Jazz Goes To Campus 2019: Mempertahankan Eksistensi

Nov 27, 2019

Jazz Goes to Campus (JGTC) kembali dilaksanakan hari Minggu, 24 November 2019 di FEB UI Campus Ground, Depok. Di tahun ke-42 nya, festival jazz tertua di tanah air ini tetap ramai dipenuhi penonton, pecinta jazz tanah air. Kesan pertama begitu datang ke festival ini adalah: Tahun ini, JGTC bebas dari hujan!

Dengan mengusung tema ‘Feel the New Jazzperience’, JGTC menghadirkan empat panggung serta artis-artis pop antara lain Syahravi, Ecoutez, NonaRia yang sempat kolaborasi bareng Oele Pattiselanno, Monita Tahalea dan Nidji.

Momen yang tidak pernah terlewatkan dari festival ini ajang penghargaan seperti Album Choice of the Year diraih Meta milik Sri Hanuga dan Gerald Situmorang, Lifetime Achievement diberikan kepada Ermy Kulit. Festival jazz di Jogja, Ngayogjazz juga menerima penghargaan dari JGTC sebagai Most Dedicated.

Sore itu Nidji sempat menemui rekan-rekan media di sebuah ruangan. Rama mengatakan, JGTC salah satu event yang penting. “Kalau dulu mungkin kita yang biasa datang nonton. Kita bangga, ini pertama kali kita main di JGTC.”

Aksi Nidji semenjak Ubay bergabung terbukti memang lebih berwarna. Vokalis Ubay kerap unjuk kebolehan bermain saksofon di lagu “Bila Aku Jatuh Cinta”. Mereka juga tak sia-siakan kesempatan bawakan single teranyar “Cinta & Portal Waktu”.

Menjelang malam, musisi jazz senior Mus Mujiono yang dikenal banyak menciptakan lagu hit turut menghadirkan Deddy Dhukun untuk berkolaborasi di nomor “Esok Kan Masih Ada”.

Marion Jola yang baru pertama kali manggung di JGTC menggaet produsernya, Laleilmanino membawakan lagu “Rayu”. Kehadiran Rayi melengkapi penampilan biduan cantik yang pintar bahasa Korea ini pada nomor “Jangan”.

Kalau boleh jujur, JGTC ke-42 secara lineup terbilang kurang greget untuk mendapat pengalaman jazz yang berbeda. Namun paling tidak kehadiran Skastra, MALIQ & D’Essentials, RAN, Barasuara, maupun Adhitia Sofyan tetap berkesan.

 

Penulis
Pohan
Suka kamu, ngopi, motret, ngetik, dan hari semakin tua bagi jiwa yang sepi.

Eksplor konten lain Pophariini

5 Alasan rumahsakit Enggak Bubar

Dalam perhelatan Kabar Bahagia: 30 Tahun Perjalanan rumahsakit beberapa waktu lalu, kami sempat bertemu dan berbincang dengan para personel rumahsakit di balik panggung hari Sabtu (14/12) di Bali United Studio, Jakarta Barat. Selain membahas …

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …