Humidumi – Nodus Tollens
Dua tahun ini, saya menyimak nama-nama dari kota yang sama dengan mereka seperti Roschell, Alter, dan Thee Marloes. Tetapi, lucunya saya baru menemukan Humidumi di usia yang ke-11 tahun. Waktu yang cukup lama bukan. Namun, tidak ada kata terlambat untuk mendengarkan karya bagus.
Humidumi sudah mengantongi satu album mini I am ij sin a dan satu album penuh perdana Pathless. Sementara di album mini kedua, mereka menawarkan keunikan. Dengan menggunakan bahasa Latin, Nodus Tollens, album malah berisi lagu-lagu dengan judul dan lirik berbahasa Indonesia.
Mereka meletakkan single “Sementara Biru” yang rilis dua tahun lalu di urutan pertama album. Terdengar suara perempuan di sambungan telefon sebagai pembuka lagu untuk mengatakan perpisahan. Lagu dengan lirik perumpaan ini menampilkan permainan solo gitar dari Methiums yang begitu solid di akhirnya.
Single “Satu Episode” yang sudah mereka rilis dari tahun lalu berada di urutan kedua album. Saya dibawa ke nuansa era lama dengan bunyian synthesizer dan gitar yang menderu. Andai bagian yang diambil oleh Bagas dari Beeswax sebagai kolaborator muncul sejak awal lagu, mungkin lebih terasa momen kolaborasinya.
Dengan label band beraliran pop alternatif, Humidumi melakukan eksplorasi untuk nomor “Spasial Temporal”. Menurut saya, Christabel Annora kolaborator yang layak atas permainan piano dan sumbangan vokalnya. Lagu tak menegangkan secara intens, Nitnot vokalis Humidumi yang mampu mempermanis nyanyian.
Muhammad Arief dari rumahsakit berkolaborasi di nomor keempat “Gejala Anhedonia”. Bukan sebagai dokter, ia membawa pendengar tenggelam ke kubangan aransemen yang menyembuhkan. Raungan gitar listrik yang menghiasi lagu telah mewakili segala kisah hidup yang lagi serba terburu-buru belakangan ini.
Lagu terakhir dari album berjudul “Menjadi Insomnia”. Kurang cocok disetel menjelang tidur karena menciptakan ketegangan akibat bunyi cello dari sang kolaborator Octavianus Triangga. Seakan bunyi-bunyian yang terdengar memunculkan ketakutan lagi dari lagu bergejala sebelumnya.
Bagi saya, materi yang dipersembahkan Humidumi mengesankan. Album berdurasi 24 menit 21 detik ini pantas mendapat perhatian. Seperti ada unsur nostalgia setiap mendengarkan per lagunya. Jika tidak ada lawan yang lebih menarik, album bisa masuk pertimbangan untuk menempati daftar terbaik di tahun ini.
Artikel Terkait
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- KALEIDOSPOP 2024
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
We Are Neurotic Mempersembahkan Album Mini Terbaru Asian Palms
Trio disco dan jazz asal Jakarta, We Are Neurotic menutup tahun 2024 lewat perilisan album mini terbaru yang diberi nama Asian Palms (13/12) bersama C3DO Recordings sebagai label naungan. Album Asian Palms …
Yella Sky Sound System Rayakan 1 Dekade Lewat Album Mini The Global Steppers
Unit dub kultur sound system asal Jakarta, Yella Sky Sound System merayakan satu dekade eksistensi lewat perilisan album mini terbaru bertajuk The Global Steppers (20/12). Dipimpin oleh produser sekaligus selektor Agent K, album mini …