Jalesdeva Melepas Album Mini Perdana Chiming Bells
Jalesdeva yang memulai perjalanan dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menyajikan dedikasi mereka terhadap musik britpop melalui album mini perdana Chiming Bells yang dilepas Jumat (27/09) lalu.
Band asal Jakarta Selatan ini mengaggumi semangat bermusik yang diterapkan masyarakat Inggris di era 90-an. Itulah yang menjadi salah satu alasan Nad (bas), Edgar (gitar), Tutan (keyboard, sequence), Seta (lead gitar), Nanda (drum), dan Leo (vokal) merampungkan dan merilis mini album perdana mereka.
“Pada rilisan EP pertama kami, Chiming Bells, Jalesdeva menghabiskan banyak waktu untuk bereksperimen dengan aransemen, misalnya menambahkan lapisan gitar yang tebal atau menggunakan efek suara yang mendukung mood lagu. Pengaruh dari band-band seperti Radiohead atau The Verve bisa terlihat dengan suara ambient atau penggunaan instrumen non-tradisional seperti keyboard, synth, atau alat-alat perkusi alternatif. Merekam lagu-lagu dengan beberapa take untuk menangkap momen yang paling emosional dan jujur dianggap lebih penting daripada perfeksionisme teknis,” jelas Nad soal album mini perdana ini (03/10) melalui WhatsApp.
Mendengarkan album Chiming Bells seperti diajak menjelajahi budaya Inggris yang terwujud di setiap lagunya. Terdapat 6 lagu yang berisi kompilasi emosi beragam, mulai dari hidup optimis sampai renungan hidup yang melankolis.
Album ini dibuka dengan trek “Walking on Sunshine” yang mengajak pendengar merayakan hidup dengan sikap percaya diri ala warga asli Inggris dan ditutup “Daydreams” yang membawa ke ruang melankolis dengan sentuhan akustik yang menampilkan renungan tentang kehilangan.
Proses pembuatan trek “Daydreams” begitu cepat. Di mana Nad saat itu sedang melamun di teras sambil bermain gitar, tiba-tiba langsung dapat chord dan lirik secara bersamaan, yang kemudian langsung direkam menggunakan handphone, kirim ke grup WhatsApp, dan langsung digarap bersama.
Meskipun musik yang dibawakan terinspirasi dari budaya Inggris, namun Jelasdeva mengaku perjalanan mereka terbantu oleh scene musik lokal yang mendukung musisi-musisi baru untuk berkarya.
“Jalesdeva berkembang dari scene musik lokal yang mendukung pertumbuhan musisi-musisi baru. Jakarta, sebagai kota besar dengan banyak komunitas musik sangat memberi ruang bagi kami untuk berpartisipasi di acara-acara indie, gigs, atau festival musik lokal. Di mana mereka bisa memperkenalkan karya dan membangun basis penggemar,” tutur Nanda.
Proses produksi album mini Chiming Bells dilakukan di studio Nm Digi Record, Tangerang dan JLDV Playhouse di Cinere basecamp-nya Jalesdeva. Sementara itu cover art digambar oleh Salim Anhar.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Lirik Lagu Empati Tamako TTATW tentang Mencari Ketenangan dan Kedamaian
Penggemar The Trees and The Wild sempat dibuat deg-degan sama unggahan Remedy Waloni di Instagram Story awal November lalu. Unggahan tersebut berisi tanggapan Remedy untuk pengikut yang menanyakan tentang kemungkinan kembalinya TTATW. …
Di Balik Panggung Jazz Goes To Campus 2024
Hujan deras di Minggu siang tak menghalangi saya menuju gelaran Jazz Goes To Campus (JGTC) edisi ke-47 yang digelar di FEB UI Campus Ground, Depok pada Minggu (17/11). Bermodalkan mengendarai motor serta jas hujan …