Kritak Kritik dalam Musik, Perlukah?

May 16, 2019

“Yang baik yah mampu memberikan pemahaman lebih jauh tentang apa yang ada di sekitar kita lewat album musik. Yah kritik musik yang baik mampu memberikan kita alternatif lain dalam memahami realitas sekitar,” jawab Idhar.

Kritik, menurut penulis buku Jurnalisme Musik dan Selingkar di Wilayahnya sejatinya memang bukan untuk musisi – saya setuju dengan hal ini.

“Yah tujuannya (kritik) itu agar penikmat bisa mengapresiasi. Menurut gue kritik itu bukan untuk musisi, meski sah saja musisi mengambil sikap dari kritik yang diulas kritikus. Tapi proses kreatif tentu otoritas si musisi itu sendiri, terlepas dari pengaruh kritikus. Tapi kritik itu lebih berguna buat pendengar agar tercipta apresiasi dan lebih jauh memahami gagasan dengan realita sekitar melalui album musik,” ungkap Idhar.

Senada dengan Idhar dan Kunto Aji, Iga Massardi memandang kritik musik itu tetap amatlah penting.

“Penting. Karena pengertian kritik terhadap musik itu bukan cuma yang ditulis di media, tapi juga bisa dalam bentuk diskusi dan obrolan yang konstruktif. Dari sini kita bisa saling tukar pikiran dengan sehat utk meluaskan pola pikir dlm berkarya. Buat gue yang penting konteksnya konstruktif dan solutif jadi diskusinya bisa inspiratif bukan cuma debat kusir,” ujar Iga.

kritik itu lebih berguna buat pendengar agar tercipta apresiasi dan lebih jauh memahami gagasan dengan realita sekitar melalui album musik

Kritik musik, pada akhirnya, bukan permasalahan bagus/jeleknya sebuah karya musik, namun bagaimana kritikus bisa melihat, memahami dan mengungkap makna di balik karya musik dan bagaimana ia memberitahu makna yang ia temukan ini ke pendengar. Agar ketika ada pendengar yang tersambung dan mengapreasi makna ini, mereka bisa terhubung dan mungkin menyukai karya tersebut tanpa harus tersita dengan ulasan yang buruk soal musik.

“Kritik musik itu menurut gue penting karena gue percaya ada faedah untuk memahami gagasan musisi itu lewat karya musik. Karena jika tidak ada kritik, musik hanya sekedar etalase. Nggak ada gagasan musik yang bisa kita pelajari. Album musik hanya jadi katalog tahun rilisan, nama artis, dan genre musik. Hanya sebatas itu.” tutup Idhar.

 

_______

1
2
3
4
Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …