Lightcraft Sukses Guncang Mongolia

Jul 14, 2018

Kuartet anthemic indie-rock Lighcraft belum lama ini sukses mengguncang Playtime Festival 2018 di Mongolia. Digelar 6-8 Juli kemarin, ini adalah festival musik pertama di Mongolia yang mereka jalani.

Sebelumnya, kuartet ini sudah wara-wiri ke beberapa festival di luar negeri, dari V-Rox 2017 di Vladivostok, Liverpool Sound City (Inggris), Canadian Music Week (Kanada) sampai festival bergengsi South By Southwest (SXSW) di Austin, Texas, Amerika Serikat.

Ada cerita unik tentang bagaimana mereka bisa bermain di Mongolia. Semuanya berawal tidak sengaja ketika Lightcraft bertemu dengan founder festival tersebut saat mereka tampil di festival musik V-Rox 2017 di Rusia. Ternyata sang pendiri Playtime Festival menonton ketiga penampilan lightcraft saat disana, dan ia langsung mengundang band asal Jakarta ini untuk ikut serta di Playtime Festival 2018. Sesederhana itu.

Venue Playtime Festival di Ulan Bator, Mongolia / dok. Lightcraft

Venue Playtime Festival sangat unik, festival ini digelar di kawasan perbukitan yang berangin. Suhu 7 derajat Celcius memaksa mereka menggunakan jaket tebal untuk melawan dingin. Lightcraft tak sendiri, duo elektronik asal Bandung, Bottlesmoker juga menjadi wakil Indonesia di festival bergengsi di Mongolia ini.

Aksi Lightcraft di Playtime Festival pada Sabtu malam / dok. Lightcraft

Tujuh lagu digeber Lightcraft yang naik panggung pada Sabtu (7/7) malam. Penampilan mereka disambut dengan sangat hangat dan antusiasme tinggi. Set mereka terdiri dari lagu-lagu yang akan dimuatkan di dalam album terbaru mereka Us Is All yang rencananya akan dikeluarkan akhir bulan Agustus.

Penonton Lightcraft di Playtime Festival, Mongolia / Lightcraft

“Kami sungguh terkejut melihat reaksi penonton, dan juga dengan jumlah orang yang menyaksikan aksi kami – seperti melihat lautan manusia! Mereka menari, bertepuk tangan, dan ikut menyanyi. Bayangkan saja, saat itu adalah pertama kalinya mereka melihat dan mendengarkan kami, tapi mereka sudah sampai ikut bernyanyi; memang luar biasa. Kami merasa sangat terharu. Sambutan mereka betul-betul sebuah penghormatan bagi kami sebagai sebuah band dari Indonesia yang mungkin mereka tak pernah dengar sebelumnya,” ujar gitaris Fari.

Senada dengan Fari, vokalis Imam mengaku sangat bangga bisa menginjakkan kaki di Mongolia dan menghibur penikmat musik di sana.

Foto bersama Labyrics dan Bottlesmoker / dok. Lightcraft

“Merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami dapat menjadi wakil dari Indonesia saat tampil di festival-festival seperti Playtime ini. Dan lagi-lagi kami belajar sangat banyak dan menemukan banyak kawan baru dari pengalaman kali ini. Akan menjadi sebuah kenangan yang sangat indah bagi kami semua, dan semoga dapat membuka pintu untuk peluang yang lebih banyak lagi untuk kami dan juga untuk teman-teman musisi dan band tanah air,” tutup vokalis Lightcraft, Imam.

Penulis
Wahyu Acum Nugroho
Wahyu “Acum” Nugroho Musisi; redaktur pelaksana di Pophariini, penulis buku #Gilavinyl. Menempuh studi bidang Ornitologi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjadi kontributor beberapa media seperti Maximum RocknRoll, Matabaca, dan sempat menjabat redaktur pelaksana di Trax Magazine. Waktu luang dihabiskannya bersama bangkutaman, band yang 'mengutuknya' sampai membuat beberapa album.

Eksplor konten lain Pophariini

Juicy Luicy – Nonfiksi

Lewat Nonfiksi, Juicy Luicy semakin mengukuhkan diri sebagai band pengusung lagu patah hati dengan formula pop R&B yang jitu dan ultra-catchy. Pertanyaannya: sampai kapan mereka akan menjual kisah patah hati kasihan dan rasa inferioritas …

Selat Malaka Resmi Mengeluarkan Album Penuh Perdana

Band asal Medan bernama Selat Malaka resmi mengeluarkan album penuh perdana self-titled hari Jumat (22/11). Sebelumnya, mereka sudah mengantongi satu single “Angin Melambai” yang beredar tahun lalu.     View this post on Instagram …