Joko Anwar Menggarap Ulang Film Horor Klasik, Pengabdi Setan

Sep 2, 2017

 

Remake film horor klasik garapan Sutradara Joko Anwar bertajuk Pengabdi Setan akan segera rilis tanggal 28 September ini. Ini adalah film horor pertama dari Joko Anwar sepanjang sejarah ia menyutradarai film. Sebelumnya, Joko Anwar dikenal sebagai penulis dan sutradara dari beberapa film antara lain Janji Joni (2005), Kala (2007), Pintu Terlarang (2009), Modus Anomali (2012), A Copy of  My Mind (2015). Selain film, filmaker asal Medan ini juga dikenal dengan TV Seriesnya Halfworlds yang tayang di HBO Asia.

Film Pengabdi Setan sendiri adalah film horor klasik Indonesia yang diproduksi oleh RAPI film pada tahun 1980. Disutradarai oleh Sisworo Gautama Putra, film ini diperankan oleh Ruth Pelupessy, W. D. Mochtar, Fachrul Rozy dan H.I.M Damsyik.

Film berdurasi 96 menit  ini sangat terkenal pada masanya bahkan sampai di dunia internasional, dirilis dalam berbagai format seperti VHS dan kemudian DVD di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.

Tak jauh berbeda dengan film aslinya, Pengabdi Setan garapan Joko Anwar mengisahkan tentang Ibu yang meninggal dunia karena sakit. Sang bapak memutuskan untuk bekerja di luar kota meninggalkan anak-anaknya. Tak lama kemudian, anak-anak merasa bahwa ibu ‘kembali’ berada di rumah. Situasi semakin menyeramkan ketika mereka mengetahui bahwa ibu mereka yang datang lagi tidak hanya sekadar untuk menjenguk mereka, namun juga menjemput mereka.

Ternyata anak perempuan mereka menemukan fakta bahwa di masa lalu, keluarganya terlibat dalam sebuah perjanjian hitam yang mengancam keselamatan keluarga mereka.

Film ini diperankan oleh Tara Basro juga Bront Palarae, Asmara Abigail, Fachri Albar, Endy Arfian, Nasar Anuz, Adhiyat Abdulkadir, dan Dimas Aditya.

Penulis
David Silvianus
Mahasiswa tehnik nuklir; fans berat Big Star, Sayur Oyong dan Liem Swie King. Bercita-cita menulis buku tentang budi daya suplir

Eksplor konten lain Pophariini

Menengok Gegap Gempita Ekosistem Musik ‘Pinggiran’ di Kulon Progo

Pinggiran, pelosok, dan jauh, sepertinya tiga kata itu mewakili Kulon Progo. Biasanya, diksi-diksi tersebut muncul dari orang-orang yang tinggal di pusat kota, pokoknya yang banyak gedung-gedung dan keramaian. Diakui atau tidak, Kulon Progo memang …

Wawancara Eksklusif Adikara: Bermusik di Era Digital Lewat Tembang-Tembang Cinta

Jika membahas lagu yang viral di media sosial tahun ini, rasanya tidak mungkin jika tidak menyebutkan “Primadona” dan “Katakan Saja” untuk kategori tersebut. Kedua lagu itu dinyanyikan oleh solois berusia 24 tahun bernama Adikara …