Lagu Ramadhan Tiba Buktikan Kelanggengan hingga Hari Ini

Setiap bulan suci tiba, ada satu lagu yang hampir selalu berkumandang dari berbagai penjuru, mulai dari televisi, radio, pusat perbelanjaan, hingga media sosial. Lagu tersebut adalah “Ramadhan Tiba” yang dinyanyikan oleh Opick. Lagu ini menjadi semacam himne (tidak resmi) bulan Ramadan di Indonesia, bahkan setelah hampir dua dekade sejak pertama kali dirilis dalam album Cahaya Hati (2008).
Seiring dengan berkembangnya industri musik, banyak lagu religi baru yang muncul setiap tahunnya. Namun, tidak semua lagu dapat bertahan lama di ingatan masyarakat seperti “Ramadhan Tiba”. Lantas, apa yang membuat lagu ini tetap relevan dan terus diputar hingga kini?
Kami meminta pendapat kepada Wahyu “Acum” Nugroho, personel Bangkutaman yang juga berprofesi sebagai Content Specialist di Massive Music Entertainment soal fenomena lagu “Ramadhan Tiba”.
Menurut Acum, kasus seperti ini mungkin saja terjadi pada lagu-lagu religi populer lainnya seperti karya dari Bimbo atau Ungu. Namun ada beberapa faktor utama yang membuat “Ramadhan Tiba” begitu istimewa dan tetap menunjukkan eksistensinya di tengah masyarakat. Salah satu alasannya adalah tema dengan lirik yang bercerita. Cerita datangnya Ramadan.
Acum juga berpendapat, kalau lagu ini memiliki makna yang universal bagi umat Muslim untuk menggambarkan suasana penuh harapan dan kebahagiaan, “Nuansa religius dan pesan positif dalam liriknya membuat lagu ini cocok didengar sepanjang bulan Ramadan.”
Selain tema yang kuat, melodi catchy dan mudah diingat pun menjadi faktor lain kepopuleran lagu ini. Dengan nada yang repetitif dan sederhana, “Ramadhan Tiba” mudah dinyanyikan oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sifatnya yang ringan dan mudah dihafal membuatnya cepat melekat di telinga pendengar.
Keberhasilan lagu ini tentu tak lepas dari sosok pelantunnya, Opick. Karakter suara yang khas dan citranya sebagai penyanyi religi menambah kredibilitas lagu “Ramadhan Tiba” di telinga masyarakat, sehingga makin diterima sebagai bagian dari perayaan Ramadan.
Faktor lain menurut Acum—yang juga saya sepakati—yang memperkuat kelanggengan “Ramadhan Tiba” yaitu berkat media, di mana lagu ini kerap digunakan sebagai latar musik iklan, program televisi, hingga konten digital. Keberadaan lagu ini di berbagai platform membuatnya semakin familiar dan terus diingat oleh masyarakat, menciptakan asosiasi kuat antara lagu ini dan bulan Ramadan.
Tak hanya itu, “Ramadhan Tiba” juga memiliki nilai nostalgia yang tinggi. Seperti halnya lagu-lagu religi lainnya yang sering diputar saat Ramadan, banyak orang tumbuh besar dengan lagu ini sebagai bagian dari tradisi mereka. Sudah menginjak usia 17 tahun, tak heran membawa kembali kenangan masa kecil, suasana berbuka puasa bersama keluarga, dan kebahagiaan menyambut bulan penuh berkah.
Dengan kombinasi tema yang kuat, melodi yang mudah diingat, popularitas sang penyanyi, serta sorotan yang luas di media sosial, “Ramadhan Tiba” terus bertahan di hati masyarakat, menjadi bagian tak terpisahkan, dan tetap relevan dari tahun ke tahun. Selamat menunaikan ibadah puasa.

Eksplor konten lain Pophariini
SAMARIA Rilis JANGAN SEENAKNYA untuk Menyuarakan Kepedihan
Setelah tahun lalu merilis 2 single, kini band rock alternatif asal Madiun dengan nama SAMARIA kembali mengeluarkan materi baru berjudul “JANGAN SEENAKNYA” yang beredar hari Jumat (02/05) via layanan streaming musik. SAMARIA …
SiniarPop – Fabio Asher dan Sammy Simorangkir
SiniarPop musim ketiga kehadiran Fabio Asher dan Sammy Simorangkir sebagai bintang tamu. Di musim terbaru ini Denboi sebagai pemandu SiniarPop membahas awal mula pertemuan Fabio dan Sammy sampai akhirnya berkolaborasi. Sammy pun mengakui jika …
ada lagi yang bikin lagu ini rame. Ada seorang penyanyi dangdut yang sempat salah lirik dan videonya viral waktu menyanyikan lagu ini.
“Ramadhan Tiba” tetap abadi berkat kekuatan music distribution yang luas, dari radio hingga platform digital, memastikan lagu ini selalu hadir menyambut Ramadan setiap tahunnya.