Band post-punk asal Denpasar, Kanekuro resmi meluncurkan album mini keempat bertajuk Massamerta hari Kamis (10/10). Sebelumnya, band sudah mengantongi 3 album mini sejak perdana muncul dengan Inky tahun 2021 lalu.

Kanekuro beranggotakan Andre Tovan (vokal), Gesta Rangga (gitar), Hendra Ginting (bas), dan Rio Satria (drum).

Pophariini sempat menghubungi Andre hari Selasa (15/10) via WhatsApp untuk meminta keterangan mengenai album mini Massamerta. Ia mendahului perbincangan dengan bercerita bagaimana awal Kanekuro bisa terbentuk.

Andre membentuk band ini karena resah banyak yang memainkan hardcore. Sebagai pecinta musik post-punk dan surf punk, yang saat itu jarang dimainkan band-band Bali, akhirnya ia tergerak untuk membuat Kanekuro dengan gaya musik semacam itu.

“Dengan mengajak beberapa anggota yang mempunyai garis genre hampir sama, akhirnya yang terjadi (kami) menjadi ikon post-punk di Bali (ini kata-kata dari media lokal dan teman-teman scene),” kata Andre.

Dalam menggarap 5 lagu untuk album mini Massamerta, pola kerja Kanekuro masih sama seperti 3 album mini sebelumnya. Andre juga mengatakan, ia dan rekan-rekannya sebisa mungkin menghindari perdebatan yang tidak penting, serta meredam ego masing-masing agar bisa mencapai hasil yang mereka mau.

“Unik atau menariknya, kami tak pernah sekalipun ada drama atau pertengkaran serta kesenjangan,” tegasnya.

Saat ditanya apa mimpi Andre untuk Kanekuro 5 tahun ke depan, ia dengan tegas mengucapkan ingin melakukan tur Asia Tenggara sampai ke Jepang. Bukan tanpa dasar, Andre merasa mimpi ini masih ‘terlihat langit’-nya sehingga ia berani mengatakan itu.