Kenang Erwin, Ari Lasso – Andra Beberkan Fakta Lagu Kirana

May 10, 2020
Erwin Prasetya

Tujuh hari sudah musisi Erwin Prasetya meninggalkan kita semua. Semua pecinta musik tanah air, tak terkecuali Baladewa, fans setia Dewa 19 merasa kehilangan. Demikian halnya Ari Lasso, rekan seperjuangan Erwin Semasa di band. Lewat video Youtubenya yang diunggah Rabu (6/5) kemarin, Ari ditemani gitaris Andra Ramadhan mengenang almarhum Erwin Prasetya lewat lagu.

Dalam video berdurasi dua puluh lima menit lebih ini, Ari dan Andra mengenang karya Erwin Prasetya dalam lagu-lagu yang ditulis almarhum. Ada enam lagu yang dibawakan mereka berdua: “Misteri Illahi”, “Still I’m Sure We Love Again”, “Restoe Bumi”, “Kirana”, “Kamulah Satu-satunya”, “Sebelum Kau Terlelap”. Beberapa lagu seperti “Restoe Bumi” dan “Kamulah Sau-satunya” kerap dibawakan Dewa 19 dalam konsernya.

Erwin Prasetya

Ari Lasso menyanyikan karya-karya alm. Erwin Prasetya / dok. Youtube Ari Lasso TV

Selain membawakan lagu, dalam videonya, Ari Lasso dan Andra juga mengenang sosok Erwin yang bukan hanya sebagai bassist namun sebagai penulis lagu yang brilian di Dewa 19.

“Aku dan Andra menyadari karya-karya Erwin memberi warna kuat di Dewa 19,” ungkap Ari.

Senada dengan Ari, Andra pun menganggap Erwin sebagai sosok penulis lagu yang unik.

“Dan lagu-lagu dia itu khas, progresi kordnya juga unik menurut aku,” tambah Andra.

Andra Ramadhan mengenang Erwin sebagai sosok yang unik

Bicara soal karakter penulisan lagu Erwin Prasetya makin nyata di album Pandawa Lima, album terakhir Ari Lasso bersama Dewa 19. Di album inilah, menurut Ari, Erwin kembali mengeluarkan lagu-lagu yang luar biasa, ‘antik’ dan dahsyat.

Di album itu, Dewa pertama kalinya mencapai penjualan ratusan ribu (kopi) dalam hitungan bulan dengan sebuah single pertama bertajuk “Kirana”. Sebuah single yang menurut Ari sebagai lagu yang antik, rumit, unik, nggak umum baik dari kord dan notasinya.

Erwin Prasetya

Bukan hanya bassist yang dahsyat, sosok Erwin dimata Ari Lasso juga adalah penulis lagu yang unik

“Lagu ini (Kirana) sudah diciptakan Erwin sejak 1993. Dia menunjukkan lagu ini, tapi Dhani sebagai produser dan aranjer kita yang utama saat itu belum menemukan formula yang tepat untuk meracik lagu ini sampai jadi enak didengar,” ungkap Ari mengenang fakta dibalik “Kirana”

Andra menambahkan bahkan waktu mau proses mixing di Bandung, Andra yang kebetulan tidak membawa gitar, diminta menambahkan solo gitar disitu.

“Ini (Kirana) adalah lagu paling mistis, aku kalo bawain lagu ini selalu deg-degan, karena partnya diulang-ulang, rawan lupa, banyak jebakan. Soundnya waktu itu terpengaruh dengan grunge,” ungkap Ari.

Ari dan Andra beberkan fakta seputar lagu Kirana

Sound gitar di Kirana menjadi ciri khas. Ari mengenang cerita yang sempat menjadi headline pada waktu itu.

“Dan untuk mencari sound gitar yang seperti itu (menirukan suara gitar), Andra menghabiskan lagu 3 jam. Lagu ini cukup avant garde di masanya,” tambah Ari.

Selain menciptakan Kirana yang rumit, sebaliknya album Pandawa Lima juga mencatat lagu “Kamulah Satu-satunya”, lagu Erwin Prasetya yang ‘gampang banget’ dan mungkin adalah ciptaan Erwin yang paling populer.

Erwin Prasetya

Ari Lasso menitikkan air mata / dok. Ari Lasso TV

Di lagu terakhir yang dibawakan Ari – Andra, “Sebelum Kau Terlelap”, Ari Lasso terlihat beberapa kali menitikkan air mata, seolah tak kuasa menahan emosi kesedihannya.

“Rest In Peace Win, selamat jalan Erwin Prasetya, karya-karyamu akan selalu abadi, tutup Ari Lasso dan Andra Ramadhan.

Simak video tribute Erwin Prasetya yang mengharukan ini

_____

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Rangkuman Tur MALIQ & D’Essentials Can Machines Fall In Love? di 5 Kota

Setelah menggelar Can Machines Fall in Love? Exhibition tanggal 7 Mei-9 Juni 2024 di Melting Pot, GF, ASHTA District 8, Jakarta Selatan, MALIQ & D’Essentials melanjutkan perjalanan dengan menggelar tur musik perdana dalam rangka …

5 Lagu Rock Indonesia Pilihan Coldiac 

Coldiac menyelesaikan rangkaian tur The Garden Session hari Kamis, 12 Desember 2024 di Lucy in the Sky SCBD, Jakarta Selatan. Tur ini secara keseluruhan singgah di 7 kota termasuk Balikpapan, Samarinda, Medan, Solo, Bandung, …