitia yang berada di atas panggung dan visual yang bertuliskan “THANK YOURSELF FOR SAVING YOU” menutup malam itu dengan sempurna. Lelah berdiri selama beberapa jam seakan terbayar, dan showcase pertama Sun Eater yang mereka buat dengan sepenuh hati ini pun menunjukkan hasil yang sepadan.

________

 

Penulis
Elma Nabiila
Mahasiswa hukum yang suka musik dan hobi jalan-jalan.

Eksplor konten lain Pophariini

Band Rock Depok, Sand Flowers Tandai Kemunculan dengan Blasphemy

Setelah hiatus lama, Sand Flowers dengan formasi Ilyas (gitar), Boen Haw (gitar), Bryan (vokal), Fazzra (bas), dan Aliefand (drum) kembali menunjukan keseriusan mereka di belantika musik Indonesia.  Memilih rock sebagai induk genre, Sand Flowers …

Nyala Aksara: 25 Tahun Grindcore Pioner Semarang, AK//47

Saat ini AK//47 berbasis di Oakland, California, Amerika Serikat. Namun, Indonesia, terutama Semarang, tidak dapat dilepaskan dari tubuh AK//47