Masakre – Morbid Extinction (EP)
Setelah tahun 2018 merilis EP Crawling to Perdition dan tribute compilation EP Infernal Praise pada 2021, Masakre band deathcrust asal Jakarta kembali dengan rilisan ketiga mereka. Sebuah EP berjudul Morbid Extinction yang dirilis di bawah bendera label musik ekstrim asal Singapura, Pulverised Records.
Secara musikal Morbid Extinction tidak terlalu jauh berbeda dengan para pendahulunya. Tetap konsisten menghajar telinga pendengar dengan riff-riff berat bernuansa jahat, purba dan menyeramkan. Gebukan brutal dari ketukan drum berkecepatan tinggi, vokal growling yang menggonggong seperti anjing dan sound busuk mahabising dengan feedback gitar yang memekakkan telinga.
Masakre juga sangat cerdik dalam memadukan influence musik ekstrim lain di luar daripada death metal dan crust punk. Seperti pada paruh akhir nomor “Excruciating Endless Darkness”, di mana dapat terdengar teknik tremolo picking ala black metal digunakan pada nomor ini. Hal ini tidak mengherankan karena Masakre juga sempat membawakan cover version dari Mayhem dan Hellhammer di rilisan sebelumnya.
Pengaruh dari musik ekstrim lain juga terasa di nomor terakhir “Abolished Realms” yang dipenuhi dengan riff gitar dan fill drum doom/sludge metal. Tentu dengan tempo yang lebih pelan dari lagu-lagu sebelumnya namun terkesan mengajak headbang dengan lebih brutal pula.
Intensitas musik Masakre bisa dibilang cukup tinggi, sehingga durasi pendek untuk lagu-lagunya adalah cara yang tepat dalam mempresentasikan gaya musik straight forward dan sama sekali tanpa basa-basi ini. Namun, dengan total durasi 11 menit 17 detik, Morbid Extinction memiliki durasi paling panjang dibanding rilisan-rilisan pendahulunya.
Penggunaan delay pada vokal dalam EP ini juga sesuatu yang buat saya aneh namun menarik dan cukup memberikan sedikit kesan eksperimental. Salah satu poin pembeda dari gaya vokal pada rilisan sebelumnya.
Namun sayang, hampir mustahil untuk mendengar apa yang mereka coba katakan dalam lirik mereka. Karena memang harus diakui untuk mendengar musik dengan gaya vokal growling yang low seperti ini pasti membutuhkan panduan lirik untuk mengerti apa yang disampaikan lewat lirik mereka. Mungkin Masakre hanya menuliskan lirik mereka dalam sleeve CD, Vinyl dan kaset mereka yang baru rilis beberapa waktu lalu.
Untuk masalah visual, artwork pada sampul depan Morbid Extinction juga sangat memuaskan mata saya. Mungkin untuk sebagian orang agak membosankan dan klise untuk melihat artwork hitam putih dengan gambar angker menghiasi berbagai sampul depan rilisan band dengan musik serupa, namun hal tersebut tidak pernah membuat saya bosan.
Dikerjakan oleh Muhamad Candra a.k.a. MFAXII, seorang ilustrator asal Bandung yang sudah banyak mengerjakan artwork untuk band-band ‘gelap’ di seluruh dunia. Tampaknya Masakre memang juga sudah menjadi pelanggan tetap mengingat semua artwork sampul ketiga rilisan Masakre sejauh ini adalah hasil karyanya.
EP ini mungkin belum banyak dibahas secara luas oleh penggemar musik lokal pada umumnya. Walaupun sebenarnya banyak media musik bawah tanah di beberapa negara yang sudah membahas soal EP Morbid Extinction ini. Ya memang gaya musik sebrutal ini sering kali hanya akan menjadi ‘primadona’ di kalangan atau skenanya sendiri dan bukan untuk semua orang. It’s either you like it or not. That’s it.
Eksplor konten lain Pophariini
- #hidupdarimusik
- Advertorial
- AllAheadTheMusic
- Baca Juga
- Bising Kota
- Esai Bising Kota
- Essay
- Feature
- Good Live
- IDGAF 2022
- Interview
- Irama Kotak Suara
- KaleidosPOP 2021
- KALEIDOSPOP 2022
- KALEIDOSPOP 2023
- Kolom Kampus
- Kritik Musik Pophariini
- MUSIK POP
- Musisi Menulis
- New Music
- News
- Papparappop
- PHI Eksklusif
- PHI Spesial
- PHI TIPS
- POP LIFE
- Review
- Sehidup Semusik
- Special
- Special Video
- Uncategorized
- Videos
- Virus Corona
- Webinar
Fraksi Penemu Sepeda Bercerita tentang Hobi di Single Gocapan
Setelah merilis single “Olahgaya” 2023 lalu, Fraksi Penemu Sepeda asal Bogor resmi meluncurkan karya terbaru berupa single dalam tajuk “Gocapan” hari Rabu (23/10). Lagu ini menceritakan serunya pengalaman bersepeda sambil mencari sarapan pagi. …
Beltigs Asal Bandung Menandai Kemunculan Lewat Single Pelican Cove
Bandung kembali melahirkan band baru yang menamakan diri mereka Beltigs. Band ini menandai kemunculan mereka dengan menghadirkan single perdana “Pelican Cove” hari Kamis (07/11). Beltigs beranggotakan Naufal ‘Domon’ Azhari (gitar), Ferdy Destrian …