MANJA Rilis Album Perdana Between Borders

Perjalanan band alternative pop rock asal Bali, MANJA akhirnya sampai di perilisan album penuh perdana bertajuk Between Borders (26/06). Sebagian sudah beredar sebelumnya, dan sisanya adalah materi baru yang siap memperkuat identitas mereka di kancah musik alternatif Indonesia.
Personel band ini, James mengungkapkan asal-usul judul album mereka yang diambil dari single pertama “Rise” tahun 2020.
“Di lagu itu, kami mengajak orang-orang yang mungkin merasa terputus dari identitas budaya mereka untuk menemukan ruang ‘di antara perbatasan’. Kami ingin membangun jembatan antara batas-batas itu, supaya orang-orang seperti kami bisa melintasinya karena banyak juga yang merasa terjebak di tengah-tengah akibat globalisasi,” kata James soal pemberian nama album Between Borders.
Sejak terbentuk pada tahun 2017, para personel MANJA mengaku telah melewati berbagai dinamika kehidupan. Maka album hadir sebagai potret dari semua cobaan dan perjuangan yang sudah terlewati hingga bertekad untuk tetap bertahan.
Nuansa yang hadir di album sangat berwarna. Dengan perbedaan latar belakang budaya, mereka membandingkannya dengan gumbo khas Louisiana atau tradisi megibung di Bali, kombinasi rasa dan pengalaman kolektif.
Nomor “Jungle Juice” dipilih menjadi trek fokus sang album untuk dirancang sebagai soundtrack musim panas. Namun di balik iramanya yang enerjik, lagu ini menyimpan pesan penting tentang persatuan adalah Bhinneka Tunggal Ika,.
Meski “Jungle Juice” menjadi andalan, para personel sepakat bahwa “Still Young (Reprise)” paling mewakili identitas MANJA karena menceritakan mereka saat membentuk band ini di usia yang tidak muda lagi dan berani bangkit setelah gagal di jalur masing-masing.
“Kami membentuk band ini relatif telat dibanding yang lain. Jadi lagu ini sangat menggambarkan kami. Kami sempat gagal waktu mencoba jalur karier masing-masing. Akhirnya kami bertiga berkumpul dan membentuk band. Kami bertahan karena harapan. Dan sekarang kami sampai di titik ini. Lagu ini benar-benar mewakili siapa kami,” tambah James.
Proses pembuatan Between Borders juga diperkaya oleh kolaborasi dengan sejumlah nama seperti Enrico Octaviano, Brian Kresna Putro, dan Vladimir Coman-Popescu. Perpindahan sementara mereka ke Jakarta pun membuka perspektif baru dan membawa pengaruh musikal segar.
“Ada banyak suara dan cara main gitar yang nggak bakal aku temuin kalau nggak pindah ke sini dan kenalan sama orang-orang baru,” kata Nick.
Harapan terbesar MANJA lewat album ini adalah agar lagu-lagu dalam album ini bisa menginspirasi pendengarnya, terutama di masa-masa sulit. “Kami ingin mengajak orang untuk membangun jembatan di masa-masa yang sulit ini, saling menemukan dan merayakan satu sama lain. Aku percaya, tujuan kita di hidup ini adalah untuk saling menemukan dan saling membantu,” tutup James.

Eksplor konten lain Pophariini
Pentingnya Dokumentasi dalam Karier Band
Bayangin deh lo dan band lo manggung di sebuah gigs kecil tapi intim. Suasana pecah, semua kompak, dan lo ngerasa ini momen magis. Tapi pas turun panggung, lo sadar, gak ada satu pun yang …
Beranda Rumah Asal Rangkasbitung Mengembalikan Unsur Akustik di Single Baru
Beranda Rumah, band folk asal Rangkasbitung resmi merilis single anyar dalam tajuk “Kelabu” hari Kamis (13/06). Materi ini diluncurkan bersama Firefly Records sebagai naungan. Band ini diperkuat oleh Rendy ‘Djoni’ Maulana pada …