Karya Kreatif Tak Terbatas di Go Ahead Challenge 2018
Go Ahead Challenge atau disingkat GAC hadir dengan tema berbeda setiap tahunnya sejak 2014. Di tahun kelima ini dengan slogan Karya Gak Tau Batas, ajang kreatif tahunan ini berhasil mengumpulkan sebanyak 18 finalis. Mereka mendapatkan kesempatan emas untuk menggali langsung potensi masing-masing bersama 8 kurator ahli dalam bidang musik, visual art, fotografi, dan kuliner.
Sebanyak 18 finalis GAC tahun ini berasal dari kota-kota di luar Jawa, dari Pontianak sampai Maluku. Mereka datang mewakili berbagai passion dari kuliner, visual art, fotografi, dan musik. Di sesi bootcamp atau Creative Academy yang berlangsung selama lebih kurang satu minggu (dari tanggal 21-25 Januari) ini, para sosok kreatif ini dikembangkan skill-nya oleh sederet kurator.
Dalam kesempatan Exclusive Reporting Go Ahead Challenge 2018 yang sekaligus menandakan hari pertama Creative Academy pada Senin (21/1) di Panhead, Jakarta Selatan, Anton Ismael perwakilan kurator dan juri mengatakan, “Saya di sini memilih bukan hanya berdasarkan tampilan luarnya. Tapi kayak sebuah cerita-cerita apa, alasan-alasan apa yang menggerakkan mereka untuk berkarya.” ungkapnya.
“Kita melihat sebuah karya foto atau musik. Saya lebih tertarik mendengarkan cerita di balik itu karena cerita yang menarik akan menghasilkan karya yang menarik pula,” tambah Anton.
Naufal Abshar selaku kurator di bidang visual art menambahkan, “Banyak karya dan ide yang bagus. Di sini keterlibatan kita mengartikulasikan karya-karya mereka untuk lebih presentable.”
Para finalis Go Ahead Challenge memiliki potensi-potensi yang luar biasa. Muhammad Fahaad Dininubun misalnya, finalis Visual Art mengikuti Go Ahead Challenge ingin menceritakan apa yang ia rasakan terhadap objek. Fahaad membuat alat yang dapat berfungsi ganda. Alat tersebut mengeluarkan bebunyian sekaligus memberikan pola warna diberi nama ‘The Big Rabbit Troya’.
Finalis lainnya dari bidang Photography, Agung Prasetya Nugraha merupakan lulusan Program Sarjana (S1) Ilmu Perpustakaan. Ia menggabungkan dua subkultur, pertama fotografi dan kedua visual art. Agung mempersembahkan karya berupa arsip yang ditunjang visual art.
Anton sendiri menganggap, para finalis selain memamerkan karya yang mereka anggap keren. Mereka juga harus bisa mengemukakan ide gilanya, “A good leader is a good storyteller. A good photographer is a good storyteller. A good artist is a good storyteller. Orang-orang yang bisa mempengaruhi, they are a good storyteller.
Selama satu minggu para finalis dan kurator mereka bertemu secara intensif di Creative Academy. Proses demi proses dalam mewujudkan karya yang akan dilakukan di Creative Academy dengan adanya pertukaran ilmu dari para figur ahli kepada para finalis yang intens akan memberikan pengalaman tak terlupakan. Para finalis pun dituntut untuk berani berekspresi sehingga dapat mendobrak batas mereka dengan meleburkan berbagai passion yang dimiliki.
Finalis bidang musik berkesempatan mendapat sesi rekaman musik bersama Widi Puradiredja di Studio Panhead. Finalis lainnya mendapat arahan langsung sampai ke luar area, berdiskusi tentang pembuatan video musik bersama Bill Satya selaku kurator bidang fotografi.
Dalam sesi pembuatan karya musik, kurator musik Jason Ranti dan kurator visual art Kendra Ahimsa turut memberikan arahan kepada finalis tentang bagaimana penajaman konsep sebuah karya.
Sementara di bidang kuliner, kurator William Gozali tak segan duduk bareng finalis untuk membagi ilmu dan pengalamannya di sesi one on one mentoring.
Ada banyak kegiatan yang dilakukan selama seminggu. Semua yang dilakukan finalis maupun kurator tentu memiliki tujuan yang sama, berkarya dengan cara terbaik mereka. Hingga tiba puncak acara GAC 2018 Artwarding Night pada Sabtu, 26 Januari 2018 di Queenshead Kemang. Siapa yang akan ke luar sebagai pemenang?
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
5 Band Punk Indonesia Favorit MCPR
Dalam perhelatan Festival 76 Indonesia Adalah Kita di Solo, kami menemui band punk-rock asal tuan rumah, MCPR sebagai salah satu penampil untuk mengajukan pertanyaan soal pilihan 5 band punk Indonesia favorit mereka. Sebelum membahas …
Fraksi Penemu Sepeda Bercerita tentang Hobi di Single Gocapan
Setelah merilis single “Olahgaya” 2023 lalu, Fraksi Penemu Sepeda asal Bogor resmi meluncurkan karya terbaru berupa single dalam tajuk “Gocapan” hari Rabu (23/10). Lagu ini menceritakan serunya pengalaman bersepeda sambil mencari sarapan pagi. …