Intim yang Meriah di Slap Dash Festival

Aug 4, 2018

Festival musik atau festival dengan menu apapun tak melulu harus di tempat yang megah dan luas seperti yang kerap kita lihat.

Proud Project dengan Slap Dash Festivalnya membuktikan bahwa konten lebih penting daripada perkara ruang. Buktinya, sekat-sekat ruangan di Conclave, sebuah co-working space yang berlokasi di bilangan Wijaya, Jakarta Selatan bisa disulap menjadi tempat konser.

Digelar Sabtu (28/7), Slap Dash Festival menampilkan menu-menu festival yang bergizi, antara musik, art bazaar dan creative talks.

Tokyolite di Slap Dash / foto: Satria Khindi.

Dari arena talkshow, satu persatu pentolan band dibawa dan diajak untuk menshare pengalaman mereka. Ada Bam Mastro dan Bayu Adisapoetra dari Elephant Kind yang berbagi kisah terbentuknya Elephant Kind sampai sukses dan membuat brand Elephant Kind dikenal sampai seluas itu. Ada Poppie Airil, bassist Efek Rumah Kaca tentang pengalamannya bergabung dengan band.

Fathia Izzati dari Reality Club di Slap Dash Festival / foto: Fathia Izzati @kittendust (instagram).

Ada juga travel blogger Marischka Prudence yang bercerita tentang bagaimana travel adalah obyek yang tak pernah lekang ditelan jaman untuk diceritakan dan diulas ulang dan ya, mendapatkan keuntungan dari itu.

Ada juga Kenneth William, pendiri Folkative, sebuah media yang menyorot hiruk pikuk anak muda dari ranah musik, fashion dan lainnya.

Crowd Surfing di Slap Dash Festival / foto: Fathia Izzati @kittendust (instagram).

Dari panggung musik, masing-masing penampil: Tokyolite, Reality Club, Oscar Lolang dan masih banyak lagi membuka mata penikmat festival ini akan musik-musik unik di luar sana.

Overall, Slap Dash Festival adalah sebuah paket petunjukan musik serta talkshow yang yang menjanjikan dan penting untuk digelar terus menerus di kemudian hari.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …

Daftar Label Musik Independen dari Berbagai Kota di Indonesia 2024

Berbicara tentang label musik tentu bukan hal yang asing lagi bagi siapa pun yang berkecimpung di industri ini. Mengingat kembali band-band yang lekat dengan label raksasa sebagai naungan, sebut saja Dewa 19 saat awal …