Liputan: Konfrensi Musik Pertama Di Indonesia, Archipelago Festival 2017

Oct 17, 2017

Konfrensi musik dan ajang festival bakat baru Archipelago Festival telah digelar selama 2 hari dari 14 sampai 15 Oktober 2017 di Soehanna Hall, The Energy Building Jakarta Selatan. Konfrensi musik yang digagas oleh 2 kolektif asal Indonesia, Sounds From the Corner dan Studiorama ini dihadiri oleh berbagai pembicara dari skena musik independen baik itu musisi maupun infrastukturnya, hingga musisi pop seperti Andien dan manajer Slank, Denny Ramadhani serta legenda musik seperti Guruh Soekarno Putra dan Yockie Suryo Prayogo.

Berbagai panel digelar dan mendapat sambutan antusias, sehingga waktu sejam yang disediakan pun terasa terlalu singkat. Karena biasanya setelah moderator dan panelis selesai hanya tersisa 15 menit untuk sesi tanya jawab. Pengecualian untuk panel spesial, Indonesian Pop Music yang berjalan seru hingga molor hingga 2 jam. Tentu saja karena panelis dan topiknya yang sangat menarik itu. Selain itu semua panel berjalan seru dengan durasi yang ketat. Meskipun beberapa panel dimulai sedikit terlambat.

Selain Indonesian Pop Music dengan Yockie Suryo Prayogo dan Guruh Soekarno Putra, panel spesial lainnya adalah Band & Brands dengan panelis Mo Morris (managing director Vice Indonesia) dari Vice Indonesia, dan panel spesial Peers&  Pioneers yang menghadirkan Helvi pendiri FFWD records, David pendiri Demajors dan Hanin pendiri Aksara records. Ketiga panel spesial ini digelar di ruangan dengan kapasitas lebih besar, dan mengingat topik dan pentingnya tema serta panelis. Sehingga tidak heran jika ruangan berkapasitas 100 kursi ini selalu penuh.

Archipelago Festival ini mengangkat 15 tema bahasan seputar infrastruktur musik di Indonesia, termasuk segala macam hal dibalik layar tentang industri musik dari band, manajemen, festival musik, label rekaman, merchandise hingga promosinya di era internet. Serunya diskusi terasa selalu tanggung karena terbatasnya durasi. Diakui salah satu panitia, Reno Ismara, kalau durasi panel yang relatif singkat karena harus membagi waktu agar semua diskusi bisa berjalan, serta tidak ingin sesi acara musiknya dimulai terlalu malam. Plus juga diakui ada beberapa tema menarik yang belum diangkat, namun dijanjikan semuanya akan lebih mendalam dan akan lebih baik pada penyelenggaraan berikutnya di tahun depan.

Konfrensi musik pertama beskala kecil di Indonesia ini berakhir Minggu mendekati tengah malam ditutup dengan penampilan dari duo elektronik bernama Asam. Sebelumnya selepas magrib grup musik lokal Gaung, Medium Rare, Onar, hingga Ramayan dari Malaysia, dj Chloe Martini dari Polandia tampil sejak pukul 5 sore setelah diskusi selesai. Sehari sebelumnya Afrikan Boy dari Inggris, serta grup musik lokal seperti Underground Bizniz Club, .Feast, Anomalyst serta grup Indonesia yang mendunia, Senyawa tampil di hari pertama.

Selamat untuk Archipelago Festival. Ditunggu kehadirannya tahun depan!

 

____

Penulis
Anto Arief
Suka membaca tentang musik dan subkultur anak muda. Pernah bermain gitar untuk Tulus nyaris sewindu, pernah juga bernyanyi/bermain gitar untuk 70sOC.
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
eddiemohammad
7 years ago

Pagelaran kemarin menarik; selain menjadi ajang jumpa bagi para musisi dan pelaku industri musik, saya juga melihat bagaimana Archipelago menarik minat pelaku industri ataupun musisi dari beberapa negara tetangga sebagai peserta panel diskusi : )

Eksplor konten lain Pophariini

5 Band Punk Indonesia Favorit MCPR

Dalam perhelatan Festival 76 Indonesia Adalah Kita di Solo, kami menemui band punk-rock asal tuan rumah, MCPR sebagai salah satu penampil untuk mengajukan pertanyaan soal pilihan 5 band punk Indonesia favorit mereka. Sebelum membahas …

Fraksi Penemu Sepeda Bercerita tentang Hobi di Single Gocapan

Setelah merilis single “Olahgaya” 2023 lalu, Fraksi Penemu Sepeda asal Bogor resmi meluncurkan karya terbaru berupa single dalam tajuk “Gocapan” hari Rabu (23/10). Lagu ini menceritakan serunya pengalaman bersepeda sambil mencari sarapan pagi.   …