“Kami Rindu Bergelimang Harta” oleh Acin The Panturas

Mar 22, 2022
Acin The Panturas

“Kami rindu bergelimang harta”, judul tulisan Musisi Menulis saya (Acin The Panturas) di atas sebetulnya merupakan candaan yang terlontar dari mulut para personel The Panturas hingga ‘Lifeguard-Lifeguard’ (kru Panturas-Red) -nya saat membahas kerinduan mereka terhadap acara musik.

Secara harfiah, dapat diyakini bahwa ucapan itu tulus, karena kebanyakan sumber pemasukan band-band seperti The Panturas di negeri ini memang dari acara musik langsung.

Namun, di balik itu, tanpa harus terbahas secara verbal oleh masing-masing individu, bisa dipastikan mereka juga merindukan pertemuan intens satu sama lain sekaligus aspek sosio-tongkrongan di baliknya. Ini masuk akal karena sebelumnya mereka bisa hidup bersama dari subuh ketemu subuh selama dua sampai lima hari seminggu.

Selain itu, tingkah polah mereka (khususnya anggota Lifeguard) yang kadang di luar nalar orang-orang normal (baca: biasanya lulusan IPA yang bekerja di industri-industri nonkreatif) memang bikin kangen. Sebagiannya bisa disaksikan di vlog The Panturas. Pasangan ganda putra Galuh (manajer panggung, teknisi kibor, pegawai pemerintah) dan Felmy alias Komeng (teknisi drum, pegawai media/agensi) memang pemeran utama di serial vlog tersebut dan sudah tidak perlu dijelaskan lagi keanehannya. Zulmy alias Cumi (kru bas, pegawai agensi) punya hubungan tidak biasa dengan “bos”-nya, Bagus alias Gogon (pembetot bas, pegawai agensi), karena lebih sering memarahi dibanding dimarahi. Maklum, Gogon kan sering budek, izin buang air besar satu sampai tiga kali sebelum manggung, berisik (hanya bisa diam sekitar sepuluh detik), dan, baru-baru saja terjadi, ketinggalan bas tapi kekeuh basnya ada di studio, menciptakan kemelut di depan blind van.

 

Dari sisi Lifeguard, ada juga Zulmi alias Jumbo (fotografer, pegawai merek sendal Bandung), anak manja yang selalu mengajak jajan tapi selalu mengeluh setelah lebih dari 300 meter berjalan. Ali (teknisi gitar, ahli reparasi gitar, calon luthier) yang selalu tiba-tiba punya barang aneh mulai dari laba-laba hingga minyak sulap dan hanya bawa dua baju untuk manggung lima hari.

Judis (roadman, pengancah Bogor), pemimpin lapangan tatoan yang bisa diandalkan tapi latah. Rai alias Breh (teknisi gitar, anak punk, tenaga pengajar Bahasa Sunda) yang sering jadi “pengasuh”. Hadiyan alias Aa Iyang (sound engineer FOH, pegawai sound platform pendidikan) yang sering bergumam tidak jelas sambil berteriak, lebih nyetel dibanding personel yang tampil, kelewat percaya diri, dan punya gerakan-gerakan tidak terduga lainnya.

Ade (sound engineer monitor, gitaris metal) yang pendiam dan selalu bilang “aman” serusuh apa pun keadaan di atas panggung (percayalah kata amannya sungguh dapat dipercaya). Ada juga Yandi alias Akew (videografer, penata cahaya, pegawai agensi ) yang sering salah menyebutkan istilah Bahasa Inggris dan Alfi (fotografer, pekerja kamera lepasan) yang sering kali tidak jelas.

Dari sisi personel, selain Gogon yang memang sudah sering tampil di vlog, sisanya juga punya kebiasaan aneh. Rizal (gitaris, petani, peternak) merupakan karakter normal macam Shinpachi di Gintama tapi sering berkeliling kamar hotel teman-temannya hanya dengan celana dalam. Kuya (kapten, drummer, desainer grafis) adalah sosok pemimpin paling nge-“wardrobe” yang kalau buang air besar sering kali telanjang bulat (bahkan di toilet umum).

Keanehan semacam ini adalah salah satu yang dirindukan para anggota keluarga besar Los Panturas dari keadaan normal di mana mereka bisa manggung dengan lebih leluasa, selain pertemuan dengan penggemar, jalan-jalan, dan tentunya uang. Kehangatan yang ditimbulkan karakter masing-masing dari mereka jauh berkurang semenjak acara musik sulit diselenggarakan. Biarpun ada beberapa proyek virtual dan semacamnya, sebulan sekali ada kerjaan saja sudah syukur.

Karena itu, saat diberi kesempatan untuk bermain di sebuah festival bernama Joyland, The Panturas dan Lifeguard begitu antusias. Selain bisa merasakan kembali suasana hangat kekeluargaan, mereka juga diberi harapan bahwa acara semacam sudah bisa sering diselenggarakan lagi dalam waktu dekat.

Lalu, mereka juga senang karena bisa kembali berkumpul sekaligus liburan singkat di tujuan liburan sekaligus tujuan migrasi masyarakat urban masa kini, Bali.

Semoga mereka bisa kembali bergelimang harta.

Amiiiin.


Abyan Zaki Nabilio atau akrab disapa Acin adalah vokalis sekaligus gitaris dari The Panturas.

Eksplor konten lain Pophariini

Wawancara Eksklusif Ecang Live Production Indonesia: Panggung Musik Indonesia Harus Mulai Mengedepankan Safety

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pophariini masih banyak menghadiri dan meliput berbagai festival musik di sepanjang tahun ini. Dari sekian banyak pergelaran yang kami datangi, ada satu kesamaan yang disadari yaitu kehadiran Live Production Indonesia. Live …

Daftar Label Musik Independen dari Berbagai Kota di Indonesia 2024

Berbicara tentang label musik tentu bukan hal yang asing lagi bagi siapa pun yang berkecimpung di industri ini. Mengingat kembali band-band yang lekat dengan label raksasa sebagai naungan, sebut saja Dewa 19 saat awal …