Rekomendasi: SUAR- Jangan Biarkan Bumiku Menangis

Feb 7, 2022
SUAR Jangan Biarkan Bumiku Menangis

Mustahil bagi memori untuk tidak melayang ke nama Pure Saturday ketika mendengarkan Jangan Biarkan Bumiku Menangis, album penuh perdana duo SUAR ini. Yang terdiri dari mantan vokalis/penulis lagunya, Suar Nasution bersama Yoga Patria gitaris/produser yang pernah bergabung dengan band, Nineball dan band indiepop 90an, Peanuts.

Album ini dirilis secara digital pada Januari 2022 kemarin, berisi tujuh lagu, dengan bonus dua lagu versi remix. Sehingga total ada sembilan lagu. Dibuka dengan lagu berjudul sama dengan judul albumnya, “Jangan Biarkan Bumiku Menangis”. Pemilihan judul yang terlalu harfiah ini awalnya cukup membuat alis mengerinyit. Karena datang dari sosok yang pernah membuat diksi penjudulan lebih menarik dan penuh kiasan seperti “Coklat”, “Elora”, “Pathetic Waltz” dan yang paling keren, (trims, Herry “Ucok” Sutresna) “Langit Terbuka Luas, Mengapa Tidak Pikiranku, Pikiranmu?” .

Mustahil bagi memori untuk tidak melayang ke nama Pure Saturday ketika mendengarkan Jangan Biarkan Bumiku Menangis, album penuh perdana duo SUAR ini. Yang terdiri dari Suar Nasution bersama Yoga Satria

 

Namun menariknya lagu ini punya segalanya sebagai lagu pembuka yang menjanjikan. Intro duet gitar elektrik hangat dengan overdrive tipis yang disambut dengan drums dan bass sederhana tapi penuh detail segera mengantarkan kita pada verse lagu yang sangat nge-pop dan ramah di telinga. Tentu dalam alunan notasi vokal khas Suar Nasution yang masih dibalut pengaruh musik pop Inggris 90an yang easy listening, guitar driven dan joget-able.

Renyahnya singel pembuka ini adalah bukti kepiawaian duet mereka sebagai duo dalam mengolah lagu. Sehingga tanpa disadari kita tidak keberatan jika lagu ini nihil chorus yang bisa disenandungkan berulang. Seperti lazimnya lagu pop biasa. Ketidaklaziman dalam mengolah lagu pop berbalut musik progresif ini menjadi bahan bakar keseluruhan album “Jangan Buat Bumiku Menangis” ini.

Terbaca sejak singel perdananya “Terjadilah” yang dipengaruhi oleh band Depeche Mode, juga “Dewasa” yang sepersekian detik intronya mengingatkan lagu “Desire”. Balada akustik ini bisa menyalak bagian reff-nya. Juga singel terakhir, “Release” yang menghadirkan gitaris jazz Gerald Situmorang dan drummer kawakan Aksan. Dan menjadi lagu paling nge groove SUAR, yang ditingkahi musik R&B tradisional.

Ketidaklaziman dalam mengolah lagu pop berbalut musik progresif ini menjadi bahan bakar keseluruhan album “Jangan Buat Bumiku Menangis” ini.

Pancingan single-single manis ini tentu membuat saya terpikat. Walaupun saat singel kedua dan ketiga dirilis bisa dibilang sempat tidak terlalu antusias. Karena terbiasa menyimak album dalam bentuk utuh, album penuh. Bukan singel terpisah-pisah. Namun sungguh kejutan yang menyenangkan ketika album penuh ini mendarat di layanan DSP dan menikmati secara utuh lagu-lagunya.

Bagaimana pengaruh terbesar Suar Nasution, The Cure hadir melalui karakter vokalnya yang menyerupai sang vokalis Robert Smith di lagu berbahasa Inggris, “Elected” yang manis dan uplifting , “Release” yang bernuansa musik musim panas R&B tradisional, dan “Waking Up” yang bertenaga itu. Sebuah tribut yang menyenangkan. Dua lagu lain, “Derai Terindah” dan “Dewasa” adalah bentuk lain matangnya musik SUAR ini. Kuatnya vokal Suar di “Derai Terindah” menapaki notasi nada-nada khas dirinya, jadi bukti otentik karakter vokalnya akan selamanya kawin dengan gemerincing gitar akustik renyah.

Kuatnya vokal Suar di “Derai Terindah” menapaki notasi nada-nada khas dirinya, jadi bukti otentik karakter vokalnya akan selamanya kawin dengan gemerincing gitar akustik renyah

Adalah nikmat duniawi ketika vokal Suar ini bertemu dengan musik yang progresif dan tetap dalam bingkai musik pop renyah nan manis yang dijaga oleh Yoga Patria. Selipan musik instrumental selama dua menitan diisi solo gitar, yang disela vokal dan disambung lagi satu menit di lagu paling panjang “Derai Terindah” yang benar indah adanya. Juga simak struktur lagu yang lezat dinamikanya di “Terjadilah” yang sangat Depeche Mode-esque itu. Juga taburan riff-riff dan solo gitar cantik Gerald Situmorang di “Release”.

Detail penggunaan instrumen gitar berlapis-lapis dan struktur lagu yang berubah-ubah progresif membuat SUAR bisa hadir di tengah antara musik pop Inggris 90an dengan musik prog-rock yang menjadi pengaruh terbesar Suar. Dinetralkan oleh Yoga yang lama berkiprah di dunia musik niaga sebagai produser dan pembuat lagu untuk iklan. Kesamaan minat pada musik inggris ini menjadi benang merah yang menyatukan musik SUAR.

Pada akhirnya suka atau tidak, buat saya, album perdana SUAR ini adalah jawaban bagi saya (juga mungkin kalian) pendengar Pure Saturday yang kesulitan menerima progresif nya musik baru mereka di album keempat/terakhir, Grey (2012)

Pada akhirnya suka atau tidak, buat saya, album perdana SUAR ini adalah jawaban bagi saya (juga mungkin kalian) pendengar Pure Saturday yang kesulitan menerima progresif nya musik baru mereka di album keempat/terakhir, Grey (2012). Ditambah kenyataan kalau mereka berdua memainkan hampir semua instrumennya sendiri, plus me-mixing sendiri album ini. Dan terbukti menarik. Catatan penting: dengarkan album ini dengan perangkat audio yang baik.

Kalaupun ada kekurangan, selain judul yang terlalu harfiah, yang sangat disayangkan adalah arahan desain sampul album dan visualnya penggunaan logotype SUAR yang kurang menarik. Harusnya bisa lebih selaras dengan musik pop progresif nya. Namun selain itu, para pioneer indiepop 90an ini berhasil kembali membuat album baru dengan tanpa beban dan justru hasilnya bisa relevan dengan zaman saat ini.


 

 

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …